SILPA Capai Rp 254 Triliun di April 2021, Tanda Kas Negara Masih Aman

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan sisa lebih pembiayaan angagran (SILPA) mencapai Rp 254,19 triliun hinga April 2021.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Mei 2021, 14:50 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2021, 14:50 WIB
Rapat Kerja
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/6/2019). Pemerintah bersama Komisi XI DPR RI kembali melakukan pembahasan mengenai asumsi dasar makro dalam RAPBN 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan sisa lebih pembiayaan anggaran(SILPA) mencapai Rp 254,19 triliun hinga April 2021. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu tercatat hanya sebesar Rp150,7 triliun. Secara kuartalan, posisi SILPA juga lebih tinggi dibandingkan bulan Maret yang hanya Rp178,8 triliun.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan, SIPLA per April yang besar dibutuhkan sebagai buffer untuk memenuhi kebutuhan belanja ke depan. Sekaligus ini juga untuk mengantisipasi perkembangan pasar keuangan.

SILPA memang tinggi tapi ini karena buffer dan untuk kebutuhan belanja serta strategi pembiayaan karena antisipasi kenaikan inflasi di AS yang berpotensi menimbulkan ketidakpastian pembiayaan kita," ujarnya dalam Konferensi Pers APBN Kita, Selasa (25/5).

Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara menegaskan, bahwa posisi SILPA di April menunjukkan kas negara sangat aman dan memastikan akan terus mengoptimalkan pemulihan ekonomi.

SILPA April menunjukkan kas negara sangat aman dan sangat berhati-hati agar seluruh belanja yang dipakai untuk pemulihan ekonomi bisa dan akan tersedia untuk kita gunakan memaksimalkan pemulihan dan berikan recovery bagi masyakrat semua," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Gambaran Penarikan Utang

FOTO: Uang Beredar pada November 2020 Capai Rp 6.817,5 Triliun
Petugas menata tumpukan uang di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (20/1/2021). BI mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tetap tinggi pada November 2020 dengan didukung komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang kuasi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebagai informasi peningkatan SILPA periode April juga cukup menggambarkan bahwa pemerintah menarik utang yang cukup tinggi pada bulan April dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Di mana, realisasi pembiayaan utang selama April 2021 mencapai Rp410,1 triliun atau setara 34,83 persen dari target Rp1.117,4 triliun. Angka ini naik 80,83 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp226,8 triliun.

Pembiayaan utang berasal dari penarikan utang baru melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp416,7 triliun atau naik 79,90 persen dibandingkan April 2020. Penerbitan SBN ini sudah 34,52 persen dari target dalam APBN 2021 sebesar Rp1.207,3 triliun.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya