Indonesia-Filipina Jajaki Potensi Kerja Sama di Sektor Mineral dan Nanopreneurship

Indonesia dan Filipina menjajaki kemitraan strategis di dua sektor yaitu mineral dan nanopreneurship.

oleh Septian Deny diperbarui 07 Sep 2023, 11:41 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2023, 11:41 WIB
Roundtable Meeting Indonesia-Filipina dilaksanakan pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-43 2023 di Jakarta pada Rabu (6/9/2023).
Roundtable Meeting Indonesia-Filipina dilaksanakan pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-43 2023 di Jakarta pada Rabu (6/9/2023). Indonesia dan Filipina juga menjajaki kemitraan strategis di dua sektor yaitu mineral dan nanopreneurship.

Liputan6.com, Jakarta Roundtable Meeting Indonesia-Filipina dilaksanakan pada Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT ASEAN ke-43 2023 di Jakarta pada Rabu (6/9/2023).

Ketua Dewan Penasihat Bisnis ASEAN (ASEAN-BAC) sekaligus Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia) Arsjad Rasjid, menyatakan bahwa Roundtable Meeting Indonesia-Filipina semakin memperkuat kerja sama di bidang pertanian dan Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Selain itu, Indonesia dan Filipina juga menjajaki kemitraan strategis di dua sektor yaitu mineral dan nanopreneurship.

“Ini adalah dua bidang mutakhir yang sangat relevan bagi Indonesia dan Filipina,” kata Arsjad dalam pidato pembukaannya pada Pertemuan Meja Bundar Indonesia-Filipina.

Menurutnya, baik Indonesia maupun Filipina memiliki posisi penting di pasar mineral global, khususnya ekspor komoditas mineral yang digunakan dalam produksi baterai kendaraan listrik.

“Di Indonesia, kami bertujuan untuk terus berkolaborasi dengan Filipina di sektor mineral bernilai tambah yang dapat memaksimalkan potensi ekonomi kedua negara,” tambah Arsjad.

Pengembangan Kerja Sama UMKM

Disebutkan, terkait pengembangan kerja sama UMKM, Indonesia mengapresiasi kerja sama dengan Go Negosyo yang berhasil memajukan sektor UMKM pertanian di Filipina.

Hal ini mendorong Indonesia untuk mengumpulkan sumber daya dan membangun jaringan baru untuk memberdayakan pelaku UMKM akar rumput sebagai tumpuan perekonomian nasional.

“Selanjutnya, kami menantikan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama pertanian dan pengembangan UMKM dengan ASEAN BAC Filipina,” kata Arsjad.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pertumbuhan Inklusif

Roundtable Meeting Indonesia-Filipina dilaksanakan pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-43 2023 di Jakarta pada Rabu (6/9/2023).
Roundtable Meeting Indonesia-Filipina dilaksanakan pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-43 2023 di Jakarta pada Rabu (6/9/2023). Indonesia dan Filipina juga menjajaki kemitraan strategis di dua sektor yaitu mineral dan nanopreneurship.

Dalam kesempatan tersebut, Arsjad secara khusus mengajak seluruh pemangku kepentingan di kedua negara, termasuk pimpinan perusahaan, untuk bersama-sama memikul tanggung jawab menciptakan lingkungan di mana pertumbuhan inklusif menguntungkan semua pihak, membina kerja sama yang melampaui batas.

“Mari kita membangun persahabatan abadi yang dapat mengubah kehidupan sosial kita menjadi lebih baik. Mari kita memulai perjalanan eksplorasi, kerja sama, dan kemajuan bersama,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua ASEAN BAC Filipina, Jose Ma “Joey” Concepcion III, dalam sambutannya menyebutkan tiga topik utama yang dibahas dalam Roundtable Meeting Indonesia-Filipina: Nanopreneurship, Pertanian, dan Pengembangan UMKM.

Ia menegaskan, Indonesia dan Filipina memiliki visi yang sama untuk mewujudkan transformasi kawasan sejahtera yang dapat dicapai melalui kolaborasi di berbagai bidang, antara lain pertanian, UMKM, transformasi digital, mineral, dan nanopreneurship.

“Program mentoring regional dapat memfasilitasi pembelajaran kolaboratif dan pengumpulan pengetahuan. Kami hadir untuk saling membantu ketika diperlukan. Bersama-sama, tujuan kami adalah untuk mendapatkan banyak manfaat,” kata Joey.

Di sisi lain, Presiden Filipina Ferdinand “Bongbong” Romualdez Marcos Jr menyampaikan fokus Filipina dalam memaksimalkan potensi perdagangan dan investasi.

“Filipina juga akan berkonsentrasi pada produksi energi terbarukan dan menjadikan pertanian sebagai prioritas utama kami demi ketahanan pangan dan kesejahteraan rakyat kami,” ujarnya.

 


Pengembangan Sektor Pertanian

Nilai Tukar Petani Turun, Kementan: Hati-Hati Dalam Menggunakan Data
Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) ini belakangan muncul di berbagai media sosial yang diulas oleh sejumlah analisa.

Ia mengungkapkan, salah satu rencana pengembangan sektor pertanian antara lain dengan melakukan vaksinasi terhadap penyakit pada ternak, memastikan pasokan yang stabil, dan melakukan diversifikasi ke energi terbarukan.

Lebih lanjut, beliau menekankan dukungan kuat Filipina terhadap kemitraan dengan Indonesia dan keinginan Filipina untuk meningkatkan posisinya di pasar global melalui Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) antara ASEAN dan lima negara mitranya: Australia, Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, dan Selandia Baru.

“Kuncinya adalah selalu memastikan masyarakat dan kegiatan ekonomi produktif memiliki nilai investasi yang lebih besar. Kami optimis dengan memperkuat kemitraan regional dan aliansi strategis, kita dapat mendukung pertumbuhan ASEAN yang inklusif dan berkelanjutan yang juga berkembang secara global,” tutup Ferdinand.

Pertemuan Meja Bundar Indonesia-Filipina membahas tiga topik utama: Nanopreneurship, Kemitraan Ekonomi Mineral Bernilai Tambah, dan Pengembangan UMKM Pertanian.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya