Produksi Melimpah, Menteri Trenggono Minta Petani Garam Kebumen Jualan Online

Dalam sekali produksi, "kampung garam" di Desa Tlogopragoto Kebumen Jawa Tengah bisa menghasilkan sekitar 7,2 ton yang didominasi garam kosmetik.

oleh Tira Santia diperbarui 12 Mar 2021, 14:51 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2021, 14:51 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam kunjungannya ke Kampung Garam di Kebumen, Jumat (12/3/2021). (Dok KKP)
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam kunjungannya ke Kampung Garam di Kebumen, Jumat (12/3/2021). (Dok KKP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendorong masyarakat dan Pemerintah Daerah untuk memasarkan garam yang dihasilkan secara online. Lantaran Produksi garam di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah meningkat sejak dibangunnya tunnel garam di Desa Tlogopragoto, Kecamatan Mirit.

Dalam sekali produksi, "kampung garam" ini bisa menghasilkan sekitar 7,2 ton yang didominasi garam kosmetik. Penjualan garam secara online ini menurut Menteri Trenggono, dapat mempermudah penjual dan pembeli sehingga diharapkan penyerapan terhadap garam yang diproduksi bisa lebih maksimal. Dengan demikian penghasilan petambak garam ikut meningkat.

"Penjualan lewat online itu sangat bagus. Kita harus dorong agar tidak ada tengkulak," ujar Menteri Trenggono dalam kunjungannya ke Kampung Garam di Kebumen, Jumat (12/3/2021).

Lanjutnya, kini tunnel produksi di Kampung Garam jumlahnya mencapai 40 unit dan mulai dioperasikan sejak akhir tahun 2020. Pembuatan tunnel ini bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang digagas pemerintah untuk membantu perekonomian masyarakat di masa pandemi Covid-19.

Terdapat Kelompok petambak garam Cirat Segoro Renges yang berproduksi di Kampung Garam, diantaranya ada 26 anggota di dalamnya dan yang mereka hasilkan adalah garam kosmetik serta garam konsumsi. Harga jual per kilogramnya di kisaran Rp30.000 sampai Rp40.000 dengan pasar sekitaran DI Yogyakarta dan Lampung.

Ketua Kelompok Cirat Segoro Renges Budi Santoso, menyebut penjualan garam melalui online dengan memanfaatkan media sosial. Dia berharap adanya bimbingan dari pemda dan juga UPT KKP supaya penjualan bisa lebih masif.

"Kami sudah jual garam lewat online tapi masih belum banyak. Kebanyakan yang beli datang langsung. Tapi kan ke depannya memang harus online. Kami harap ada pendampingan supaya pengemasan dan promosi yang dilakukan secara online lebih besar hasilnya," ujar Budi Santoso.

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Garam Piramid

Panen Garam
Petani memanen garam di Sidoarjo, Jawa Timur, 16 September 2019. Menurut petani, meningkatnya produksi garam saat musim kemarau dari lima ton menjadi delapan ton per minggu, mengakibatkan harga garam di tingkat petani tradisional untuk kualitas nomor satu menurun. (Juni Kriswanto/AFP)... Selengkapnya

Adapun saat ini Budi Santoso dan anggotanya sedang mengembangkan produksi garam piramid. Garam ini memiliki harga jual lebih tinggi mencapai Rp250.000 per kilogram. Namun dibutuhkan infrastruktur rumah kaca yang sekarang belum tersedia di Kampung Garam.

Tentunya, Menteri Trenggono mengapresiasi langkah petambak garam di Kebumen yang mau berkembang. Untuk itu, Menteri KKP meminta jajarannya membantu kelompok petambak menyiapkan infrastruktur yang dibutuhkan.

"Bisa dibuatkan nanti rumah kacanya. Satu blok dulu untuk model," ujar Menteri Trenggono.

Menanggapi, Dirjen Pengelolaan Ruang Laut TB Haeru Rahayu mengatakan akan langsung melakukan konsolidasi internal membahas rencana pembangunan rumah kaca untuk produksi garam piramid. "Kami juga akan koordinasi dengan pemda untuk ini," tandas TB Haeru.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya