Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, optimistis pemerintah mampu memenuhi target inflasi 3 plus minus 1 pada 2023. Guna mencapai target tersebut, Pemerintah telah menyiapkan berbagai macam program inflasi pengendalian inflasi 2023.
"Beberapa hal yang dilakukan untuk mencapai target 3 plus minus 1 persen di tahun 2023 sesuai dengan APBN," kata Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP), Senin (20/2/2023).
Baca Juga
Pemerintah pun berkomitmen untuk memperkuat kebijakan, dan menjaga stabilitas makro ekonomi, mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, melakukan penguatan ketahanan pangan melalui implementasi lumbung pangan dengan kerjasama antar daerah.
Advertisement
Selain itu, Airlangga menegaskan, Pemerintah juga akan memperkuat data ketersediaan pangan untuk mendukung pengendalian inflasi dan memperkuat komunikasi guna mendukung ekspektasi inflasi dari masyarakat.
"Dalam rangka komitmen itu, semua pihak TPIP akan melaksanakan rakornas Pengendalian inflasi 2023 bulan Agustus dengan tema memperkuat sinergi inovasi untuk stabilitas harga pangan menuju ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan," ujarnya.
Anggaran
Adapun gerakan nasional pengendalian inflasi pusat juga didukung oleh Bank Indonesia, melalui program kegiatan pasar murah, kerja sama antar daerah, subsidi ongkos angkut, gerakan tanam cabai, replikasi model bisnis, alsintan, digitalisasi dan mempererat koordinasi.
“Ke depan, pemerintah dan Bank Indonesia baik di pusat dan daerah akan mendorong sinergi agar IHK inti inflasi tetap terjaga dalam sasarannya,” ujarnya.
Di sisi lain, dalam rangka mengantisipasi lonjakan inflasi, Pemerintah telah menyediakan dana Rp 104,2 triliun untuk menjaga ketahanan pangan nasional tahun ini melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Anggaran ketahanan pangan ada Rp 104,2 triliun yang ada di kementerian/lembaga dan non kementerian/lembaga,” pungkasnya.
Inflasi Januari 2023 Capai 5,28 Persen, BPS: Lebih Rendah dari Tahun Lalu
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi Januari tahun 2023 sebesar 5,28 persen (yoy). Angka ini lebih rendah dari jika dibandingkan tingkat inflasi pada bulan Desember yakni 5,51 persen (yoy)
“Inflasi tahun ke tahun pada Januari 2023 terhadap Januari 2022 itu mencapai 5,28 persen (yoy),” kata Kepala BPS, Margo Yuwono di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Rabu (1/2/2023).
Margo menjelaskan, tingkat inflasi Januari 2023 sebesar 0,34 persen (mtm). Hal ini terjadi karena indeks harga konsumen meningkat dari 113,59 pada Desember 2022 menjadi 113,98 di Januari 2023.
“Inflasi ini relatif lebih rendah dibandingkan Januari tahun sebelumnya sebesar 0,56 persen,” kata dia.
Adapun kelompok pengeluaran terbesar dari kelompok makanan, minuman dan tembakau. Margo menjelaskan komoditas penyumbang inflasi secara mtm terbesar dari beras, cabai merah, ikan segar, cabai rawit dan rokok kretek filter.
“Itu adalah beberapa komoditas penyumbang inflasi pada bulan Januari secara mtm,” katanya.
Advertisement
Harga Beras
Dia melanjutkan, pada bulan Januari 2023, inflasi pangan tercatat 2,34 persen atau memberikan andil 0,07 persen. Tingkat inflasi pangan ini ini lebih tinggi dari bulan lalu.
Secara khusus dia membahas beras pada Januari 2023 mengalami inflasi 2,30 dan andilnya 0,07 persen. Jika dibandingkan tahun lalu, komoditas beras pada Januari 2022 sebesar 0,94 persen dan andilnya ke inflasi sebesar 0,03.
“Jadi kalau dilihat pergerakan waktunya inflasi di beras ini terjadi kenaikan dibandingkan Desember 2023 dan Januari 2022,” kata di.
Sementera itu, penyumbang deflasi pada bulan Januari 2023 yakni transportasi. Penyumbang deflasi terbesar dari tarif angkutan udara, bensin dan telur ayam ras.
Dari sisi wilayah sebaran inflasi seluruh kota yang diamati BPS mengalami kenaikan inflasi. Inflasi tertinggi di Kota Baru yakni, 7,78 persen (yoy). Penyumbangnya inflasinya angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, bensinn, beras, rokok kretek/filter dan bawang merah. Sementara itu, inflasi terendah ada di Kota Sorong dengan tingkat inflasi 3,23 persen (yoy).