Liputan6.com, Jakarta Salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto, Makan Bergizi Gratis (MBG), kini resmi digulirkan di seluruh Indonesia. Diluncurkan serentak sejak dua pekan lalu, program ini bertujuan memberikan asupan makanan sehat, seimbang, dan bergizi kepada anak-anak Indonesia. Langkah ini menjadi bagian dari persiapan menuju Indonesia Emas 2045, di mana generasi muda yang sehat dan berkualitas memegang peranan penting.
Meskipun tantangan geografis Indonesia yang beragam kerap menjadi kendala, program MBG tetap menjangkau wilayah terpencil, termasuk Kabupaten Sugapa, Intan Jaya, Papua Tengah. Di daerah ini, Kementerian Pertahanan bekerja sama dengan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III berhasil mendistribusikan 1.000 paket makanan bergizi untuk para pelajar.
Baca Juga
Pendistribusian makanan dilakukan langsung oleh Panglima Kogabwilhan III, Letjen Bambang Trisnohadi, menggunakan helikopter untuk memastikan bantuan sampai tepat sasaran. Beberapa sekolah yang menerima manfaat MBG di wilayah tersebut meliputi SD Santo Mikael, Sekolah Yayasan Katolik Sugapa, SD Inpres Sugapa, dan SD Homeyo. Selain pelajar, program ini juga diperluas untuk ibu hamil di kawasan tersebut, sebagai upaya meningkatkan kesehatan generasi penerus sejak dini.
Advertisement
MBG telah menjangkau 31 provinsi
Dalam waktu singkat, program MBG telah menjangkau 31 provinsi dengan melibatkan 238 satuan pelayanan pemenuhan gizi. Presiden Prabowo menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam memastikan keberhasilan program ini. Ia optimis bahwa pada akhir tahun 2025, seluruh anak Indonesia akan menikmati manfaat dari program MBG.
“Saya yakini bahwa pada akhir 2025, semua anak Indonesia akan dapat makan bergizi,” ungkap Presiden saat meninjau pelaksanaan program ini di Sumedang, Jawa Barat.
Advertisement
Program MBG dirancang secara bertahap
Tahapan implementasi program MBG telah dirancang secara bertahap. Pada periode pertama, Januari-April 2025, ditargetkan sebanyak 3 juta penerima manfaat. Jumlah ini diharapkan meningkat menjadi 6 juta penerima pada periode April-Agustus 2025, seiring dengan perluasan cakupan program di berbagai wilayah Indonesia.