Erick Thohir Rayu Bos Ooredoo Qatar Bantu Perkuat Koneksi Internet di Indonesia

Menteri BUMN Erick Thohir memulai safari bisnisnya di Qatar. Salah satunya menyambangi bos Ooredoo Qatar, perusahaan raksasa di sektor telekomunikasi.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 23 Apr 2024, 13:10 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2024, 13:10 WIB
PSSI Resmi Umumkan Satoru Mochizuki Arsiteki Timnas Wanita Indonesia
Pada awal pekan ini, Menteri BUMN Erick Thohir menemui petinggi Ooredoo Qatar. Setidaknya ada 2 pejabat perusahaan tersebut yang ditemui Erick Thohir. (Bola.com/ Muhammad Iqbal Ichsan)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir memulai safari bisnisnya di Qatar. Salah satunya menyambangi bos Ooredoo Qatar, perusahaan raksasa di sektor telekomunikasi.

Erick Thohir diketahui melakukan penjajakan kerja sama ke perusahaan-perusahaan di Qatar. Rencananya ada sekitar 6 perusahaan yang dibidik untuk bisa bekerja sama dengan BUMN di Indonesia maupun mengucurkan investasinya.

Pada awal pekan ini, Erick menemui petinggi Ooredoo Qatar. Setidaknya ada 2 pejabat perusahaan tersebut yang ditemui Erick.

"Bertemu dengan perwakilan Ooredoo Qatar, Ahmad Abdulaziz A A Al-Neama, Regional CEO Ooredoo dan Aziz Aluthman Fakhroo, Managing Director Ooredoo di Qatar ditemani Dubes Indonesia untuk Qatar, Ridwan Hassan," ucap Erick melalui akun Instagram @erickthohir, dikutip Selasa (23/4/2024).

Dia tak berbicara banyak mengenai rencana kerja sama Ooredoo Qatar dan BUMN di Indonesia. Dia hanya menyinggung soal upaya pemerataan koneksi internet di Indonesia.

Disamping itu, Erick juga menyebut soal peningkatan kualitas internet di Tanah Air. Jika ditilik, ada BUMN telekomunikasi yang berpotensi menjadi mitra kerja sama di Indonesia.

"Kami berdiskusi tentang bagaimana perusahaan international bisa berkolaborasi dengan BUMN agar tercipta keselarasan demi pemerataan koneksi dan kualitas internet di Indonesia," kata Erick.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Terbang ke Qatar

Menteri BUMN Erick Thohir mengumpulkan 42 direksi dari lembaga-lembaga dana pensiun (Dapen) di lingungan BUMN. (Dok Kementerian BUMN)
Menteri BUMN Erick Thohir mengumpulkan 42 direksi dari lembaga-lembaga dana pensiun (Dapen) di lingungan BUMN. (Dok Kementerian BUMN)

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir melangsungkan kunjungan kerja ke Qatar mulai pekan depan. Tujuannya, untuk mencari investor bagi BUMN, termasuk juga Bank Syariah Indonesia (BSI).

Erick mengatakan, selain dia yang melakukan safari bisnis ke Qatar, pada saat yang sama, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo turut juga melalukan safari ke Eropa. Erick mencatat setidaknya akan bertemu dengan 6 perwakilan calon investor di Qatar.

"Saya siang ini ke Doha, mendarat jam 12 malam, besok bola, tanggal 22-23 saya roadshow ke Qatar. Pak Tiko lagi roadshow ke Eropa, bagi tugas kita juga," kata Erick kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (20/4/2024).

"Karena kita kan korporasi ya, jadi kita memang harus ketemu investor, ketemu potensial partner untuk kita jajaki siapa tau ada kesempatan kita bisa meningkatkan tadi, value creation itu," jelasnya.

 


Investor BSI

FOTO: Pelayanan Bank Syariah Indonesia Usai Diresmikan Jokowi
Nasabah menunggu di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). Dirut BSI Hery Gunardi menjelaskan bahwa integrasi tiga bank syariah BUMN yakni Bank BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri telah dilaksanakan sejak Maret 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Erick menegaskan, lawatannya ke Qatar termasuk juga mencari investor strategis untuk PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Sama halnya dengan Wamen Tiko ke Eropa yang membawa misi untuk bertemu calon investor strategis.

Dia menjelaskan, sebagai salah satu BUMN yang sudah go public, BSI juga perlu investor jangkar (anchor). Menurutnya, dengan begitu bisa menambah porsi likuiditas di BSI.

"Success story BUMN-BUMN yang go public itu kan punya strategic partner atau punya financial investor yang mempunyai anchor, sebagai anchor karena gak mungkin kalau kita as a public company kita hanya mengharapkan retail. Ini kan kita harus ada antara ritel dan juga anchor. Apalagi di BSI sendiri mayoritas masih dipegang kita, jadi likuiditasnya harus ktia tambah lagi," bebernya.

Masuknya investor baru nanti, kata Erick, akan membuka peluang pengembangan pasar yang lebih luas. Mengingat lagi, ada peluang dari ekonomi syariah baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

"Yaa dong. Apalagi BSI sendiri kan sudah mulai going internasional, seperti pembukaan kantor baru di Dubai yang sampai sekarang kita masih nunggu izin di Saudi Arabia," ucap Erick.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya