Pembangunan Transportasi Naik Pesat, Menhub: SDM Masa Depan Harus Bersiap

Kemajuan transportasi Indonesia kedepannya akan bergantung pada orang-orang atau SDM yang bekerja di sektor tersebut.

oleh Arief Rahman H diperbarui 03 Okt 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2024, 17:00 WIB
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam konferensi pers 10 tahun pembangunan sektor transportasi di Indonesia. (Dok Kemenhub)
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam konferensi pers 10 tahun pembangunan sektor transportasi di Indonesia. (Dok Kemenhub)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pembangunan sektor transportasi mengalami kemajuan pesat dalam 10 tahun terakhir. Dia berharap Sumber Daya Manusia (SDM) bisa bersiap untuk kedepannya.

Pengembangan transportasi dalam 10 tahun terakhir, kata dia, turut mengadopsi berbagai sistem digital. Hal ini yang dinilai perlu dipersiapkan oleh SDM sektor transportasi kedepannya.

Dengan begitu, diharapkan kemampuan SDM sejalan dengan imolementasi digital sektor transportasi.

"SDM transportasi harus terus meng-upgrade diri agar bisa beradaptasi di tengah perubahan zaman yang begitu cepat. Pengembangan diri diantaranya bisa melalui program pendidikan dan pelatihan untuk mewujudkan sistem transportasi inovatif dan berkelanjutan," ungkap Menhub Budi dalam keterangannya, Kamis (3/10/2024).

Dia menilai, kemajuan transportasi Indonesia kedepannya akan bergantung pada orang-orang yang bekerja di sektor tersebut.

"Keberhasilan dan kemajuan sektor transportasi sangat bergantung pada SDM berkualitas yang mampu merancang, memelihara, mengoperasikan, serta mengeksplorasi sistem transportasi," ujar dia.

"Untuk itu, pembangunan SDM sangat penting untuk mencetak talenta unggul Indonesia di sektor transportasi," sambung Menhub.

 

Upaya Menhub Tekan Harga Tiket Pesawat

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. (Foto: Liputan6.com/Arief RH)
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. (Foto: Liputan6.com/Arief RH)

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi kembali buka suara soal rencana penurunan harga tiket pesawat hingga 10 persen. Sayangnya, itu masih terganjal monopoli avtur atau bahan bakar pesawat oleh PT Pertamina (Persero).

Menhub menyatakan, dirinya telah berulang kali sampaikan bahwa pengelolaan avtur ini seharusnya dilaksanakan secara multi provider, seperti dilakukan oleh negara lain.

Sayangnya, mandat monopoli avtur oleh Pertamina sendiri secara kebijakan dilindungi oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi, atau BPH Migas.

"Harga monopoli itu saya buka (peraturannya), dilindungi oleh BPH Migas. Tolong ditulis gede-gede. Besok datang ke BPH Migas, tanya sama mereka. Saya sudah rapat dengan Pak Luhut, tidak dilaksanakan," tegas Menhub dalam acara konferensi pers Capaian Kinerja Transportasi selama 10 Tahun di Kantor Kemenhub, Jakarta, Selasa (1/10/2024).

 

Perlu Koordinasi

Menurut Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi dalam Forum Merdeka Barat 9 (FMB9)
Menurut Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi dalam Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) dengan tema 10 ‘Tahun Menghubungkan Indonesia untuk Pemerataan dan Keadilan’, Senin (30/9/2024). (Istimewa)

Menhub menekankan, upaya pemangkasan harga tiket pesawat perlu koordinasi lintas instansi dan sektoral, khususnya BPH Migas dan Kementrian Keuangan. Jika kolaborasi itu tidak dilaksanakan, maka penurunan tarif pesawat jadi hal yang mustahil.

"Jadi kalau ngomong kapan, saya sudah sampaikan ini sejak 10 tahun yang lalu. Tetapi dianggap anjing menggonggong kafilah berlalu, tidak didengar," tegas Menhub.

"Jadi BPH Migas datengin, Kementerian Keuangan tanyakan itu. Insya Allah 10 hari lagi bisa jadi prestasi saya. Kalau enggak ya yaudah, (Menhub) yang baru dapat rezeki itu," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya