Menko Airlangga: Negara G20 Harus Bersatu untuk Atasi Masalah Global

Dalam Pertemuan Sherpa ke-2 G20, Menko Airlangga menyampaikan bahwa jutaan orang yang terkena dampak konflik antar negara mendambakan terpenuhinya kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan keamanan.

oleh Arief Rahman H diperbarui 11 Jul 2022, 11:30 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2022, 11:30 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan opening remarks secara virtual pada Pertemuan Sherpa ke-2, Minggu (10/7/2022). (Dok Kemenko Perekonomian)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan opening remarks secara virtual pada Pertemuan Sherpa ke-2, Minggu (10/7/2022). (Dok Kemenko Perekonomian)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, Presidensi G20 Indonesia meyakini bahwa konsensus akan dicapai para delegasi dalam mempertimbangkan jalan keluar untuk isu-isu yang menjadi prioritas.

G20 sebagai forum ekonomi global utama harus bertindak bersama mengatasi tantangan global yang multidimensi dan saling terkait. Pada hari ini kita memiliki tanggung jawab untuk memikirkan orang lain dan memberikan solusi yang nyata,” ujar Menko Airlangga saat memberikan opening remarks secara virtual pada Pertemuan Sherpa ke-2, Minggu (10/7/2022).

Dalam pertemuan yang diselenggarakan di Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut, Menko Airlangga menyampaikan bahwa jutaan orang yang terkena dampak konflik antar negara mendambakan terpenuhinya kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan keamanan, yang sempat “hilang” karena konflik atau perang.

“Rasa kemanusiaan harus dikedepankan dan menjadi yang utama dalam pertemuan Labuan Bajo. Tanggung jawab kita adalah memberikan solusi untuk mengatasi keluhan mereka, memberikan harapan untuk kehidupan yang lebih baik. Sehingga tidak ada orang, negara, atau wilayah yang ditinggalkan. Dengan demikian, G20 dapat memberikan jalan bagi stabilitas, pemulihan, dan kemakmuran global,” tegas Menko Airlangga.

Inflasi serta ketahanan pangan dan energi dikhawatirkan akan menghambat ekonomi global sekaligus mempersulit upaya pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs). Sebagai salah satu negara Champions dari Global Crisis Response Group (GCRG), Indonesia juga diharapkan dapat membantu memberikan solusi atas krisis keuangan, pangan, dan energi yang terjadi di dunia. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kunci

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan opening remarks secara virtual pada Pertemuan Sherpa ke-2, Minggu (10/7/2022). (Dok Kemenko Perekonomian)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan opening remarks secara virtual pada Pertemuan Sherpa ke-2, Minggu (10/7/2022). (Dok Kemenko Perekonomian)

Forum ekonomi utama ini harus mampu menunjukkan kepemimpinan global dengan memberikan solusi untuk mengatasi tantangan yang ada saat ini maupun dalam jangka panjang.

Indonesia juga mengharapkan dukungan dari seluruh negara anggota G20 untuk mendapatkan konsensus bagi aksi yang praktis dan kongkret untuk menunjukkan bahwa G20 benar-benar merupakan forum ekonomi utama, termasuk didalamnya tiga prioritas Presidensi yakni kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi energi.

“Meskipun konteksnya cukup sulit, grup dengan keanggotaan yang beragam ini memiliki kemampuan untuk membuat kemajuan. Presidensi menghargai dukungan anggota untuk membentuk Financial Intermediary Fund (FIF) bagi manajemen kesiapsiagaan dan pencegahan pandemi, yang dihasilkan dalam pertemuan Joint Health and Finance Task Force bulan lalu,” jelas Menko Airlangga.

Kepercayaan dan sikap saling menghormati di antara anggota G20 merupakan kunci untuk mengedepankan dialog dan konsensus.

Disamping itu, Sherpa bertugas untuk memelihara hubungan kerja yang kondusif yang menjadi faktor yang sangat penting dalam mengubah saran berupa kebijakan dan permasalahan teknis yang kompleks menjadi berbagai tindakan yang berani dan nyata bagi seluruh kepala negara anggota G20.

 

Ketahanan Ekonomi Global

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan opening remarks secara virtual pada Pertemuan Sherpa ke-2, Minggu (10/7/2022). (Dok Kemenko Perekonomian)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan opening remarks secara virtual pada Pertemuan Sherpa ke-2, Minggu (10/7/2022). (Dok Kemenko Perekonomian)

Kelompok G20 juga harus mampu melihat ke depan dalam mendukung pertumbuhan dan ketahanan ekonomi global. Agenda 2030 untuk SDGs juga harus menjadi pedoman negara anggota G20, terutama membantu meningkatkan kehidupan di negara-negara berkembang yang rentan. Indonesia memahami situasi dunia saat ini, sehingga Sherpa menyerukan persatuan supaya dapat dihasilkan solusi atas kebijakan dan keuangan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dunia saat ini.

“G20 harus menjadi restoran yang luar biasa dan menyajikan menu yang luar biasa pula. Makanan tidak pernah akan tersajikan jika para chef sibuk bertengkar di dapur. Sangat penting dalam masa krisis ini bagi G20 untuk meningkatkan kepercayaan sebagai forum ekonomi utama global. Presidensi berharap suasana yang nyaman di Labuan Bajo dapat mendukung Sherpa mencapainya, di mana para chef G20 dapat menyajikan menu yang luar biasa dan bisa dinikmati seluruh dunia,” ujar Menko Airlangga saat mengakhiri sambutannya dengan sebuah analogi.

 

Memperkuat Ketahanan Pangan dan Energi Global

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi turut memberikan opening remarks dan menyampaikan bahwa terlihat komitmen kuat untuk berkolaborasi, dan memperkuat ketahanan pangan dan energi global, dimana hampir semua peserta sepakat tentang pentingnya mengatasi gangguan dalam rantai pasokan pangan dan energi global.

Dalam perhelatan kali ini, hadir juga perwakilan dari organisasi-organisasi internasional yakni International Monetary Fund (IMF), World Trade Organization/International Renewable Energy Agency, dan Food and Agriculture Organization (FAO), yang menyampaikan pandangan mereka mengenai kondisi ekonomi global dan tantangan yang akan dihadapi dalam upaya untuk memulihkan keadaan ekonomi pasca pandemi Covid-19.

Acara pembukaan kali ini dilaksanakan secara hybrid, dengan dihadiri oleh 20 negara anggota G20, 9 negara undangan, dan 10 organisasi internasional. Hal ini menunjukkan semangat para pihak untuk mewujudkan tujuan utama diadakannya pertemuan ini, yaitu memastikan setiap Working Group dalam Sherpa Track berjalan lancar, serta untuk mengidentifikasi langkah berikutnya yang akan diambil setiap Working Group agar dapat memenuhi deliverables yang ditargetkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya