Terendah Sejak 2020, AS Catat Inflasi 3% di Bulan Juni 2024

Angka inflasi ini diyakini memberi kepercayaan Federal Reserve untuk mulai menurunkan suku bunganya pada akhir tahun ini.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 12 Jul 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2024, 13:00 WIB
Warga Uruguay menyeberangi perbatasan untuk mendapatkan harga yang lebih murah
Dengan ekonomi yang goyah, nilai tukar peso Argentina anjlok terhadap dolar AS dan inflasi tahunannya mencapai 115,6%, salah satu yang tertinggi di dunia. Sebaliknya, ekonomi Uruguay lebih stabil, dengan inflasi rendah dan mata uang yang lebih kuat. (AP Photo/Natacha Pisarenko)

Liputan6.com, Jakarta Tingkat inflasi bulanan Amerika Serikat menunjukkan penurunan pada bulan Juni 2024.

Angka inflasi ini diyakini memberi kepercayaan Federal Reserve untuk mulai menurunkan suku bunganya pada akhir tahun ini.

Mengutip CNBC International, Jumat (12/7/2024) indeks harga konsumen yang mengukur biaya barang dan jasa di seluruh perekonomian AS, turun 0,1% dari bulan Mei, menjadikan tingkat inflasi kini di angka 3%.

Angka tersebut merupakan level terendah dalam lebih dari tiga tahun atau sejak 2020, menurut laporan Departemen Tenaga Kerja AS.

Kemudian inflasi AS yang termasuk biaya pangan dan energi atau CPI inti meningkat 0,1% secara bulanan ke angka 3,3%, level terkecil sejak April 2021.

Penurunan harga BBM sebesar 3,8% menjadi is pendorong menurunnya inflasi AS pada bulan Juni, mengimbangi kenaikan sebesar 0,2% pada harga pangan dan perumahan.

Biaya-biaya yang terkait dengan perumahan telah menjadi salah satu komponen inflasi yang paling sulit diturunkan dan menyumbang sekitar sepertiga dari bobot CPI, sehingga penurunan tingkat kenaikan merupakan tanda positif lainnya.

"Laporan inflasi bulan Juni berarti The Fed selangkah lebih dekat dengan penurunan suku bunga di bulan September," kata Chris Larkin, direktur pelaksana perdagangan dan Investasi di E-Trade dari Morgan Stanley.

"Banyak hal bisa terjadi antara saat ini dan tanggal 18 September, namun kecuali sebagian besar angka kembali ke wilayah ‘panas’, alasan The Fed untuk tidak menurunkan suku bunganya mungkin tidak dapat dibenarkan lagi," ujarnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Harga Kendaraan Bekas Menurun

Indeks harga konsumen Amerika Serikat
Seseorang mengendarai skuter melewati toko pencairan cek dan pinjaman gaji di pusat kota Los Angeles, California, Jumat (11/3/2022). Laju inflasi AS pada Februari 2022 melonjak ke level tertinggi dalam 40 tahun. Ini didorong naiknya harga bensin, makanan dan perumahan. (Patrick T. FALLON/AFP)

Selain penurunan harga energi dan sedikit kenaikan harga perumahan harga kendaraan bekas di AS juga ikut menurun hingga 1,5% pada bulan Juni dan turun 10,1% dari tahun lalu.

Perumahan sendiri telah menjadi salah satu pendorong utama lonjakan awal inflasi AS pada tahun 2021.

Laporan inflasi yang terkendali berarti bahwa pendapatan riil rata-rata per jam bagi pekerja meningkat 0,4% setiap bulan, meskipun pendapatan tersebut hanya naik 0,8% dari tahun lalu, menurut laporan BLS.

Meskipun para pengambil kebijakan The Fed menargetkan inflasi sebesar 2% per tahun, laporan CPI bulan Juni memberikan keyakinan lebih lanjut bahwa tren inflasi mengarah ke arah yang benar.

 


Pedagang Bidik The Fed Pangkas Suku Bunga Bulan September

The Fed
The Fed (www.n-tv.de)

Menyusul laporan tersebut, para pedagang di pasar berjangka dana fed fund meningkatkan taruhan mereka bahwa bank sentral akan menurunkan suku bunga mulai bulan September.

"Angka inflasi terbaru menempatkan kita pada jalur penurunan suku bunga The Fed pada bulan September," kata Seema Shah, kepala strategi global di Principal Asset Management.

"Kenaikan terkecil dalam IHK inti sejak tahun 2021 tentu saja memberikan keyakinan kepada The Fed bahwa pembacaan IHK panas Q1 akan menjadi sebuah kejutan dan membangun momentum untuk beberapa kali penurunan suku bunga tahun ini," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya