Ambisi Manchester City Putus Rekor Buruk di Anfield

Manchester City belum pernah menang di kandang Liverpool sejak 2003.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 13 Jan 2018, 11:00 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2018, 11:00 WIB
FOTO: Sempat Tertinggal, Manchester City Bangkit Kalahkan Burnley
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, ingin memutus rekor buruk timnya di Anfield Stadium. (AFP/Oli Scarff)

Liputan6.com, Manchester - Manchester City kokoh di puncak klasemen Liga Inggris hingga pekan ke-22 dengan 62 poin, tanpa menelan kekalahan. Namun, The Citizens, sebutan Manchester City, menemui lawan sulit pada akhir pekan ini.

Minggu (14/1/2017), Manchester City akan menghadapi Liverpool di Anfield. Punya catatan buruk di kandang Liverpool, bukan tidak mungkin Manchester City bakal menelan kekalahan pertamanya musim ini.

Seperti dilansir Sky Sports, Kamis (11/1/2018), Manchester City belum pernah mengalahkan Liverpool di Anfield sejak 2003. Total, dari 20 pertemuan, Manchester City kalah 14 kali, sedangkan sisanya berakhir imbang.

Terakhir kali The Citizen menang terjadi setelah mengalahkan Liverpool, 2-1, di Anfield, pada Mei 2003. Itu kurang lebih saat bintang Manchester City, Leroy Sane, masih berusia tujuh tahun.

Termotivasi Demi Gelar

Manajer Manchester City, Pep Guardiola mengaku termotivasi memutus rekor buruk di Liverpool. Guardiola ingin meraih kemenangan di Anfield demi gelar Liga Inggris.

"Tentu jika Anda ingin mencapai sesuatu dan menjuarai gelar, Anda harus memenangkan laga seperti ini. Saya yakin kami mampu melakukannya (memutus rekor buruk) musim ini," ujar Guardiola, dikuti dari situs resmi klub.

"Pertandingan kontra Liverpool adalah pertandingan yang penting, untuk kembali menyadari bahwa kami mampu melakukan hal besar pada musim ini, dalam fase penting," ucapnya menambahkan.

Tekanan untuk Sterling

Dalam duel nanti, fans Liverpool akan memberikan tekanan kepada winger The Citizens, Raheem Sterling. Pemain dicap Timnas Inggris dicap fans Liverpool sebagai pengkhianat karena pindah ke Manchester City dengan alasan uang.

"Normalnya situasi ini terjadi karenad ia penting bagi fans Liverpool. Saya sangat mengerti, ini bukan pertama kalinya dia kembali. Sterling sudah jauh lebih dewasa, dan tentu harus tenang dalam menjalankan tugasnya," ujar eks pelatih Barcelona itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya