Standard Chartered Prediksi Harga Bitcoin Sentuh Rp 1,5 Miliar pada 2024

Bank mengantisipasi beberapa ETF spot untuk BTC dan ETH kemungkinan diberikan persetujuan pada kuartal pertama 2024

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 01 Des 2023, 08:23 WIB
Diterbitkan 01 Des 2023, 08:23 WIB
Standard Chartered Prediksi Harga Bitcoin Sentuh Rp 1,5 Miliar pada 2024
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Andre Francois M.)

Liputan6.com, Jakarta - Standard Chartered Bank telah menyatakan kembali proyeksi harga bitcoin (BTC) akan mencapai nilai USD 100.000 atau setara Rp 1,5 miliar (asumsi kurs Rp 15.458 per dolar AS) pada akhir 2024. 

Dilansir dari Coinmarketcap, Jumat (1/12/2023), Kepala Anais Riset Kripto di Standard Chartered, Geoff Kendrick dan tim di bank tersebut menyampaikan keyakinan mereka persetujuan berbagai ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat akan bermanfaat.

Sebagai kekuatan pendorong berikutnya di balik ekspansi mata uang kripto, dan peristiwa ini diperkirakan terjadi lebih awal dari perkiraan awal. 

Faktor Pendorong

Bank mengantisipasi beberapa ETF spot untuk BTC dan ETH kemungkinan akan diberikan persetujuan pada kuartal pertama 2024, sehingga membuka jalan bagi peningkatan investasi institusional. 

Lebih lanjut, Standard Chartered menekankan Halving Bitcoin yang akan datang, sebuah peristiwa yang membatasi pasokan mata uang dan diperkirakan terjadi pada akhir April 2024, sebagai faktor tambahan yang dapat berkontribusi terhadap potensi kenaikan harga.

Standard Chartered awalnya memperkirakan BTC akan mencapai USD 120.000 atau setara Rp 1,8 miliar pada akhir tahun depan, menghubungkan kemenangan Bitcoin dengan statusnya sebagai aset safe haven yang memiliki reputasi baik. 

Bank tersebut mempertahankan dominasi harga BTC, dengan menyatakan dominasi BTC tetap utuh maka pangsa pasar aset digital secara keseluruhan telah meningkat menjadi 50 persen dari 45 persen.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Harga Bitcoin Ditargetkan Naik ke Level Tertinggi Rp 591 Juta

Bitcoin - Image by VIN JD from Pixabay
Bitcoin - Image by VIN JD from Pixabay

Sebelumnya diberitakan, harga Bitcoin (BTC) kembali naik Rabu, 15 November 2023 rebound dari koreksi sejak dua hari lalu yang capai kisaran USD 34.500. BTC kini menargetkan harga untuk menutup minggu ini dengan target menembus level USD 38.000 atau sekitar Rp 591 juta.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menuturkan meskipun ada hambatan makro, harga Bitcoin diprediksi akan terus melonjak lebih tinggi.Terlebih, data inflasi dan penjualan ritel AS yang dirilis minggu ini sangat mendukung narasi siklus pengetatan the Fed telah berakhir dan siklus penurunan suku bunga akan segera terjadi.

Indeks harga konsumen (CPI) AS hanya 3,2 persen (YoY) pada  Oktober, turun dari 3,7 persen di bulan September. Sementara, indeks harga produsen (PPI) untuk bulan Oktober hanya 1,3 persen (YoY), turun dari 2,2 persen pada bulan sebelumnya dan jauh di bawah perkiraan 1,9 persen. PPI Inti atau inflasi turun ke tingkat tahunan sebesar 2,4 persen dari 2,7 persen.

 

 

Harapan Persetujuan ETF Bitcoin

Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat
Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

"Mendinginnya inflasi dapat mendukung Bitcoin dalam jangka pendek karena beberapa pelaku pasar mungkin bersedia mengambil lebih banyak risiko. Ketika inflasi turun, mata uang tradisional cenderung lebih stabil nilainya, yang dapat mengurangi daya tarik investasi dalam aset-aset seperti obligasi dan tabungan. Dalam situasi ini, beberapa investor mungkin mencari alternatif yang lebih potensial untuk pertumbuhan modal, dan Bitcoin dapat menjadi salah satu pilihan mereka," kata Fyqieh dalam keterangan resminya, Kamis (16/11/2023).

Selain itu, dengan adanya ketidakpastian ekonomi yang sering terkait dengan inflasi yang tinggi, beberapa orang mungkin melihat Bitcoin sebagai bentuk "perlindungan" terhadap potensi depresiasi mata uang tradisional. 

Bitcoin dikenal karena sifatnya yang terdesentralisasi dan terbatas dalam pasokan, sehingga dianggap sebagai alat lindung nilai potensial terhadap fluktuasi nilai mata uang fiat.

Sementara itu, harapan akan persetujuan ETF Bitcoin spot di AS masih tetap tinggi, menjadi salah satu faktor yang menjaga semangat investor untuk terus mengakumulasi aset ini meskipun terjadi penurunan harga jangka pendek pada Bitcoin. Sampai saat ini, SEC masih belum memberikan persetujuan untuk ETF Bitcoin spot tersebut.

 

Respons Investor

Bitcoin - Image by Allan Lau from Pixabay
Bitcoin - Image by Allan Lau from Pixabay

Jendela waktu untuk persetujuan ini masih berlangsung hingga 17 November, dan jika SEC memutuskan untuk melanjutkan kebijakan penundaan persetujuan ETF, jendela waktu tersebut akan diperpanjang hingga tanggal 10 Januari.

"Para investor merespons dengan melakukan entry secara bertahap ke dalam Bitcoin, didukung oleh kepercayaan pasar yang kuat dan minim koreksi. Harga Bitcoin berhasil meningkat dari USD 34.000 (Rp 527 juta) menjadi USD 38.000 (Rp 589 juta) dalam waktu singkat. Kepercayaan investor terhadap sentimen positif terkait ETF masih cenderung bullish," imbuhnya.

Dia bilang, beberapa investor mungkin bertanya apakah pembelian Bitcoin pada level harga saat ini terlalu mahal. Harga Bitcoin telah mengalami volatilitas yang signifikan dalam beberapa minggu terakhir, dan saat ini berada pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada awal 2023.

Namun, penting untuk diingat harga Bitcoin dapat sangat fluktuatif, dan pergerakannya tidak selalu mengikuti pola yang dapat diprediksi. 

"Pastikan tujuan investasi. Jika ingin berinvestasi jangka panjang, maka membeli Bitcoin di level sekarang tidak terlalu mahal. BTC memiliki potensi untuk tumbuh secara signifikan dalam jangka panjang, sehingga masih bisa mendapatkan keuntungan yang besar," kata Fyqieh.

 

Investasi Jangka Panjang

Bitcoin (Foto: Jievani Weerasinghe/Unsplash)
Bitcoin (Foto: Jievani Weerasinghe/Unsplash)

Untuk investasi jangka panjang pada Bitcoin dengan mempertimbangkan harga saat ini mungkin masuk akal, terutama jika dilihat sebagai peluang masuk pada level yang relatif rendah.

Proyeksi potensial kenaikan hingga mencapai All-Time High (ATH) sekitar USD 120.000-USD 150.000 atau sekitar Rp 1,8 miliar-Rp 2,3 miliar dalam siklus Bitcoin halving selanjutnya bisa menjadi faktor pendorong keputusan investasi.

Namun, penting untuk dicatat siklus halving bukan jaminan pasti Bitcoin akan mencapai rekor ATH baru. Faktor-faktor seperti adopsi institusional, regulasi, perkembangan teknologi, dan sentimen pasar juga dapat memengaruhi pergerakan harga Bitcoin.

"Oleh karena itu, sebelum membuat keputusan investasi, disarankan untuk melakukan analisis menyeluruh dan mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat memengaruhi pasar kripto," ujar dia.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya