Sekjen Kemnaker: Tantangan Ketenagakerjaan Harus Jadi Peluang

Berbagai tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam bidang ketenagakerjaan harus dapat dijadikan peluang.

oleh Tira Santia diperbarui 23 Des 2022, 15:00 WIB
Diterbitkan 23 Des 2022, 15:00 WIB
Kemnaker
Sekjen Kemnaker, Anwar Sanusi, saat membuka Rapat Koordinasi Persiapan Pertemuan ke-12 WGHRD IMT-GT di Bandar Lampung, Lampung, Jumat (15/7/2022).

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Anwar Sanusi, mengatakan berbagai tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam bidang ketenagakerjaan harus dapat dijadikan peluang, untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan pengantar kerja sebagai pelaksana penempatan tenaga kerja di instansi.

"Adanya transformasi digital semakin mendekatkan pelayanan dinas, khususnya pengantar kerja kepada masyarakat, dengan memberikan layanan yang mudah, murah, cepat dan akurat," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Anwar Sanusi ketika menutup kegiatan Rapat Koordinasi Teknis Pejabat Fungsional Pengantar Kerja, di Jakarta, Jum'at (23/12/2022).

Dia menjelaskan, Rakornis ini sebagai sarana pembelajaran untuk lebih memahami perkembangan layanan online, sehingga nantinya para pengantar kerja siap memberikan layanan penempatan tenaga kerja secara digital.

"Oleh karena itu, investasi yang harus diprioritaskan dalam pengembangan transformasi digital adalah kesiapan dan pengembangan kapasitas SDM penempatan sebagai pelaksana teknis layanan ketenagakerjaan," jelas Sekjen Anwar.

Adapun perhelatan G20 beberapa waktu lalu, kata Sekjen Anwar juga menitikberatkan pada pencapaian tiga karakteristik transformasi digital yaitu inklusivitas, empowering dan sustainable.

"Ketiga hal ini menjadi penguat dalam implementasi layanan ketenagakerjaan yang lebih efektif, efisien, zero cost dan komprehensif," ujarnya.

 

Kompetensi

Kemnaker
Sekjen Kemnaker, Anwar Sanusi, saat membuka Job Fair Walk-in-Interview Disabilitas Kerja Indonesia di Jakarta, Selasa (12/7/2022)

Disamping itu, Anwar Sanusi mengapresiasi capaian yang dilakukan oleh instansi pembina pengantar kerja dengan memastikan pemenuhan kesejahteraan dan kompetensi pengantar kerja.

Menurutnya, pengantar kerja sebagai konselor Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) dengan aplikasi layanan konseling yang terintegrasi dengan SIAPKerja telah menjadi perwujudan dari efektivitas dan transformasi digital yang nyata.

"Saya berharap pengantar kerja seluruh Indonesia dapat meningkatkan kompetensinya melalui pemanfaatan aplikasi layanan antar kerja," tutup Anwar Sanusi.

Industri Kreatif Mampu Serap 14,3 Juta Tenaga Kerja

Halal Park Senayan
Pengunjung melihat produk UMKM dari Rumah Kreatif BUMN (RKB) binaan BNI saat Launching Halal Park di Senayan Jakarta, Selasa (16/4). Halal Park yang akan bertransformasi menjadi Halal Distrik didesain menjadi ekosistem bagi pelaku industri gaya hidup halal di Tanah Air. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Co- Founder & CEO Investree, Andrian Gunadi menyatakan industri kreatif memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia. Sebanyak 6,98 persen industri tersebut menyumbang dari pada Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia.

Tak hanya itu, industri kreatif juga menyerap tenaga kerja sebanyak 14,3 juta dan kinerja ekspor sebesar USD 23,9 miliar. Namun ternyata nampaknya industri kreatif selama 2 tahun pandemi covid-19 merupakan salah satu industri yang terdampak.

"Yang menjadi challege juga adalah keterbatasan akses terhadap pendanaan," ujar Adrian dalam acara Investree Conference, Rabu (14/12).

Secara umum, akses pembiayaan tradisional bagi Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM) Kreatif masih terbatas. Oleh karena itu pihaknya memberikan alternatif diluar daripada tradisional.

"Dan alhamdulilah sebenarnya setelah kita bekerja, industri kreatif ini kurang lebih sudah berkontribusi 37 persen dari total portfolio dari investree," jelasnya.

Pencapaian Investree di industri kreatif apabila di akumulatif dari tahun 2015 hingga sekarang total penyaluran pinjaman sebanyak Rp 1,636 triliun dengan jumlah pinjaman 6311 perusahaan atau pun industri kreatif yang bergerak di beberapa bidang.

Beberapa bidang yang dimaksud yakni fashion, kedua konsultan kreatif dan event organizer, ketiga agency periklanan dan digital agency dan terakhir adalah content creator, streaming, platfoam dan rumah produksi.

"Jadi kalau kita bekerja sub segmen dari industri kreatif itu sangat beragam, dan disisi apa yang kita bangun bagaimana kita membangun profil risiko dari industri ini ternyata audit yang berbasis konten itu dan kreativitas ternyata bisa juga kok memperoleh akses pendanaan. Jadi kita harus mulai melihat, tidak hanya dari sisi fixasset tapi bagaimana konten, bagaimana kreatifitas bisa kita support, tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya