Arif Budimanta: Ekonomi Indonesia Tumbuh di Atas AS, Uni Eropa, China dan Singapura

Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi ini di luar siklus puncak konsumsi Indonesia yang terjadi pada lebaran dan mudik dan di tengah situasi ekonomi global yang cukup lambat.

oleh Tira Santia diperbarui 08 Nov 2022, 14:20 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2022, 14:20 WIB
Proyeksi Ekonomi Indonesia 2022
Seseorang melintas dekat jendela berlatar gedung bertingkat dan permukiman di kawasan Jakarta, Senin (17/1/2022). Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,2 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia membukukan pertumbuhan ekonomi 5,72 persen di kuartal III 2022. Menurut Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta, realisasi pertumbuhan ekonomi ini merupakan salah satu indikasi bahwa ketahanan perekonomian terjaga dengan baik.

Bahkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi ini di luar siklus puncak konsumsi Indonesia yang terjadi pada lebaran dan mudik dan di tengah situasi ekonomi global yang cukup lambat.

"Jika dibandingkan dengan beberapa negara seperti Amerika Serikat yang tumbuh 1,8 persen (y-o-y), Uni Eropa 2,4 persen (y-o-y), China 3,9 persen (y-o-y) maupun Singapura 4,4 persen (y-o-y), maka apa yang telah kita capai di kuartal III 2022 yang lalu perlu kita apresiasi dan syukuri," ungkap Arif dalam keterangan tertulis, Selasa (8/11/2022).

Arif menilai, apa yang telah dicapai pada kuartal III lalu dapat menjadi modal positif bagi perekonomian nasional pada kuartal IV 2022 dan akan membawa perekonomian 2023 yang lebih prospektif.

Selain itu, penyaluran kredit perbankan juga tumbuh semakin cepat, per September pertumbuhan kredit tercatat sebesar 11 persen (y-o-y).

Prospek dan momentum yang sangat baik tersebut harus dijaga dengan baik dan tetap waspada terhadap kondisi perekonomian global yang masih terus bergerak secara dinamis, maupun terhadap kondisi pandemi yang masih belum sepenuhnya usai. Dengan kewaspadaan dan manajemen risiko yang baik, maka capaian yang sudah baik akan semakin terjaga.

"Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana agar kinerja ekonomi yang positif dan pertumbuhan kredit perbankan yang semakin cepat ini dapat diikuti oleh penyerapan lapangan kerja terutama di sektor formal. Dengan semakin banyak tenaga kerja yang terserap, akan membuat kinerja dan ketahanan ekonomi ke depan akan semakin kuat dan berkelanjutan. tutup Arif.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


BI Bocorkan 2 Pendorong Inti Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kuartal III 2022

BI Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 5,4 Persen di 2019
Pemandangan gedung bertingkat di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Kamis (14/3). Bank Indonesia (BI) meyakini pada tahun ini inflasi masih akan terkendali. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ekonomi Indonesia tumbuh tinggi pada kuartal III 2022. Badan Pusat Satatistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi dalam periode tersebut mencapai 5,72 persen.

Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Junanto Herdiawan menjelaskan, kinerja ekonomi yang tetap kuat tersebut ditopang oleh berlanjutnya perbaikan permintaan domestik dan tetap tingginya kinerja ekspor.

Perbaikan ekonomi nasional juga tercermin pada kinerja berbagai lapangan usaha dan seluruh wilayah yang tetap baik.

"Ke depan, pertumbuhan ekonomi diprakirakan tetap kuat didorong oleh perbaikan permintaan domestik sejalan dengan terus meningkatnya mobilitas dan berlanjutnya penyelesaian Program Strategis Nasional (PSN)," jelas dia dalam keterangan tertulis, Selasa (8/11/2022).

Namun demikian, dampak perlambatan ekonomi global terhadap kinerja ekspor dan potensi tertahannya konsumsi rumah tangga akibat kenaikan inflasi patut diwaspadai.

Dari sisi pengeluaran, hampir seluruh komponen menunjukkan pertumbuhan yang positif. Konsumsi rumah tangga tumbuh tinggi sebesar 5,39 persen (yoy), melambat dibandingkan capaian triwulan sebelumnya 5,51 persen (yoy).

Pertumbuhan yang tetap tinggi tersebut sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat, masih terbatasnya dampak penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM), serta adanya penyaluran bantuan sosial dan subsidi energi.

 

 


Kinerja Investasi

FOTO: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kinerja investasi juga membaik dengan tumbuh sebesar 4,96 persen (yoy), terutama investasi nonbangunan baik mesin maupun peralatan.

Sementara itu, konsumsi Pemerintah masih terkontraksi sebesar 2,88 persen (yoy) yang bersumber dari penurunan belanja barang untuk Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN).

Peningkatan ekspor terus berlanjut dengan pertumbuhan mencapai 21,64 persen (yoy), ditopang oleh permintaan mitra dagang utama yang tetap kuat dan kebijakan percepatan ekspor minyak kelapa sawit. Impor juga tumbuh tinggi sebesar 22,98 persen (yoy) seiring dengan kinerja permintaan domestik dan ekspor yang tetap tinggi.


Lapangan Usaha

FOTO: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dari sisi Lapangan Usaha (LU), hampir seluruh Lapangan Usaha pada triwulan III 2022 tumbuh positif. Pertumbuhan tersebut terutama ditopang oleh beberapa Lapangan Usaha, seperti Industri Pengolahan, Pertambangan, Pertanian, serta Perdagangan Besar dan Eceran.

Lapangan Usaha Transportasi dan Perdagangan serta Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum juga mencatat pertumbuhan yang tinggi didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat dan kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara.

Secara spasial, perbaikan ekonomi ditopang oleh pertumbuhan yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia, dengan pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), diikuti Bali-Nusa Tenggara (Balinusra), Jawa, Kalimantan, dan Sumatera. 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya