Intip Kurs Dolar Australia Hari Ini 4 Oktober 2022

Mengutip data RTI, posisi dolar Australia terhadap rupiah menguat tipis 0,06 persen pada pukul 10.07 WIB.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Okt 2022, 10:24 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2022, 10:24 WIB
Dolar Australia
Uang kertas 50 dolar Australia ditemukan terdapat kesalahan cetak. (RESERVE BANK OF AUSTRALIA)

Liputan6.com, Jakarta - Dolar Australia terhadap rupiah hari ini, Selasa, 4 Oktober 2022 bergejolak. Dolar Australia terhadap rupiah sempat menguat tipis.

Mengutip data RTI, posisi dolar Australia terhadap rupiah menguat tipis 0,06 persen pada pukul 10.07 WIB. Posisi dolar Australia terhadap rupiah dibuka melemah ke posisi 9.945 dari posisi sebelumnya 9.951. Posisi dolar Australia terhadap rupiah tertinggi di posisi 9.983 dan terendah 9.901.

Sementara itu, posisi dolar Australia terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung menguat. Saat ini naik 0,25 persen. Posisi dolar Australia terhadap dolar AS dibuka di posisi 0,6513. Kini, posisi dolar Australia di posisi tertinggi 0,6518 dan terendah 0,6484. Pada penutupan sebelumnya, dolar Australia terhadap dolar AS di kisaran 0,6517.

Untuk kurs valas perbankan, mengutip laman BCA, kurs eRate BCA untuk dolar Australia, posisi beli 9.946,87 dan jual 9.958,20.

Sedangkan di Bank Mandiri, kurs dolar Australia untuk posisi beli 9.909 dan jual 9.964.Di BNI untuk kurs valas dolar Australia, posisi beli 9.867 dan jual 10.016.

Rupiah Berpotensi Melemah pada Selasa 4 Oktober 2022

FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, perdagangan Senin, 3 Oktober 2022, Rupiah ditutup melemah 75 poin walaupun sebelumnya sempat menguat 70 poin di level Rp 15.302. Sedangkan, pada penutupan perdagangan sebelumnya Rupiah berada di posisi 15.227.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, Rupiah berpotensi melemah pada perdagangan Selasa, 4 Oktober 2022.“Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.290 hingga Rp 15.370,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Senin (3/10/2022).

Secara internal, hal ini dipengaruhi, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan laju inflasi pada September 2022 sebesar 1,17 persen (month-to-month/mtm) dan secara tahunan menembus 5,95 persen year to year/yoy.

“Data yang dirilis tersebut lebih baik dibandingkan ekspektasi para analis yaitu laju inflasi 1,2 persen (month-to-month/mtm) sedangkan angka inflasi tahunan sebesar 5,98 persen year to year/yoy,” jelas Ibrahim

Lonjakan inflasi didorong oleh naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Pada 3 September 2022, pemerintah Indonesia telah menaikkan harga BBM Subsidi Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter.

Disusul, harga Solar subsidi dikerek menjadi Rp 6.800 per liter dari Rp 5.150 per liter. Dua BBM Subsidi terset rata-rata naik 31,4 persen.

 

Selanjutnya

Nilai Tukar Rupiah Menguat Atas Dolar
Teller tengah menghitung mata uang dolar di penukaran uang di Jakarta, Junat (23/11). Nilai tukar dolar AS terpantau terus melemah terhadap rupiah hingga ke level Rp 14.504. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Walaupun inflasi masih di bawah ekspektasi para analis namun hal tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk menjaga transmisi harga energi dan komoditas.

Sebagaimana diketahui, pada Agustus 2022, inflasi nasional telah mencapai 4,69 persen. Angka tersebut sudah mengalami penurunan, tetapi sumbangan terbesarnya tetap berasal dari kelompok harga pangan bergejolak (volatile foods), kemudian juga dari proses transmisi dari harga-harga energi yang masuk ke dalam harga kelompok barang yang ditentukan pemerintah (administered price).

Kemudian inflasi yang terus tinggi, selanjutnya adalah kecepatan dari normalisasi moneter dari negara-negara maju sehingga menimbulkan ketidakpastian di pasar keuangan global.

Sejalan dengan itu, ke depannya tekanan inflasi masih terus berlanjut, harga pangan dan energi masih terus mengalami peningkatan, dan distrupsi dari pasokan juga terus terjadi sehingga risiko untuk inflasi nasional masih berada di atas 4 persen pada 2022 dan 2023.

Indeks Dolar AS Menguat

Rupiah Stagnan Terhadap Dolar AS
Teller tengah menghitung mata uang dolar AS di penukaran uang di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di perdagangan pasar spot hari ini di angka Rp 14.125. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dolar AS menguat terhadap mata uang lainnya pada Senen, setelah pemerintah Inggris setuju untuk mempermudah rencananya untuk pemotongan pajak yang tidak didanai.

Tren ini secara luas diperkirakan akan menguatkan dolar dalam beberapa bulan mendatang, karena beberapa bank sentral menaikkan suku bunga lebih jauh untuk memerangi inflasi yang membandel.

Pemerintah Inggris memutuskan untuk membatalkan usulan penghapusan tarif pajak penghasilan tertinggi, sebuah rencana yang telah banyak dikritik di Partai Konservatif yang berkuasa serta negara secara keseluruhan.

Menteri Keuangan baru Kwasi Kwarteng mengumumkan rencananya untuk memotong pajak secara substansial, termasuk tarif pajak penghasilan tertinggi 45p, sebagai bagian dari anggaran mini pada 23 September.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya