Liputan6.com, Jakarta Skandal pedofilia menyeret Manchester City ke pengadilan. The Citizens dianggap ikut bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan pencari bakat bernama Barry Bannel, puluhan tahun lalu.
Delapan korban seperti dilansir dari CNA menggugat Manchester City ke pengadilan. Mereka menuntut ganti rugi atas trauma dan beban mental yang mereka alami akibat kejahatan seksual Bannel.
Baca Juga
Rencananya, persidangan akan digelar di Pengadilan Tinggi Inggris. Korban yang kini berusia antara 40 hingga 50 tahun menilai Manchester City belum puas meski pelaku, Bannel sudah dihukum penjara.
Advertisement
Bannel merupakan salah seorang pencari bakat yang pernah bekerja untuk Manchester City. Saat ini, dia harus menjalani hukuman kurungan selama 30 tahun akibat kasus pedofilia terhadap 12 anak yang ditanganinya. Kejadian ini lantas disidangkan beberapa kali antara tahun 1979 dan 1991 lalu.
Sebagai pelatih merangkap pencari bakat, Bannel tidak mendapat gaji resmi dari Manchester City. Meski demikian, dia pernah menjadi bagian dari pengembangan usia muda The Citizens selama tiga tahun (1979-1984). Setelah itu dia kemudian bekerja di tim usia muda Crewe selama 7 tahun.
Tuntut Ganti Rugi
Meski tidak tercatat resmi dalam buku administrasi City, para penggugat menilai Manchester Biru tidak bisa lepas tangan. Sebaliknya, City diminta bertanggung jawab atas masa depan mereka yang hilang. Dua dari delapan korban juga mengajukan gugatan ke Crewe yang pernah mempekerjakan Bannel.
Kecuali satu orang, seluruh korban yang mengajukan gugatan mengklaim kehilangan kesempatan menjadi pesepak bola akibat kejadian itu. Meski demikian, baik City maupun Crewe menolak gugatan itu dan mengaku tidak terlibat dalam skandal pedofilia yang menimpa mereka di saat anak-anak.
Baik City maupun Crewe juga berlasan, tuntutan itu juga sudah terlambat untuk disidangkan. Kedua tim juga mempertanyakan kerugian finansial yang dialami para korban akibat pelecehan tersebut.
Advertisement
Disidangkan Mulai Oktober 2021
Meski demikian, pengadilan sudah menerima berkas gugatan para korban. Hakim Lambert memerintahkan agar tuntutan ini disidangkan bersama selama 8 minggu yang dimulai Oktober 2021.