Waspada Perusahaan Abal-Abal di Job Fair, Begini Cara Menghindarinya

Keberadaan Job Fair atau sering disebut juga dengan bursa kerja bagaikan oasis bagi para pelamar kerja. Mengingat, banyaknya perusahaan yang membuka lowongan kerja secara ramai-ramai.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Mar 2023, 19:00 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2023, 19:00 WIB
Job Fair
Keberadaan Job Fair atau sering disebut juga dengan bursa kerja bagaikan oasis bagi para pelamar kerja. Mengingat, banyaknya perusahaan yang membuka lowongan kerja secara ramai-ramai. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Keberadaan Job Fair atau sering disebut juga dengan bursa kerja bagaikan oasis bagi para pelamar kerja. Mengingat, banyaknya perusahaan yang membuka lowongan kerja secara ramai-ramai.

Meski begitu, tak sedikit keberadaan perusahaan fiktif atau abal-abal di acara Job Fair. Kondisi ini tentu amat merugikan para pencari kerja yang berharap dapat bekerja perusahaan profesional.

Lantas bagaimana cara terhindar dari perusahaan abal-abal saat di Job Fair?

1. Cek Kredibilitas Perusahaan

Melamar laman jobstreet.co.id, Minggu (16/3), terdapat sejumlah cara yang dapat anda ketahui untuk terhindar dari perusahaan fiktif. Antara lain, pastikan kredibilitas alamat dan nomor kontak perusahaan tercantum resmi.

"Jika alamat yang kamu temukan berbeda dengan alamat yang tercantum, itu adalah salah satu contoh iklan lowongan pekerjaan palsu," tulis jobstreet.

2. Perhatikan Alamat E-mail dan Website Perusahaan

Perusahaan yang profesional akan mencantumkan alamat e-mail resmi mereka. E-mail tersebut digunakan untuk menerima lamaran kamu atau memanggil kamu untuk wawancara.

"Alamat e-mail perusahaan palsu biasanya domain gratis atau web based seperti Yahoo dan Gmail," ungkap Jobstreet.

Ciri lainnya, ketika perusahaan memberikan informasi panggilan interview, mereka langsung mengirimkannya dari e-mail resmi perusahaan. Pastikan kamu mengirimkan resume atau menerima panggilan interview dari alamat e-mail dengan pola seperti ini. Berikut contohnya:

  • Resmi  : namapenerima@namaperusahaan. com
  • Fiktif    : nama.perusahaan@gmail.com atau namahrd@yahoo.com

 

3. Memungut Biaya

Job Fair
Pencari kerja mencari informasi lowongan pekerjaan saat acara Job Fair di kawasan Jakarta, Rabu (27/11/2019). Job Fair tersebut digelar dengan menawarkan lowongan berbagai sektor untuk mengurangi angka pengangguran. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Modus paling populer dari perusahaan palsu adalah meminta uang untuk dana transportasi, uang registrasi, dan jenis pungutan lainnya dari para pencari kerja. Modus lainnya lokasi tes berada di luar kota, sehingga kamu akan diarahkan untuk memakai agen travel atau memesan hotel tertentu.

"Jadi, berhati-hatilah karena ini adalah salah satu modus yang oknum-oknum sering pakai," terang jobstreet.

Selain itu, jangan pernah percaya juga jika pihak perekrut mengharuskan kamu untuk membayar sejumlah uang agar memperlancar proses penerimaan kerja.

4. Langsung Diterima Kerja Tanpa Perlu Tes

Bagi perusahaan profesional, proses rekrutmen membutuhkan waktu berkala. Maka, kandidat harus melewati beberapa tahapan proses sebelum akhirnya bisa diterima.

Selain itu, perusahaan akan memastikan kandidat memiliki skill dan memenuhi persyaratan rekrutmen untuk menunjang bisnis perusahaan. Sehingga, perusahaan yang profesional tidak mungkin langsung menerima kamu begitu saja.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya