Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) memanfaatkan Fly Ash Bottom Ash (FABA) atau abu sisa pembakaran batu bara dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ropa untuk membedah rumah warga di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Program bedah rumah di Ende ini, General Manager PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur Agustinus Jatmiko mengatakan, merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial dan lingkungan PLN.
Baca Juga
Perseroan tersebut pun menggelontarkan dana Rp 140 juta untuk membangun 7 unit rumah layak huni dengan tipe 35m2 bagi warga Ende.
Advertisement
"Yang unik dari program ini adalah PLN memakai bahan baku pembangunan rumah tersebut menggunakan FABA sebagai salah satu prinsip circular economy," kata Jatmiko, demikian dikutip dari rilis pers PLN, Sabtu (11/9/2021).
Jatmiko juga menuturkan, pemanfaatan FABA yang disulap jadi bata intelock untuk mendukung program bedah rumah ini dapat menghemat biaya hingga 40 persen. Bata interlock yang digunakan tersebut merupakan hasil olahan warga Ende yang mendapatkan pelatihan dari PLN.
Kegiatan ini merupakan lanjutan dari serangkaian pemanfaatan FABA yang dimulai dari training for trainer sejak Oktober 2020 lalu yang dilanjutkan MoU bersama stakeholder terkait.
"Salah satu tujuan dari pemanfaatan FABA yaitu untuk meningkatkan kompetensi generasi muda Indonesia dengan melibatkan kelompok masyarakat dalam dunia usaha penciptaan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat melalui pemanfaatan produk FABA seperti bata interlock, paving blok, dan bahan bangunan konstruksi," papar Jatmiko.
Dijelaskan juga oleh Jatmiko bahwa inovasi pemanfaatan FABA ini sudah berjalan sejak satu tahun. Ia pun berharap pemanfaatan FABA ini bisa memberikan dampak lebih kepada masyarakat.
“Semoga dengan Pemanfaatan produk FABA ini tercipta kehidupan masyarakat yang lebih baik dan dinikmati masyarakat lebih banyak.” tutur Jatmiko.
Adapun apreasi dari Bupati Ende Djafar H. Achmad, terhadap program yang diberi nama Bedah Rumah tersebut.
Menurut Djafar, kolaborasi dan sinergi dengan Pemda Kabupaten Ende dan Keuskupan Agung Ende dilandasi dengan semangat gotong royong.
Disampaikannya, bahwa "Ende sebagai kota Pancasila, telah mewujudkan inovasi yang bermanfaat dan membangun masyarakat melalui pemanfaatan FABA yang dapat menghemat biaya 40 persen untuk pembangunan daerah".
Djafar mengatakan, inovasi pemanfaatan FABA untuk pemberdayaan daerah menumbuhkan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dalam pengelolaan FABA dalam menciptakan lapangan kerja baru dan ini sejalan dengan salah satu program unggulan Pemda Ende yang selaras yaitu, Sustainable Development Goals (SDGs).
"Kabupaten Ende siap untuk menjadi pilot project nasional dan bersinergi dengan daerah-daerah lain dalam pengembangan inovasi tersebut. Terima kasih atas semangat dan kerja keras PLN untuk terus memberi manfaat lebih lagi, dari aktivitas pelayanan dalam memastikan ketersediaan listrik bagi masyarakat di tengah pandemi," ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Uskup Agung Ende Sambut Pemanfaatan FABA
Uskup Agung Ende, Mgr. Vincentius Sensi Potokota menyampaikan dukungannya atas langkah PLN dalam pemanfaatan FABA dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
Vincentius menyampaikan, "Saya berpikir ini aksi kemanusiaan dan suatu yang mulia. Saya menyatakan dukungan saya sebagai pimpinan umat dan mendukung bagi masyarakat kurang mampu dengan memanfaatkan produk FABA untuk jangka panjang".
Apresiasi terhadap PLN juga diberikan oleh salah satu penerima manfaat FABA, Maria Theresia Sensi Warga Bhoanawa, Kecamatan Ende Selatan, Kabupaten Ende, NTT yang berprofesi sebagai guru honorer SD Inpres Bhoanawa 1.
"Hari ini saya terharu karena mendapatkan bantuan bedah rumah yang dibangun dari awal oleh PLN dan keuskupan Agung yang terus mendukung, semoga kedepannya ada lagi yang merasakan hal yang sama seperti saya. Terima kasih PLN," tutur Sensi.
Advertisement