KONI Jatim Bela Menpora Imam Nahrawi

KONI Jatim tidak setuju Menpora Imam Nahwari disalahkan dalam kegagalan Indonesia di SEA Games 2017 Kuala Lumpur, Malaysia.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Sep 2017, 02:00 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2017, 02:00 WIB
Ketua Harian KONI Jatim M. Nabil
Ketua Harian KONI Jatim M. Nabil (kiri). (Liputan6.com/Dimas Angga P)

Liputan6.com, Surabaya Indonesia hanya menempati peringkat lima pada SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. Kontingen Merah Putih hanya meraih 38 medali emas, 63 perak, dan 90 perunggu.

Merosotnya prestasi Indonesia pada SEA Games 2017 membuat Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi dituntut mundur. Namun, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur menolak tuntutan tersebut.

"Saya tidak setuju kalau yang disalahkan itu Menpora. Sangat salah alamat jika menyalahkan Menpora," kata Ketua Harian KONI Jatim M. Nabil kepada Liputan6.com di Surabaya, Selasa (5/9/2017).

Menurut Nabil, Menpora adalah perwakilan pemerintah yang menaungi olahraga dan kepemudaan. Sementara tugas membina, merekrut atlet dan pelatih, serta pemetaan kekuataan bukan kewenangan Menpora.

"Lah kok Menpora yang disalahkan," cetusnya.

Nabil justru melihat kinerja Imam sudah sangat baik saat ikut mendampingi kontingen Indonesia di Malaysia. Bahkan, ia juga turut memberikan dukungan langsung pada atlet sebelum dan sesudah pertandingan di ruang ganti.

Seperti halnya yang terjadi ketika tim sepak takraw putri memilih walk out dari pertandingan karena indikasi kecurangan. Imam pun menghargai keputusan tersebut dan memberi semangat bagi atlet.

Ia menganggap, para pembina olahraga, dalam hal ini Satlak Prima, yang harus mendapat perhatian. Satlak Prima, merupakan organisasi pembinaan atlet pelatnas untuk ajang internasional.

"Harus ada evaluasi penuh oleh pemerintah kepada Satlak (Prima). Karena, tentu ada yang salah. Entah itu salah dalam hal pembinaan atau pemetaan kemuatan," ucap Nabil.

Berdasar pengamatannya, ada kejanggalan yang terlihat dari penetapan target di SEA Games 2017. Indonesia yang harusnya bisa juara umum, seakan sudah ditargetkan hanya menempati posisi kelima dengan total 55 emas kala itu.

Karena tidak mencapai target, ia menganggap ini adalah kegagalan besar Indonesia dalan ajang olahraga dua tahunan itu. Karena itu, Nabil berharap agar ke depan Satlak Prima bisa segera mengevaluasi dan harus ada perubahan sistem pembinaan. Sehingga nantinya Indonesia yang menjadi tuan rumah Asian Games 2018 bisa memberi hasil yang lebih baik. (Dimas Angga P)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya