Harga Rumah di Bogor Tumbuh Paling Tinggi, Gunung Putri Diburu Orang Kaya

Pasar hunian di Bogor mencatatkan pertumbuhan harga yang relatif tinggi dibandingkan dengan area-area lainnya di saat kota besar lain mencatatkan pertumbuhan indeks harga yang relatif lebih rendah dari laju inflasi tahunan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 08 Jun 2024, 07:00 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2024, 07:00 WIB
Pemulihan Ekonomi Nasional Lewat Rumah Bersubsidi
Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah bersubsidi di Ciseeng, Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/2/2021). PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. meyakini tahun ini menjadi tahun pemulihan bagi sektor properti khususnya rumah tapak. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Flash Report Rumah123 edisi Mei 2024 menunjukkan tren harga rumah di Indonesia mengalami peningkatan tipis sebesar 0,5 persen pada April 2024 dibandingkan dengan April 2023.

Dari 13 kota dalam indeks, 9 kota mengalami kenaikan harga, dengan pertumbuhan tertinggi di Denpasar yang mencapai 17 persen dan Bogor sebesar 7,4 persen.

Kota Bogor menonjol dengan pertumbuhan harga yang mengungguli kota-kota besar lainnya di kawasan Jabodetabek dan Pulau Jawa. Misalnya, Depok hanya mengalami kenaikan 2 persen, Tangerang 2 persen, dan Jakarta 1 persen.

Sementara di Pulau Jawa, Semarang mencatat kenaikan 3,9 persen dan Surakarta (Solo) 2,1 persen. Di luar Pulau Jawa, selain Denpasar, Medan juga mengalami kenaikan harga sekitar 3,8 persen.

Head of Research Rumah123, Marisa Jaya menuturkan, sejak tahun 2023 hingga April 2024, permintaan rumah di Bogor tumbuh hingga 139,9 persen secara tahunan.

"Permintaan rumah yang dijual meningkat 148,2 persen, sementara hunian yang disewa tumbuh sekitar 120,2 persen," kata dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/6/2024). 

"Masih dalam periode yang sama, Bogor mencatatkan selisih pertumbuhan indeks harga di atas inflasi tahunan sebesar 4,2 persen, mengikuti Denpasar yang selisih pertumbuhannya mencapai 12,9 persen.” tambah dia. 

Hal ini mengindikasikan tren yang baik dan konsisten di area Bogor sejak tahun 2023. Ditambah dengan adanya dukungan infrastruktur tol dan pengembangan LRT Jabodebek kedepannya, sektor properti area Bogor akan menjadi sangat potensial.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Usia Pencari Properti

Pemulihan Ekonomi Nasional Lewat Rumah Bersubsidi
Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah bersubsidi di Ciseeng, Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/2/2021). PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. meyakini tahun ini menjadi tahun pemulihan bagi sektor properti khususnya rumah tapak. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Saat ini, pasar hunian di Bogor mencatatkan pertumbuhan harga yang relatif tinggi dibandingkan dengan area-area lainnya di saat kota besar lain mencatatkan pertumbuhan indeks harga yang relatif lebih rendah dari laju inflasi tahunan.

Ini juga menunjukkan ketangguhan sektor properti di area Bogor, sebagai salah satu pilihan pencari hunian yang memiliki aktivitas utama di Jakarta, namun menginginkan area tempat tinggal dengan harga terjangkau serta lingkungan kawasan yang nyaman untuk ditinggali.

Data terkini Rumah123 memperlihatkan, pencari properti di Bogor umumnya berasal dari rentang usia 25-34 tahun (37%), diikuti kelompok usia 45-54 tahun (25,2%), 35-44 tahun (18,3%), 18-24 tahun (14,6%) dan 55-64 tahun (4,9%). Sementara dari asal domisili, mayoritas pencari properti di area Bogor masih didominasi pencari asal Jakarta (52,5%), kemudian Depok (7,7%) dan Bogor itu sendiri (6%).

 


Babakan Madang dan Gunung Putri Diburu Orang Kaya

Ilustrasi properti rumah.
Ilustrasi properti rumah. Pengembang properti Greenwoods Group yang terus melebarkan sayap bisnisnya ke sejumlah wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Botabek) serta Bali.

Per Januari-April 2024, lima area yang paling diminati di Bogor adalah Babakan Madang dengan popularitas 12,7 persen, diikuti Cibinong (8,8%), Gunung Putri (6,6%), Cileungsi (5,3%) dan Bojong Gede (4%).

Babakan Madang dan Gunung Putri didominasi permintaan dari kalangan kelas menengah, menengah-atas, dengan minat preferensi harga Rp1-3 miliar.

Sementara di Cibinong, permintaan hunian tertinggi berasal dari kelas menengah dengan dominasi preferensi rentang harga Rp400 juta-Rp1 miliar. Di Cileungsi dan Bojong Gede, dominasi permintaan berasal dari kelas menengah dan menengah-bawah dengan preferensi harga hunian di bawah Rp400 juta.

Secara umum, pada periode Januari-April 2024 ini, pertumbuhan permintaan hunian berkisar antara 51,3% (Januari) hingga 117,3% (April). Dari sisi popularitas, Tangerang masih konsisten menjadi kota terpopuler dengan 15,1 persen dari total listing enquiries rumah. Lokasi terpopuler berikutnya adalah Jakarta Selatan (10,8%) dan Jakarta Barat (9,7%).

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya