Bangun SUTT Raha–Baubau, PLN Dirikan Tower Lintasi Laut

aringan SUTT Raha–Baubau yang dibangun PLN menghubungkan Pulau Buton dan Pulau Muna di Sulawesi Tenggara.

oleh Arief Rahman H diperbarui 05 Agu 2022, 20:10 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2022, 20:10 WIB
PLN mempercepat pembangunan jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Raha–Baubau. (Dok PLN)
PLN mempercepat pembangunan jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Raha–Baubau. (Dok PLN)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) mempercepat pembangunan jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Raha–Baubau guna meningkatkan keandalan listrik Pulau Muna. Jaringan SUTT ini menghubungkan Pulau Buton dan Pulau Muna di Sulawesi Tenggara.

General Manager PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulawesi Defiar Anis mengatakan, PLN bersinergi dengan para pemangku kepentingan seperti Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Baubau dan Distrik Navigasi Kelas III Kendari untuk mendukung kelancaran salah satu Proyek Strategis Nasional tersebut.

“Sinergi terus dilakukan PLN dalam penyelesaian pembangunan SUTT 150 kV Raha-Baubau. Khusus untuk jaringan yang melintasi laut di perairan Selat Buton, PLN berkolaborasi dengan KSOP Kelas II Baubau dan Distrik Navigasi Kelas III Kendari dalam melakukan survey untuk pengurusan izin melintas laut," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (5/8/2022).

Pada pembangunan jaringan SUTT 150 kV Raha-Baubau ini, PLN akan membangun sebanyak 278 tower yang terbagi atas 2 section, yaitu section 1 yaitu GI Raha - TIP 141 dan section 2 yaitu TIP 141 – GI Baubau.

Khusus untuk section 2 pada TIP 231-232 akan melintasi laut yang merupakan jalur utama transportasi perairan.

Kepala Seksi Operasi Distrik Navigasi Kelas III Kendari, Kamaluddin Latumanggi membenarkan adanya rencana jaringan transmisi PLN yang akan melintasi alur pelayaran perlintasan Baubau. Pihaknya akan memberikan dukungan dalam pembangunan infratruktur ini.

 

PLN mempercepat pembangunan jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Raha–Baubau. (Dok PLN)
PLN mempercepat pembangunan jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Raha–Baubau. (Dok PLN)

Sehubungan dengan adanya rencana pembangunan jaringan transmisi yang akan melintasi alur pelayaran dan perlintasan di Baubau, Tim Distrik Navigasi Kelas III Kendari dan KSOP Kelas II Baubau telah melakukan survei gabungan.

"PLN dan kami mengambil titik koordinat as tower penyeberangan tersebut disertai dengan pengukuran pasang surut air laut sebagai pertimbangan teknis dan rekomendasi dalam penerbitan izin melintas laut," terangnya.

“Kami yang terlibat dalam pelaksanaan survei gabungan senantiasa mendukung PLN dalam penyelesaian pembangunan infrastruktur ini khususnya terkait pengawasan keselamatan pelayaran," tambahnya.

Secara keseluruhan  progres untuk pekerjaan SUTT 150 kV Raha-Baubau sudah mencapai 73,31 persen. Segala upaya terus dilakukan PLN demi percepatan penyelesaian proyek jaringan transmisi 150 kV antar pulau pertama yang ada di Sulawesi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

PLN Dibayangi Kelebihan Listrik

PLN
PT PLN (Persero) telah menyalurkan 511.892 megawatt hour (MWh) listrik hijau melalui layanan sertifikat energi baru terbarukan (EBT) atau Renewable Energy Certificate (REC) kepada lebih dari 160 pelanggan bisnis dan industri hingga Juni 2022. (Dok. PLN)

PT PLN (Persero) terus bertranformasi menjadi perusahaan energi masa depan yang berbasis energi bersih. Belajar dari krisis energi, PLN mengubah tantangan menjadi peluang untuk berkembang. Selain itu, agenda transisi energi global membuat listrik menjadi energi andalan di masa depan.

Dalam CEO Lecture bertajuk The Future Energy is Electricity, We Face It, We Fight For It yang diselenggarakan di Auditorium Kantor Pusat, Selasa (2/8), Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan, PLN memegang peran penting dalam mengadaptasi agenda transisi energi.

PLN akan menjadi perusahaan energi kelas dunia dengan mengubah tantangan yang ada saat ini menjadi potensi penguatan perusahaan.

Krisis energi dan perubahan iklim beberapa tahun belakang membutuhkan respons yang cepat. Saat ini produksi minyak nasional hanya 630 ribu barel per hari, padahal kebutuhan harian mencapai 1,5 juta barel.

Karena itu transisi energi yang berbasis impor ke domestik mesti dilakukan untuk menghadapi tantangan ini.

"PLN sebagai ujung tombak transisi energi di Tanah Air serta jantung perekonomian nasional, kita mendapatkan dukungan penuh dari Presiden. Dalam transisi energi ini kita tidak boleh membebani keuangan PLN dan APBN. Ini kita tangkap sebagai peluang dalam menjawab tantangan yang kita hadapi saat ini,” ujar Darmawan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (3/8/2022).

Ia menjelaskan saat ini salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh PLN adalah oversupply. Hingga 2030 mendatang akan ada tambahan kapasitas listrik sebesar 40,6 GW lagi.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Konsumsi Listrik

PLN
PT PLN (Persero) telah menyalurkan 511.892 megawatt hour (MWh) listrik hijau melalui layanan sertifikat energi baru terbarukan (EBT) atau Renewable Energy Certificate (REC) kepada lebih dari 160 pelanggan bisnis dan industri hingga Juni 2022. (Dok. PLN)

Namun, ia menjelaskan oversupply ini menjadi tantangan sekaligus peluang besar bagi PLN untuk meningkatkan konsumsi listrik nasional sekaligus menyukseskan proses transisi energi bersih yang berbasis pada sumber daya domestik.

Untuk menjawab krisis multidimensional tersebut, Darmawan memaparkan, strategi PLN akan ditunjang oleh tiga faktor penting, yakni meningkatkan penggunaan kendaraan listrik, kompor induksi, dan jasa layanan internet.

Dari sisi mendorong ekosistem kendaraan listrik, PLN melakukan penambahan infrastruktur kendaraan listrik seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) maupun Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di Indonesia. Saat ini sudah ada 139 unit SPKLU yang siap memenuhi kebutuhan pengguna kendaraan listrik di seluruh Indonesia.

Program konversi LPG ke kompor induksi, lanjut Darmawan, selain bisa menjadi solusi menyerap listrik juga dapat mengurangi beban APBN. Dengan harga gas dunia yang sedang tinggi, harga keekonomian LPG mencapai Rp 19.609 per kg. Sementara harga jual eceran yang dipatok pemerintah sebesar Rp 4.250 per kg. Artinya, ini menjadi beban APBN sebesar Rp 15.359 per kg.

"Dengan program konversi kompor ke 15 juta pelanggan penerima manfaat selain bisa menyerap listrik juga bisa menyeimbangkan Current Account Defisit (CAD) negara," tambah Darmawan.

 

Infografis Vonis Bebas Eks Dirut PLN Sofyan Basir
Infografis Vonis Bebas Eks Dirut PLN Sofyan Basir. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya