Menko Airlangga Sebut Besi dan Baja Indonesia Catat Daya Saing Luar Biasa

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menuturkan, neraca perdagangan besi baja surplus pada 2023.

oleh Tim Bisnis diperbarui 10 Jul 2024, 15:15 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2024, 15:15 WIB
Menko Airlangga Sebut Besi dan Baja Indonesia Catat Daya Saing Luar Biasa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, besi dan baja bersama komoditas lainnya yakni batu bara dan sawit menjadi pendorong utama ekspor Indonesia. (Tira/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, besi dan baja bersama komoditas lainnya yakni batu bara dan sawit menjadi pendorong utama ekspor Indonesia.

Ia menuturkan, industri besi dan baja Indonesia telah mencatat kemajuan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. 

Hal tersebut terlihat dari nilai ekspor besi dan baja RI dari sebelumnya USD7,4 miliar pada 2019 melonjak menjadi USD26,7 miliar pada  2023. 

"Kia harus mengapresiasi kemajuan baja nirkarat di dalam negeri, sehingga ekspornya yang dari USD7,4 miliar di tahun 2019 kelompok family baja, jadi jangan ada sibling yang tidak disebut, itu sudah mencapai USD26,7 miliar," kata Airlangga dalam sambutannya, Jakarta, Rabu (10/7/2024). .

Pada 2019, Airlangga bilang neraca perdagangan besi dan baja sempat dikeluhkan, lantaran nilai impor komoditas itu lebih dominan dibandingkan dengan eskpor. 

"Tetapi di tahun 2023 kita surplus 15,3 miliar. Jadi persaingan itu harus memacu kita untuk lebih semangat. Nah tentu industri logam dasar itu dari kuartal pertama 2023 sampai 2024, di kuartal pertama itu tumbuh 11 dan 18 persen," ujar dia. 

Airlangga melanjutkan besi dan baja bersama dengan komoditas unggulan lainnya seperti sawit dan batubara, menjadi pendorong utama ekspor Indonesia. Namun demikian, ia mengakui bahwa sering kali menghadapi tantangan dari luar negeri. 

"Itu tiga komponen dan daya saingnya luar biasa. Kalau daya saing luar biasa simbolnya gampang, digugat di luar negeri. Sawit digugat, stainless steel digugat dalam bentuk larangan ekspor," tutur dia. 

"Tentu capaian ini tidak lepas dari hilirisasi, namun saya juga ingin mencatat kemajuan siblingnya konstruksi ini. Ada teman-teman sibling kita di Batam," dia menambahkan.

Airlangga menuturkan, mereka berhasil ekspor 130 wind turbine ke New York, di mana wind turbine ini akan dipasang di utaranya Long Island, 15 sampai 20 mill dengan kapasitas yang direncanakan sebesar kurang lebih 2,1 gigawatt.

 

Reporter: Siti Ayu

Sumber: Merdeka.com


TKDN Baik tapi Jangan Hambat Proyek

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto. (Foto: Kemenkoperekonomian)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto. (Foto: Kemenkoperekonomian)

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menegaskan, penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk melindungi industri dalam negeri dan mendorong kemajuan proyek strategis. Namun, penerapan syarat TKDN menjadi hambatan yang dialami salah satu proyek minyak dan gas (migas).

Airlangga menuturkan, TKDN sangat penting untuk melindungi industri dalam negeri, namun tidak boleh menjadi penghalang bagi kemajuan proyek-proyek strategis di Tanah Air.

"TKDN baik tetapi juga kita harus melihat jangan sampai menghambat. Salah satu yang menghambat ada salah satu tender berhenti karena TKDN. Ini juga dan itu proyek besar, proyek migas," kata Airlangga dalam sambutannya, Jakarta, Rabu (10/7/2024).

Airlangga menuturkan, pentingnya melindungi industri dalam negeri dari praktik dumping dengan menerapkan bea masuk anti-dumping (BMAD). Namun demikian, ia juga mengakui kebijakan ini dinilai proteksionis dan kadang membuat kekhawatiran bagi pihak luar.

"Kalau ada yang namanya dumping-dumping ya dikenakan anti-dumping duty karena pemerintah rajin mengeluarkan anti-dumping duty untuk baja sehingga baja dilindungi. Tetapi luar negeri merasa bahwa kita terlalu proteksionis terhadap industri baja," ujar dia.

Pemerintah akan terus berupaya menemukan solusi yang tepat untuk menghadapi tantangan ini, demi memastikan TKDN tidak hanya melindungi industri dalam negeri tetapi juga mendorong kemajuan proyek-proyek strategis. 

"Jadi itu kita harus sadari juga bahwa trip adalah dua pihak, import dan ekspor. Tetapi tentu salah satu asupan yang penting adalah teknologi. Dengan teknologi yang semakin dikuasai, dengan kalau untuk urusan welding Indonesia nggak ada lawan," ujar Airlangga.

 


TKDN Hulu Migas Diprediksi Capai 57% pada 2024

Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Rudi Satwiko dalam acara IOG SCM SUMMIT 2024, di Surabaya, Selasa 11 Juni 2024. (Dok SKK Migas)
Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Rudi Satwiko dalam acara IOG SCM SUMMIT 2024, di Surabaya, Selasa 11 Juni 2024. (Dok SKK Migas)

Sebelumnya, Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas Rudi Satwiko menjelaskan, industri hulu migas harus terus meningkatkan penggunaan produk lokal dalam setiap kegiatan operasi hulu migas. Hal ini agar Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) terus bertambah sehingga berdampak positif bagi perekonomian nasional.

Pada Forum Group Discussion (FGD) IOG SCM SUMMIT 2024, Rudi mengatakan bahwa penggunakaan produk lokal diharapkan memperkuat kapasitas pelaku usaha, pabrikan, vendor serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sebagai penunjang industri hulu migas.

“SKK Migas berkomitmen untuk tetap mendukung dan melaksanakan komitmen peningkatan TKDN di hulu migas. Untuk tahun 2024 ini perkiraan pencapaian TKDN hulu migas mencapai 57%,” kata Rudi Satwiko dalam keterangan tertulis, Rabu (12/6/2024).

Rudi menilai, peningkatan penggunaan produksi dalam negeri di sektor hulu migas memiliki dampak positif yang signifikan bagi perekonomian nasional seperti meningkatkan sektor industri dalam negeri, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat, serta perekonomian secara keseluruhan.

Meningkatnya penggunaan produksi dalam negeri akan meningkatkan sektor industri dalam negeri, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan masyarakat, serta perekonomian secara keseluruhan.

“Kita akan terus dorong agar pabrikan dan produk lokal terus bersaing dan memiliki peran, tentu dengan peningkatan kualitas produk hulu migas, “ kata Rudi.


Efisiensi dan Ketahanan

Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Rudi Satwiko dalam acara IOG SCM SUMMIT 2024, di Surabaya, Selasa 11 Juni 2024. (Dok SKK Migas)
Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Rudi Satwiko dalam acara IOG SCM SUMMIT 2024, di Surabaya, Selasa 11 Juni 2024. (Dok SKK Migas)

Sementara itu, Wakil Ketua Umum IOG SUMMIT 2024, Bayu Kusuma mengatakan IOG SCM SUMMIT 2024 merupakan ajang berbagi pengetahuan dan pembelajaran dari para praktisi, forum diskusi antar stakeholder, dan juga eksibisi dari perusahaan-perusahaan dalam dan luar negeri untuk meningkatkan hubungan yang kuat dengan pemasok dan mitra lainnya.

Event ini memfasilitasi pertukaran ide dan inovasi antara semua pihak terlibat untuk meningkatkan efisiensi dan ketahanan fungsi SCM secara keseluruhan.

Pemberdayaan kapasitas nasional juga menjadi salah satu fokus utama atau FGD ( Forum Group Discussion ) dalam kontribusi industri hulu migas.

“Dua hari ini, acara Cukup padat, kita kemas eventnya dengan tiga (3) FGD, berkaitan dengan teknologi dan digitalisasi, pengolaan material dan peningkatan kapasitas dalam negeri,” kata Bayu Kusuma.

Pada IOG SCM SUMMIT 2024 menggelar exhibition atau pameran produk-produk dari berbagai industri migas yang selama ini memberikan support operational hulu migas. Sekitar 24 perusahaan memamerkan produk lokal dari sisi teknologi, material maupun service.


Perusahaan Pemasok Produk Lokal

Sejumlah produk lokal yang digunakan di Industri hulu migas dan sudah diproduksi Indonesia di antaranya produk dari PT COSL Indonesia, PT Pertamina Patra Niaga dan PT Kairos.

Keseluruhan dari produk yang dipamerkan tersebut tersebut telah digunakan di Industri Hulu Migas maupun KKKS.Selain itu, ada juga empat Supporting both SKK Migas yang mendukung tata kelola di SCM ( Supply Chain Management ) yaitu CSMS, TKDN, Fomalitis dan CIVD IOG e-Commerce.

Infografis SKK MIgas
Di tengah kebutuhan energi nasional yang terus meningkat, menemukan minyak dan gas bumi (migas) menjadi semakin sulit
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya