Badai PHK AS Belum Usai, Sekarang Pekerja Perusahaan Ini Korbannya

PHK di Flexport akan terjadi sekitar akhir bulan ini, menurut sumber yang terkait dengan kabar tersebut.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 06 Okt 2023, 12:15 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2023, 12:15 WIB
Ilustrasi PHK (Istimewa)
Ilustrasi PHK (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Menjelang akhir tahun, badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kembali melanda Amerika Serikat, kali ini di sektor logistik.

Perusahaan startup logistik Flexport, berencana memangkas hingga 30 persen tenaga kerjanya karena pendiri perusahaan Ryan Petersen berupaya menopang keuangan perusahaan ekspedisi tersebut menyusul penurunan tajam dalam pendapatan.

Melansir Wall Street Journal, Jumat (6/10/2023) juru bicara perusahaan yang berbasis di San Francisco mengatakan Flexport mengambil langkah-langkah untuk mengembalikan profitabilitas perusahaan.

"Ryan sangat transparan dalam kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan dan disiplin biaya yang diperlukan untuk mengembalikan Flexport ke profitabilitas. Kami akan melakukannya dengan cara yang tidak berdampak pada layanan pelanggan dan kemampuan kami untuk membantu mengembangkan bisnis pelanggan kami,” kata juru bicara Flexport.

PHK diperkirakan akan terjadi sekitar akhir bulan ini, menurut sumber yang terkait dengan kabar tersebut.

PHK merupakan yang terbaru dari serangkaian perubahan dramatis di Flexport sejak Petersen tiba-tiba kembali menjabat sebagai CEO sekitar sebulan lalu.

Hal ini terjadi setelah CEO sebelumnya Dave Clark lengser, yang juga merupakan mantan eksekutif senior Amazon.com, karena perbedaan pendapat mengenai arah bisnis dan pengeluaran untuk operasi baru Flexport.

Setidaknya 11 eksekutif, banyak di antaranya dibawa oleh Clark, telah keluar atau di-PHK dari Flexport selama empat minggu terakhir, termasuk mantan eksekutif Microsoft dan Amazon Teresa Carlson, yang bergabung dengan Flexport sebagai presiden dan chief commercial officer pada bulan Januari.

Petersen juga dilaporkan membatalkan tawaran pekerjaan kepada puluhan orang baru yang bergabung dengan perusahaan atau akan mulai bekerja di sana.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Flexport Pangkas 20 Persen Karyawan pada Januari 2023

Ilustrasi PHK atau Berhenti Kerja. Foto: Unsplash/ Scott Graham
Ilustrasi PHK atau Berhenti Kerja. Foto: Unsplash/ Scott Graham

Pada Januari 2023, Flexport sudah memangkas sekitar 20 persen tenaga kerja globalnya, atau lebih dari 600 pekerja, karena perusahaan tersebut berupaya mengatasi penurunan permintaan pengangkutan dan berupaya mengubah posisi operasinya untuk menambah lebih banyak layanan rantai pasokan.

Flexport sejak itu telah mempekerjakan beberapa ratus insinyur perangkat lunak.

Perusahaan kini sedang menghadapi dampak finansial akibat menurunnya volume pengiriman dan jatuhnya harga angkutan yang telah mengurangi pendapatan tahun ini.

Petersen sedang berupaya untuk mengatur ulang bisnisnya yang telah berusia 10 tahun, yang telah menarik investasi sebesar USD 2,3 miliar dari nama-nama besar Silicon Valley seperti perusahaan modal ventura Andreessen Horowitz, MSD Partners, dan Vision Fund dari SoftBank Group.


Meta Kembali PHK Karyawan, Kali Ini Sasar Divisi Reality Labs

PHK
Ilustrasi: PHK Karyawan (Sumber: IEEE Spectrum)

Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kembali melanda sektor perbankan, kali ini Barclays yang merupakan salah satu bank terbesar di dunia dari sisi aset memulai pemangkasan atau PHK 3 persen tenaga kerja perbankan investasi global.

Mengutip US News, Kamis (5/10/2023) PHK di Barclays merupakan upaya bank untuk merampingkan perusahaan mereka setelah tahun yang penuh gejolak. Penghentian tersebut merupakan bagian dari tinjauan tahunan yang juga mencakup perdagangan dan penelitian, menurut keterangan sumber.

Secara keseluruhan, diperkirakan 300 karyawan terdampak PHK di bank tersebut, menurut sumber.

Dilaporkan, tiga bankir senior dan satu bankir junior di tim perbankan investasi teknologi di San Francisco telah diberitahu bahwa mereka menjadi salah satu karyawan Barclays yang terdampak PHK.

Barclays, sementara itu, enggan memberikan komentar terkait kabar PHK baru tersebut.

Kepala Eksekutif Barclays C.S. Venkatakrishnan telah berusaha untuk menstabilkan waralaba perbankan investasi Barclays setelah perombakan kepemimpinan divisi pada bulan Januari yang menyebabkan eksodus puluhan bankir.

Barclays juga telah mempekerjakan lebih dari 30 bankir investasi dan mempromosikan 20 bankir lainnya di berbagai posisi sejak saat itu.

Reformasi yang dilakukan sejauh ini hanya berdampak kecil.

Barclays berada di peringkat ke-6 dalam tabel liga perbankan investasi global LSEG selama sembilan bulan pertama tahun ini. Itu adalah yang ke 7 pada saat ini tahun lalu.

Venkatakrishnan juga mengupayakan efisiensi di seluruh lembaga pemberi pinjaman asal Inggris tersebut sehingga mereka dapat berinvestasi pada bisnis-bisnis yang diyakini memiliki potensi pertumbuhan tinggi, termasuk pengelolaan kekayaan, kartu kredit AS, dan pembayaran global.

Bank-bank besar lainnya, termasuk Goldman Sachs Group Inc dan Morgan Stanley, juga telah melakukan serangkaian PHK untuk lebih memposisikan diri mereka dalam menghadapi iklim ekonomi yang suram. Barclays memperingatkan pada bulan Juli bahwa margin keuntungannya diperkecil oleh konsumen yang membayar utang akibat tingginya suku bunga.


Meta Kembali PHK Karyawan, Kali Ini Sasar Divisi Reality Labs

Meta
Facebook baru saja mengumumkan perubahan nama menjadi Meta. (Foto: Facebook)

Pemilik Facebook, Meta kembali dikabarkan akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawannya di divisi Reality Labs yang berorientasi metaverse, berfokus pada pembuatan silikon khusus.

Melansir CNBC International, Rabu (4/10/2023) dua sumber yang terkait dengan PHK melaporkan bahwa karyawan yang terdampak dikabarkan tentang pemberhentian tersebut dalam sebuah postingan di forum diskusi internal Meta Workplace.

Postingan tersebut mengatakan mereka akan diberitahu tentang status mereka di perusahaan pada Rabu pagi, menurut salah satu sumber.

Sementara itu, juru bicara Meta menolak mengomentari kabar PHK tersebut.

Belum diketahui juga jumlah karyawan yang terdampak PHK di unit Facebook Agile Silicon Team, atau FAST, yang memiliki sekitar 600 karyawan.

Unit FAST ditugaskan untuk mengembangkan chip khusus untuk menggerakkan perangkat keras augmented reality dan virtual reality yang diproduksi oleh divisi Meta's Reality Labs.

Seperti diketahui, Meta saat ini membuat rangkaian headset realitas campuran yang disebut Quest dan kacamata pintar yang dirancang oleh pembuat kacamata Ray-Ban, yang dapat melakukan streaming video dan berbicara dengan pemakainya melalui teknologi virtual kecerdasan buatan baru.

Mereka mengumumkan versi baru dari kacamata pintar dan headset Quest yang berorientasi konsumen, Quest 3, pada konferensi tahunan Connect pekan lalu.

Perusahaan ini juga sedang membuat kacamata augmented reality yang mampu memproyeksikan objek virtual ke lensa tembus pandang, bersama dengan jam tangan pintar terkait, menurut salah satu sumber.

Namun, Meta kesulitan membuat chip yang dapat bersaing dengan silikon yang diproduksi oleh penyedia eksternal dan telah beralih ke pembuat chip Qualcomm untuk perangkat yang saat ini ada di pasaran, termasuk headset Quest dan kacamata Ray-Ban.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya