Petani di Medan Sambut Baik Pelatihan Produksi Kopi Organik yang Digelar Kementan

Demi menjaga kualitas kopi organik, Kementerian Pertanian melalui Ditjen Perkebunan khususnya Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan terus berupaya meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas kopi organik, salah satunya dengan melakukan pembinaan, bimbingan, dan pendampingan.

oleh stella maris diperbarui 12 Mei 2023, 14:22 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2023, 12:50 WIB
Kementan
Kementan/Istimea.

Liputan6.com, Sumatera Utara Pasar global ternyata makin melirik kopi organik Indonesia yang memiliki cita rasa lebih murni dan alami. Selain itu, produk kopi organik pun lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan berbagai senyawa kimia berbahaya. 

Kepala Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan, Parlin Robert Sitanggang mengatakan bahwa organisme pengganggu tanaman (OPT) yang menyerang tanaman kopi, jadi faktor pembatas produksi. Adanya masalah tersebut menjadi perhatian dan pengelolaan pun harus lebih serius, dengan menerapkan strategi yang tepat. 

"Demi menjaga kualitas kopi organik, Kementerian Pertanian melalui Ditjen Perkebunan khususnya Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan terus berupaya meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas kopi organik, salah satunya dengan melakukan pembinaan, bimbingan, dan pendampingan kepada pekebun dalam menerapkan teknologi perlindungan perkebunan, pengamatan dan pengendalian OPT," ujar Parlin. 

Dia menjelaskan, sebagai salah satu upaya pengembangan kawasan organik kopi khususnya di Prov. Sumatera Utara telah dilakukan pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dan pembuatan indukan MOL dari perakaran tanaman bambu. 

Pelatihan Kegiatan yang dilaksanakan oleh Tim Kegiatan Pengembangan Kawasan Desa Organik BBPPTP Medan, mendapatkan apresiasi dan respon yang positif dari 12 orang petani kopi yang merupakan anggota Kelompok Tani Setia Tani dan delapan orang petugas Dinas Pertanian Kab. Tapanuli Selatan di Desa Pahae Aek Sagala Kec. Sipirok Kab. Tapanuli Selatan. Peserta pelatihan terlihat sangat antusias mengikuti pelatihan dan berharap hasil pelatihan dapat mereka manfaatkan untuk mengembangkan kopi organik di desa mereka. 

Lebih lanjut Parlin mengatakan, upaya lain seperti pendampingan Good Agricultural Practices (GAP) Kopi di lapangan maupun pendampingan administratif tetap dilaksanakan oleh BBPPTP Medan sebagai instansi yang didaulat membina petani organik di wilayah binaannya. 

"Semoga semakin banyak lagi petani dan desa yang mengusahakan kebun kopi mereka menjadi kopi organik sehingga pertanian organik kopi di Prov. Sumatera Utara dapat meningkat dari segi jumlah petani, produksi maupun kualitas produksi," ujar Parlin.

 

 

(*)

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya