Ekonom: Rupiah Memang Tidak Bagus Belakangan Ini

Ekonom Standard Chartered Bank, Fauzy Ichsan yakin BI dan pemerintah tetap menjaga nilai rupiah agar tak terdepresiasi lebih dalam.

oleh Dian Ihsan Siregar diperbarui 23 Jul 2013, 15:05 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2013, 15:05 WIB
rupiah-130715b.jpg
Ekonom Standard Chartered Bank, Fauzy Ichsan mengatakan, pergerakan nilai Rupiah pada akhir-akhir ini memang buruk, Terbukti laju rupiah yang bergerak ke kisaran Rp 10.250 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Memang rupiah lagi tidak bagus belakangan ini, bayangkan saja rupiah kemarin sempat menyentuh 10.380 per dolar AS. Tapi, dua hari ini sudah stabil kok," ujar Fauzy ketika dihubungi Liputan6.com, Selasa (23/7/2013).

Menurut Fauzy, Bank Indonesia (BI) tetap menjaga nilai rupiah agar tidak terdepresiasi lebih dalam. Maka dari itu, BI sudah melakukan intervensi ke pasar valuta asing (valas) sehingga pergerakan Rupiah terhadap dolar AS dalam dua hari ini cukup mereda. Walaupun diakuinya, volatilitas rupiah belum cukup mereda.

Selain itu, bursa saham di Asia, khususnya Indeks Harga Saham Global (IHSG), juga turut mendorong menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, sehingga nilai tukar rupiah kembali membaik.

"Bursa saham Asia juga lagi membaik, khususnya pergerakan IHSG. Dari pergerakan IHSG dapat mendorong rupiah kembali membaik lagi," ungkapnya.

Fauzy menilai, pergerakan nilai tukar Rupiah selama ini memang tak bisa lepas dari pengaruh global. Dengan posisi tersebut, pemerintah dan BI harus benar-benar bisa menjaga nilai tukar rupiah sehingga tidak terdepresiasi lebih dalam. (Dis/Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya