Liputan6.com, Jakarta Kereta Rel Listrik (KRL) lintas Jogja-Solo siap beroperasi. Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Zulfikri mengatakan pihaknya tengah memantapkan segala aspek pengoperasian KRL ini.
Mulai dari aspek teknis hingga adaptasi masyarakat terhadap KRL ini. Dengan demikian, peresmian KRL Jogja-Solo ini masih belum dapat ditentukan.
"Kami sudah melaporkan kepada Pak Menteri (Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi), ini kereta api benar-benar kita coba dulu keandalannya. Makanya panjang sekali waktunya, uji trial kita sudah berbulan-ban dengan bertahap trial run dan terbatas," ujar Zulfikri dalam webinar, Selasa (19/1/2021).
Advertisement
Direncanakan, pihaknya akan menguji coba KRL ini secara gradual dengan mengajak penumpang baik dari instansi pemerintahan maupun dari masyarakat.
"Jadi tanggal 20 (Januari) ini kita ajak penumpang terbatas mungkin diundang dari pemerintahan, sampai tanggal 31 (Januari), lalu tanggal 1 (Februari) secara online akan diundang penumpang terbatas mungkin sampai tanggal 10 (Februari)," jelas dia.
Adapun mengenai tarif, Zulfikri memastikan tarif KRL Jogja-Solo ini masih sama seperti tarif KA Prambanan Ekspres (Prameks) karena di masa ini, pandemi Covid-19 masih berlangsung.
Yang pasti, pihaknya memastikan agar struktur tarif ini tidak mengganggu operasional kereta yang telah berjalan.
"Setahun ini tetap subsidi akan diberikan, dengan struktur tarif karena ini masih pandemi, terjadi penurunan juga yang signifikan, jadi tahun ini belum kondisi normal, jadi tarif masih sama dengan Prameks dengan struktur yang sama," tandas dia.
Saksikan Video Ini
Segera Beroperasi, KRL Jogja-Solo Bakal Angkut 6 Juta Penumpang di 2021
KRLÂ lintas Jogja-Solo akan segera beroperasi menggantikan kereta Prambanan Ekspres (Prameks). Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Zukfikri mengatakan, lintas KRL ini diproyeksi bakal mengangkut 6 juta penumpang pada 2021.
Hal ini dikarenakan wilayah Jogja-Solo telah menjadi wilayah aglomerasi dengan jumlah penduduk yang besar, sekitar 10 juta, sehingga membutuhkan angkutan massal yang memadai.
"Hasil studi kelayakan pembangunan elektrifikasi Jogja-Solo, didapati peningkatan potensi penumpang sangat signifikan. Pada 2021 diprediksi potensi penumpang KRL Jogja-Solo sekitar 6 juta," ujar Zulfikri dalam tayangan virtual bertajuk Hadirnya KRL Yogya-Solo, Selasa (19/1/2021).
Zulfikri melanjutkan, di koridor Jogja-Solo tersebar beragam obyek wisata sehingga lalu lintas penumpang diprediksi padat. Diharapkan, hadirnya KRL Jogja-Solo dapat mendukung pariwisata dengan transportasi umum masal dan ramah lingkungan.
"Tenntunya kehadiran KRL ini sangat memudahkan mobilitas dan memulihkan ekonomi di kawasan terdampak Covid-19," katanya.
Zulfikri melanjutkan, rencananya jalur ini akan dioperasikan dengan kapasitas yang lebih tinggi dari Prameks. Lalu, frekuensinya akan sama dengan Prameks, hanya armadanya saja yang diganti dengan kereta listrik.
"Saat dioperasikan secara komersial, KRL Jogja-Solo akan melayani penumpang selain Prameks juga bangkitan yang lain," katanya.
Dengan potensi yang besar, diprediksi KRL lintas Jogja-Solo akan mengangkut 29 juta penumpang di tahun 2035.
Advertisement