Proyek Rampung, Tanggul Teluk Palu Tekan Dampak Akibat Tsunami

Perencanaan tanggul laut dibangun sepanjang sekitar 7,4 km, tepatnya menyisir pesisir Teluk Palu.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 19 Mar 2021, 20:00 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2021, 20:00 WIB
Tanggul Teluk Palu/Pantai Silebeta (Silae, Lere, Besusu dan Talise).
Tanggul Teluk Palu/Pantai Silebeta (Silae, Lere, Besusu dan Talise). (Dok. PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III Palu, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air telah menyelesaikan pembangunan Tanggul Teluk Palu/Pantai Silebeta (Silae, Lere, Besusu dan Talise).

Tanggul ini didesain untuk menahan muka air laut tertinggi agar tidak membanjiri kawasan Tangguh Bencana Silebeta dan menanggulangi abrasi.

"Pengaman pantai akan melindungi pantai dari resiko abrasi dan erosi akibat terjangan ombak. Ini akan melestarikan vegetasi dan kawasan permukiman nelayan di sekitar pantai," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Jumat (19/3/2021).

Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Kementerian PUPR di Sulteng Arie Setiadi Moerwanto mengatakan, sesuai perencanaan tanggul laut dibangun sepanjang sekitar 7,4 km, tepatnya menyisir pesisir Teluk Palu. Tanggul tersebut membentang mulai dari ujung Jalan Cumi-Cumi hingga kawasan penggaraman.

"Pekerjaan tanggul pantai tersebut merupakan bagian dari Pekerjaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana di Provinsi Sulawesi Tengah," kata Arie.

Dengan dibangunnya tanggul laut/pengaman Pantai Silebeta diharapkan dapat memberikan rasa aman warga dari kemungkinan naiknya air laut akibat pasang. Salah satunya juga meminimalisir dampak bencana jika tsunami sewaktu-waktu terjadi kembali.

Kepala BWS Sulawesi III Kementerian PUPR Taufik menyatakan, konstruksi Tanggul Teluk Palu/pengaman Pantai Silebeta yang dikerjakan sejak 2014 tersebut telah rampung seluruhnya. Konstruksinya dilaksanakan oleh PT Adhi Karya dengan nilai kontrak Rp 248 miliar.

"Saat ini tinggal pekerjaan pembangunan tambatan perahu nelayan yang direncanakan sebanyak 4 titik lokasi yakni 2 titik berada di Kelurahan Lere, 1 titik di wilayah penggaraman Kelurahan Talise, dan 1 titik di depan Hotel Wina Kelurahan Talise," jelasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tambatan Perahu

Pandangan Udara Kota Palu Usai Dilanda Gempa dan Tsunami
Pandangan udara memperlihatkan sejumlah bangunan rusak usai dilanda gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). Gempa berkekuatan 7,4 Magnitudo disusul tsunami melanda Palu dan Donggala pada 28 September 2018. (JEWEL SAMAD/AFP)

Untuk memfasilitasi pihak nelayan sementara waktu sampai dengan selesainya konstruksi tambatan perahu permanen, telah dibuat tambatan perahu sementara pada 2 titik yaitu di jalan Cumi-cumi dan di kawasan Kampung Nelayan Kelurahan Talise.

Taufik menambahkan, selain itu, pekerjaan pembangunan Tanggul Teluk Palu rencananya juga akan dilanjutkan pada area Watusampu MAKO LANAL Palu sepanjang 750 meter, area Jalan Komodo, dan sepanjang pesisir pantai dari Tanjung Tanah Runtuh sampai Muara Sungai Tondo.

"Saat ini untuk yang di MAKO LANAL Palu telah dikerjakan sekitar 92 meter. Sisa pelaksanaan pekerjaan menunggu hasil desain konsultan perencana serta proses pembebasan lahan terdampak untuk konstruksi untuk area lain," terangnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya