Selama Pandemi, Mayoritas Nasabah PNM dari Pelaku UMKM

Mayoritas yang dilayani PNM di masa pandemi covid-19 terkait pembiayaan adalah para pelaku UMKM

oleh Tira Santia diperbarui 08 Sep 2021, 16:30 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2021, 16:30 WIB
FOTO: Mengunjungi Pameran Produk UMKM dalam Program Bangga Buatan Indonesia
Pengunjung memilih produk UMKM pada acara In Store Promotion di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu (18/11/2020). Pemerintah mendorong sektor UMKM sebagai tindak lanjut dari program Bangga Buatan Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM Arief Mulyadi mengatakan mayoritas yang dilayani PNM di masa pandemi covid-19 terkait pembiayaan adalah para pelaku UMKM. Sebab banyak dari mereka yang menjalankan usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

“Mayoritas yang kami layani, yang kami dampingi dan yang kami berikan pembiayaan adalah para pelaku usaha ultra mikro yang kalau dalam bahasa kami di keluarga besar PNM pelaku usaha subsisten, Kenapa subsisten? karena mereka melakukan usaha untuk memenuhi kebutuhan utamanya, buat makan buat hidup,” kata Arief dalam acara CEO Talks: Ketahanan Usaha Para Pelaku Usaha Subsisten di Tengah Pandemi, Rabu (8/9/2021).

Bahkan saat ini tercatat ada 10,8 juta pelaku usaha ultra mikro yang mendapatkan bantuan pembiayaan, pendampingan, dan pemberdayaan dari PNM. Menurutnya, selain memberikan pembiayaan, PNM juga mendorong agar pelaku ultra mikro tersebut untuk tumbuh.

“Saat ini PNM layani, dampingi dan insya Allah juga berdayakan, yang cara ekosistem sudah cukup besar yang total ada sekitar 10,8 juta pelaku usaha Ultra mikro, dan mikro serta sebagian pelaku usaha kecil dan menengah beberapa pelaku usaha yang sudah meningkat ke usaha menengah,” ujarnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Ubah Pola Pikir UMKM

UMKM Diajak Manfaatkan Fasilitas GSP Ekspor Produk ke AS
Pekerja membuat mebel di kawasan Tangerang, Selasa (3/11/2020). Kementerian Koperasi dan UKM mengajak para pelaku UMKM yang telah siap mengekspor untuk memanfaatkan Generalized System of Preference (GSP). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Disamping itu, PNM juga melakukan rekayasa sosial atau merubah pola pikir para pelaku UMKM. Tujuannya, agar mereka tidak hanya berhenti untuk mendapatkan keuntungan demi memenuhi kebutuhan hidup saja, melainkan memberikan manfaat kepada lingkungan sekelilingnya.

“Kami lakukan lebih banyak rekayasa sosial/social engineering kepada para pelaku usaha. Jadi kami breakthru (terobosan) dulu mindset nya,” ujarnya.

Dari 10,8 juta pelaku usaha ultra mikro itu, mayoritas adalah ibu-ibu. PNM terus berupaya mendorong ibu-ibu tersebut agar usahanya meningkat dan memberikan manfaat kepada orang lain, seperti membuka lapangan pekerjaan baru.

“Di atas 10 juta nasabah kami adalah ibu-ibu. Jadi kami bilang ke mereka, kalau usaha ibu maju dan meningkat kesejahteraan keluarga, ibu juga bisa memberikan maslahat atau manfaat ke sekeliling. Ibu bisa mempekerjakan keluarga saudara atau tetangga. Ada job creature yang muncul disitu,” pungkasnya.   

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya