Liputan6.com, Jakarta - Oang terkaya di dunia, Elon Musk kembali menjadi sorotan warganet setelah memposting video dirinya tengah berjalan masuk ke kantor pusat Twitter membawa wastafel. Video tersebut meningkatkan spekulasi tentang keputusan pembelian Twitter yang direncanakan bos Tesla itu.
Miliarder itu menghadapi tenggat waktu Jumat untuk menyelesaikan pembelian senilai USD 44 miliar (£38 miliar), yang ia umumkan beberapa bulan lalu tetapi kemudian mencoba untuk mengabaikannya.
Baca Juga
Dia setuju untuk bergerak maju awal bulan ini, hanya beberapa minggu sebelum sidang pengadilan atas langkah-langkah itu akan dimulai.
Advertisement
"Memasuki kantor pusat Twitter, biarkan itu meresap!" tulis Musk di Twitter, dikutip Kamis (27/10/2022).
Entering Twitter HQ – let that sink in! pic.twitter.com/D68z4K2wq7
— Elon Musk (@elonmusk) October 26, 2022
Selain itu, Musk juga terlihat mengubah biodata akun Twitternya menjadi "Chief Twit" dan merubah lokasinya di Twitter HQ.
Belum diketahui jelas apakah sang miliarder sudah bertemu dengan para eksekutif di Twitter. Tetapi dia mengatakan telah bertemu dengan beberapa orang di kantor pusat raksasa media sosial Tersebut.
"Bertemu banyak orang keren di Twitter hari ini!," ungkapnya, dalam postingan terpisah.
Musk mengatakan situs media sosial membutuhkan perubahan signifikan. Setidaknya satu laporan telah menyarankan dia merencanakan PHK besar-besaran.
Seperti diketahui, Musk diberikan tenggat waktu hingga 28 Oktober 2022 untuk menuntaskan kesepakatan membeli Twitter, atau menghadapi persidangan atas kontrak tersebut.
Elon Musk Cuma Punya Waktu Sampai Pekan Ini, Putuskan Jadi Beli Twitter Rp 684 Triliun atau Lanjut Sidang
Waktu terus berjalan bagi miliarder Elon Musk untuk segera menyelesaikan kesepakatannya membeli Twitter. Orang terkaya dunia pemilik Tesla itu hanya punya waktu sampai pukul 5 sore pada Jumat pekan ini untuk menutup akuisisi senilai USD 44 miliar atau sekitar Rp 687 triliun atau menghadapi persidangan yang sebelumnya tertunda.
Seperti yang diketahui, Musk pada bulan April setuju untuk membeli Twitter (TWTR) seharga USD 54,20 per saham yang bereda. Lalu beberapa minggu kemudian, berusaha untuk mengakhiri kesepakatan.
Dia awalnya mengutip kekhawatiran atas prevalensi bot di platform dan kemudian menambahkan klaim dari pelapor perusahaan. Twitter (TWTR) menggugatnya untuk menindaklanjuti akuisisi tersebut.
Akhirnya kedua belah pihak berada di tengah-tengah proses litigasi yang kontroversial. Alhasil perlu mempersiapkan persidangan yang sudah dimulai pada 17 Oktober ketika Musk mengatakan kepada Twitter bahwa dia ingin melanjutkan dengan menutup kesepakatan dengan harga yang awalnya disepakati.
Hakim yang mengawasi kasus tersebut, Kanselir Pengadilan Kanselir Delaware Kathaleen St. Jude McCormick, memberi kedua belah pihak waktu hingga 28 Oktober untuk menutup kesepakatan atau menghadapi persidangan November.
Dalam minggu-minggu sejak litigasi dihentikan, Twitter tampaknya terus mengambil langkah untuk menutup kesepakatan. Bloomberg pada pekan lalu saja melaporkan bahwa perusahaan telah membekukan akun saham karyawan untuk mengantisipasi penutupan kesepakatan dan mengungkapkan bahwa pengacara untuk Musk dan Twitter sedang mempersiapkan dokumen untuk menutup kesepakatan.
Advertisement
Usai Kuasai Twitter, Miliarder Elon Musk Dilaporkan Bakal Pecat 75 Persen Karyawan
Miliarder Tesla sekaligus orang terkaya di dunia, Elon Musk mengatakan kepada calon investor terkait kesepakatannya untuk membeli Twitter, berencana memangkas hampir 75 persen dari 7.500 pekerja perusahaan media sosial itu.
Kabar rencana Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) itu pertama kali dilaporkan oleh outlet media Washington Post pada Kamis (20/10), yang mengutip sebuah wawancara dan dokumen.
Dilansir dari laman The Staits Times, Jumat (21/10/2022) PHK diperkirakan terjadi dalam beberapa bulan mendatang, menurut laporan itu. Sebelumnya, karyawan Twitter telah bersiap untuk PHK selama berbulan-bulan.
Para eksekutif membahas rencana awal tahun ini untuk memberhentikan sekitar 25 persen karyawan, tetapi rencana itu dibatalkan setelah Musk setuju untuk membeli perusahaan media sosial ternama itu, menurut sejumlah sumber yang mengetahui masalah tersebut yang berbicara kepada Bloomberg.
Sebaliknya, Twitter telah berusaha untuk memotong biaya dengan cara lain, salah satunya membekukan perekrutan pada Mei 2022 dan mengumumkan serangkaian penutupan kantor selama musim panas.
Sumber juga menyebut, ada kemungkinan perusahaan perlu melakukan PHK jika kesepakatan pemmbelian oleh Elon Musk gagal, meskipun saat ini belum ada pemangkasan yang direncanakan.
Sementara itu, dalam sebuah memo kepada staf setelah laporan Washington Post, penasihat umum Sean Edgett memperingatkan para pekerja untuk bersiap menghadapi "banyak desas-desus dan spekulasi publik" saat rampungnya kesepakatan pembelian Twitter oleh Elon Musk.
"Sejak kesepakatan merger sudah ada, tidak ada rencana PHK di seluruh perusahaan," katanya.