Presiden AS Joe Biden: AS Tak Akan Bangkrut

Biden mengatakan bahwa negosiasinya dengan Ketua Partai Republik Kevin McCarthy, terkait kenaikan plafon utang berlangsung produktif.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 26 Mei 2023, 12:31 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2023, 12:31 WIB
Presiden ke-47 Amerika Serikat Joe Biden. (Dok. AFP)
Presiden ke-47 Amerika Serikat Joe Biden. (Dok. AFP)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyatakan bahwa AS akan menghindari gagal bayar atau default, meski anggota parlemen mengambil jeda 10 hari tanpa kesepakatan untuk menaikkan batas pinjaman negara untuk tetap membayar tagihan.

"Tidak akan ada default," ujar Joe Biden di Gedung Putih, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (26/5/2023).

Biden menambahkan, bahwa negosiasinya dengan Ketua Partai Republik Kevin McCarthy, yang memimpin mayoritas tipis di DPR AS berlangsung produktif.

Seperti diketahui, AS memiliki tenggat waktu selama sepekan hingga 1 Juni untuk melunasi utangnya atau menaikkan plafon utang.

Dengan plafon utang AS yang telah mencapai ambang batas USD 31,4 triliun, Partai Republik meminta pemotongan pengeluaran hingga USD 130 miliar, dibatasi hingga level 2022.

Mereka juga mendorong persyaratan kerja yang diperketat untuk penuntut tunjangan dan pencabutan dana bantuan pandemi yang tidak terpakai.

Sementara itu, Demokrat menolak usulan pemotongan itu dan meminta Partai Republik menandatangani kenaikan batas utang tanpa ikatan, seperti yang telah mereka lakukan puluhan kali di masa lalu.

McCarthy mengatakan anggota parlemen akan mendapat pemberitahuan 24 jam jika mereka diminta untuk kembali melakukan pemungutan suara selama reses, dengan negosiator yang mewakili Partai Republik dan Gedung Putih dilaporkan menutup kesenjangan perbedaan mereka.

"Kami tahu di mana perbedaan kami, dan kami akan terus berdiskusi di meja untuk mencoba menyelesaikan masalah ini," kata McCarthy.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


AS Tak Jadi Gagal Bayar Utang, Ketua DPR McCarthy: Saya Pastikan Ada Kemajuan Negosiasi

Ilustrasi Utang atau Pinjaman. Foto: Freepik
Ilustrasi Utang atau Pinjaman. Foto: Freepik

Negosiasi terkait keputusan plafon utang Amerika Serikat antara negosiator Presiden Joe Biden dan Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy telah mencapai kemajuan.

Melansir Channel News Asia, Kamis (25/4/2023) setelah pertemuan dengan Biden di Gedung Putih selama empat jam, McCarthy mengatakan negosiasi telah membaik dan berjalan produktif, juga akan berlanjut.

Dia memperkirakan kedua belah pihak akan mencapai kesepakatan, meskipun beberapa isu masih belum terselesaikan.

"Kami telah membuat beberapa kemajuan di sana. Jadi itu (negosiasi) sangat positif," ungkap McCarthy kepada wartawan.

"Saya ingin memastikan kami mendapatkan kesepakatan yang tepat. Saya dapat melihat bahwa kami sedang berusaha untuk itu," bebernya.

Senada, juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre juga mengatakan pembicaraan plafon utang telah membuahkan hasil.

"Jika terus berjalan dengan itikad baik, kita bisa mencapai kesepakatan di sini," kata Jean-Pierre dalam sebuah konferensi saat diskusi sedang berlangsung.

Seperti diketahui, AS masih menanti kesepakatan terkait kenaikan batas utang pemerintah yang telah mencapai ambang batas, sebesar USD 31,4 triliun atau setara Rp. 469,5 kuadriliun. 

Sementara itu, lembaga pemeringkat Fitch Ratings menempatkan AS pada pengawasan negatif. Badan itu menyebut, "risiko telah meningkat" bahwa pagu utang tidak akan dinaikkan sebelum tenggat waktu.

Di sisi lain, seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan peringkat Fitch Ratings merupakan "salah satu bukti bahwa gagal bayar bukanlah pilihan dan semua anggota parlemen yang bertanggung jawab memahami hal itu. Ini memperkuat kebutuhan Kongres untuk segera mengesahkan perjanjian bipartisan yang masuk akal untuk mencegah default".


Janet Yellen Pastikan 1 Juni AS Default, Bila Tak Mau Tambah Plafon Utang

Pimpinan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) Janet Yellen
Pimpinan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) Janet Yellen (Foto: Bloomberg)

Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen memastikan kepada Kongres bahwa Amerika berpotensi mengalami default atau gagal bayar utang paling cepat 1 Juni mendatang.

"Dengan informasi tambahan yang sekarang tersedia, saya menulis untuk dicatat bahwa kami masih memperkirakan Departemen Keuangan kemungkinan tidak akan lagi dapat memenuhi semua utang pemerintah jika Kongres tidak bertindak untuk menaikkan atau menangguhkan batas utang pada awal Juni, dan berpotensi paling cepat 1 Juni," kata Yellen, dikutip dari CNBC International, Selasa (16/5/2023).

Seperti yang dia sampaikan dalam surat sebelumnya kepada Kongres, Janet Yellen menggarisbawahi urgensi situasi tersebut.

"Menunggu hingga menit terakhir untuk menangguhkan atau menaikkan batas utang dapat menyebabkan kerugian serius bagi kepercayaan bisnis dan konsumen, meningkatkan biaya pinjaman jangka pendek untuk pembayar pajak, dan berdampak negatif pada peringkat kredit Amerika Serikat," jelasnya.

Yellen mengungkapkan bahwa, pihaknya telah melihat biaya pinjaman Treasury meningkat secara substansial untuk sekuritas yang jatuh tempo pada awal Juni 2023.

Pernyataan Yellen datang ketika pejabat Gedung Putih dan para pemimpin kongres bersiap untuk kembali bertemu, melanjutkan negosiasi mengenai potensi pemotongan belanja sebagai alternatif atau pengesahan kenaikan pagu atau plafon utang DPR. 

 


Biden Optimis Akan Ada Kesepakatan

Ilustrasi Utang atau Pinjaman. Foto: Freepik
Ilustrasi Utang atau Pinjaman. Foto: Freepik

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden telah menyatakan optimis pihaknya akan mencapai kesepakatan dengan Partai Republik untuk menaikkan atau menangguhkan batas utang untuk menghindari keruntuhan ekonomi.

"Saya benar-benar berpikir ada keinginan di pihak mereka, juga kami, untuk mencapai kesepakatan, dan saya pikir kami akan mampu melakukannya," ujar Biden kepada wartawan di Delaware.

Di sisi lain, Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy melihat negosiasinya dengan Biden masih belum mencapai titik terang.

"Saya masih berpikir kita berjauhan," kata McCarthy kepada NBC News di luar gedung Capitol. "Bagi saya tampaknya mereka belum menginginkan kesepakatan," tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya