Inilah Daftar Negara dengan Inflasi Tertinggi di Dunia, Siapa Teratas?

Venezuela, Argentina, dan Sudan telah dibebani dengan inflasi yang meroket selama beberapa dekade.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 11 Jul 2023, 13:00 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2023, 13:00 WIB
Mengenal Konsep Inflasi dalam Ekonomi
Ilustrasi Konsep Inflasi Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta Lonjakan inflasi di Amerika Serikat telah mereda dalam beberapa bulan terakhir, turun menjadi 4 persen pada bulan Mei setelah memuncak di atas 9 persen tahun lalu. 

Tetapi bahkan pada kondisi terburuknya, kenaikan inflasi di AS hanyalah penurunan dibandingkan dengan apa yang telah dialami oleh negara dengan inflasi tertinggi di dunia.

Melansir CNN Business, Selasa (11/7/2023) salah satu dari negara dengan inflasi tertinggi ini adalah Venezuela, Argentina, dan Sudan yang telah dibebani dengan inflasi yang meroket selama beberapa dekade.

Pada 2022 lalu, harga konsumen di Venezuela naik lebih dari empat kali lebih tinggi dari tahun sebelumnya, sementara di Argentina hampir dua kali lebih tinggi dari tahun 2021, menurut data dari Dana Moneter Internasional (IMF).

Sebagai perbandingan, inflasi tertinggi yang pernah dialami beberapa generasi di Amerika, baik milenial maupun Gen Z adalah pada tahun-tahun sebelumnya, menurut data IMF.

Sejak 1982, yang merupakan tahun awal generasi milenial, inflasi tahunan di AS rata-rata 2,9 persen dan hanya enam kali mencapai 4 persen, termasuk krisis keuangan 2007-2008 dan setelah pandemi Covid-19.

Di negara maju secara keseluruhan, inflasi rata-rata mencapai 2,4 persen sejak tahun 1990-an. 

Kemudian studi oleh The Fed menunjukkan bahwa periode inflasi yang sangat rendah berakhir pada tahun 2021, karena faktor-faktor termasuk pandemi dan perang Rusia-Ukraina.

Pada tahun 2021, inflasi di negara-negara maju, yaitu Uni Eropa, Inggris, dan AS naik menjadi 5,3 persen, kemudian menjadi 7,3 persen pada tahun 2022.

Sementara itu, inflasi di Venezuela terus berlanjut setidaknya sejak tahun 1980-an, menurut data IMF.

Negara Amerika Latin itu mengalami hiperinflasi lebih dari 130.000 persen pada tahun 2018, ketika pemerintah harus membuat mata uang baru, Bolivar Soberano, senilai 100.000 bolivar lama, untuk menyederhanakan transaksi.

Pada 2022, inflasi Venezuela masih 310 persen, tertinggi di dunia pada tahun itu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Daftar Negara dengan Inflasi Tertinggi di Dunia

Ilustrasi Inflasi
Ilustrasi Inflasi (Sumber: Pixabay)

Berikut adalah daftar negara dengan inflasi tertinggi di dunia pada tahun 2022, menurut IMF :

  • Venezuela 310 persen
  • Zimbabwe 244 persen
  • Argentina 95 persen
  • Sudan 87 persen
  • Turki 64 persen
  • Sri Lanka 57 persen
  • Suriname 55 persen
  • Ghana 54 persen
  • Iran 50 persen
  • Sudan Selatan 41 persen

Lonjakan Inflasi di Venezuela Sulitkan Pensiunan PNS

Memahami Fenomena Inflasi
Ilustrasi Penyebab Inflasi Credit: pexels.com/pixabay

Pensiunan dan pekerja sektor publik di Venezuala menjadi salah satu kelompok masyarakat paling terdampak lonjakan inflasi, kata Andrés Guevara, profesor ekonomi di Universitas Katolik Andrés Bello di Caracas dan CEO Omnis, sebuah perusahaan konsultan.

Negara itu membayar pensiun dan gaji pegawai negeri dalam mata uang lokal, sehingga bolivar mendevaluasi dan "kehilangan daya beli dan secara besar-besaran memiskinkan sektor-sektor populasi ini," sebutnya.

"Saya hanya bisa membeli sepotong keju (dengan uang pensiun)," ungkap seorang pensiunan asal Venezuela, Nelson Sánchez. Dia menerima bantuan dari anak-anaknya.

"Saya butuh banyak waktu untuk menyesuaikan diri," kata Sanchez, yang setelah 50 tahun bekerja mulai menerima uang dari keluarganya.


Uang Lokal Fluktuatif, Warga Venezuela Pilih Dolar AS

Ilustrasi uang dolar
Ilustrasi (iStock)

Ketika pemerintah bergulat dengan keuangan mereka, warga Venezuela telah menemukan cara untuk mengatasi keadaan ini. Salah satu solusi paling umum adalah menggunakan mata uang yang lebih stabil, khususnya dolar AS atau USD.

Guevara mengungkapkan bahwa, penggunaan USD untuk kegiatan transaksi sudah umum dilakukan di negaranya, ketika masyarakat tidak mempercayai mata uang lokal yang nilainya fluktuatif.

"Telah terjadi dolarisasi faktual ekonomi Venezuela," sebutnya. Menurut Guevara, meningkatkan inflasi di Venezuela membutuhkan institusi yang lebih baik dengan lebih banyak transparansi.

"Tidak ada kepercayaan, tidak ada aturan hukum dan landasan kelembagaan cukup lemah. Itu akar permasalahannya," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya