Liputan6.com, Jakarta - Bitcoin kembali di atas USD 43.000 pada Kamis dan naik sekitar 3 persen. Hal itu menunjukkan minat beli baru setelah minggu yang relatif tenang.
Terlepas dari penurunan aktivitas perdagangan baru-baru ini, analis masih memantau risiko makroekonomi dan peraturan yang dapat memicu peningkatan volatilitas.
Baca Juga
Pada Kamis, bank sentral Rusia menyarankan anggota parlemen perlu menerapkan peraturan untuk secara efektif melarang kegiatan terkait crypto domestik.
Advertisement
Bank menjelaskan, bagaimanapun itu tidak berarti melarang kepemilikan crypto oleh warga negara. Sebaliknya, proposal tersebut menargetkan investor institusi Rusia, penyedia infrastruktur keuangan, dan organisasi lain yang dapat memfasilitasi transaksi crypto.
Proposal tersebut muncul setelah Binance, sebuah pertukaran platform crypto, mengumumkan awal bulan ini bahwa mereka mempekerjakan mantan pejabat pemerintah dari Rusia dan Ukraina untuk membantu mengembangkan bisnisnya di negara-negara tersebut.
Beberapa pedagang dan investor tampaknya tidak terpengaruh oleh larangan crypto yang diusulkan Rusia, dibuktikan dengan kenaikan harga yang terjadi pada Kamis. Namun, beberapa analis tetap berhati-hati meskipun harga Bitcoin masih stabil.
"Pembelian pada penurunan di bawah USD 41.000 BTC belum menjadi alasan untuk optimisme, karena tren turun dengan level tertinggi yang lebih rendah telah berlangsung selama lebih dari seminggu," kata analis di FxPro, Alex Kuptsikevich, menulis dalam email ke CoinDesk, seperti dikutip Jumat (21/1/2022).
Volatilitas di pasar crypto telah menurun selama sebulan terakhir, terutama karena Bitcoin terus diperdagangkan dalam kisaran ketat antara USD 40.000 dan USD 45.000.
Untuk saat ini, beberapa pedagang dan investor telah memantau hubungan erat antara Bitcoin dan Indeks Nasdaq 100. Peningkatan volatilitas dalam saham teknologi dapat mendikte pergerakan harga crypto dalam jangka pendek.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Harga Bitcoin Hari Ini, 21 Januari 2022
Sebelumnya, Bitcoin, Ethereum dan jajaran aset kripto teratas hampir semuanya masih meradang pada Jumat pagi, 21 Januari 2022. Aset kripto yang pada sesi perdagangan hari sebelumnya melemah, hingga saat ini masih belum menunjukkan tanda-tanda penguatan.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Jumat pagi, aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah dalam satu hari terakhir sebesar 1,41 persen dan 3,07 persen dalam sepekan. Saat ini, harga BTC kembali turun menyentuh level USD 41.337,50 per koin atau setara Rp 592,2 juta (asumsi kurs Rp 14.327 per dolar AS).
Ethereum (ETH) sebagai aset kripto terbesar kedua juga melemah sebesar 1,78 persen dalam satu hari terakhir dan 5,73 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 3.072,27 per koin.
Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD coin (USDC), meskipun sedikit turun, tetapi masing-masing harganya masih stabil di USD 1,00.
Selanjutnya, Binance coin (BNB) yang juga ikut melemah sebesar 4,51 persen dalam 24 jam terakhir serta melemah dalam sepekan sebesar 5,96. Hal itu membuat BNB berada di level USD 448,35 per koin.
Sedangkan, Cardano (ADA) masih melemah dari hari sebelumnya yaitu sebesar sebesar 5,24 persen dalam 24 jam terakhir. Namun, dalam sepekan masih menunjukkan grafik hijau yaitu 3,23 persen. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 1,28 per koin.
Terakhir, Solana (SOL) hari ini masih harus meradang sebesar 4,15 persen dalam satu hari terakhir dan dalam sepekan meradang sebesar 10,87 persen. Saat ini harga SOL berada di level USD 131,11 per koinnya
Advertisement