Vinales Bakal Jadi Juara Dunia MotoGP, Tapi...

Zeelenberg menilai Vinales banyak belajar di MotoGP 2017.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 12 Jul 2017, 13:20 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2017, 13:20 WIB
maverick Vinales, MotoGP
Pembalap Movistar Yamaha, Maverick Vinales dinilai punya potensi menjadi juara dunia MotoGP. (Robert MICHAEL / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Meski masih minim pengalaman, Maverick Vinales sudah dianggap sebagai calon juara dunia MotoGP 2017. Kepala teknisi kru Vinales, Wilco Zeelenberg, pun memiliki keyakinan sama.

Hingga berakhirnya paruh pertama MotoGP 2017, rapor Vinales terbilang cukup baik. Buktinya, pembalap Movistar Yamaha itu menempati posisi kedua klasemen. Dia bahkan menjadi pembalap dengan kemenangan terbanyak di MotoGP 2017.

Sejauh ini, pembalap berusia 22 tahun itu sudah mengoleksi tiga kemenangan. Sukses itu diraih pada MotoGP Qatar, Argentina, dan Prancis. Sayang, ia harus melewatkan dua balapan tanpa meraih poin. Itu terjadi ketika ia gagal finis pada MotoGP Austin dan Belanda.

Hal tersebut yang membuat Vinales gagal menjadi juara paruh musim MotoGP 2017. Namun, selisihnya dengan Marc Marquez, pemuncak klasemen, hanya lima poin. Artinya, peluang menjadi juara dunia MotoGP 2017 masih cukup terbuka bagi pembalap asal Spanyol itu.

"Tak ada keraguan ia akan menjadi juara dunia. Ini memang masih harus dilihat. Tapi itu akan menjadi kunci sukses untuk musim selanjutnya di MotoGP. Sikapnya sangat dewasa. Mendengarkan dengan baik dan sangat bersemangat untuk belajar," kata Zeelenberg, dikutip Tuttomotoriweb.



Sebelum MotoGP 2017, Zeelenberg dikenal sebagai kepala teknisi kru Jorge Lorenzo. Ia pun melihat banyak perbedaan antara Lorenzo dan Vinales. Sekadar catatan, pasca bercerai dengan Yamaha, kiprah Lorenzo di MotoGP 2017 jauh dari harapan.

Perbedaan Vinales dan Lorenzo

Padahal sebelumnya, kolaborasinya bersama Yamaha dan Zeelenberg menghasilkan tiga gelar juara dunia. Sukses itu didapat pada MotoGP 2010, 2012, dan 2015.

Jorge Lorenzo saat masih berkostum Yamaha. (AFP)

"Perbedaan terbesar mereka adalah gaya balapan. Lorenzo lebih halus, tenang, dan lembut di bagian depan. Maverick lebih agresif pada ban depan, khususnya dengan Michelin, itu berjalan sedikit lebih baik. Ia mengguakan posisi tubuhnya lebih baik dari Jorge," jelas Zeelenberg.

"Jadi kami membuat pengaturan yang sedikit berbeda dari Jorge. Bersama Jorge, terkadang kami berjuang untuk membuat motor yang baik dalam pengereman. Kami tak bisa melakukan hal yang sama dengan Maverick sekarang. Itu mengapa Jorge mengerem lebih keras dan terlambat," ia menambahkan. *

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya