Menginspirasi Banyak Orang, Atlet Rugby James Simpson Tetap Rendah Hati

James Simpson sudah dikenal baik oleh banyak orang. Bahkan ia disebut-sebut sebagai seorang pahlawan super. Tapi James sendiri mengatakan, "Saya hanyalah James Simpson, pemain rugby."

oleh Fitri Syarifah diperbarui 17 Agu 2021, 15:00 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2021, 15:00 WIB
Ilustrasi atlet Rugby difabel
Ilustrasi atlet Rugby difabel. Photo by Thomas Serer on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta James Simpson sudah dikenal baik oleh banyak orang sebagai inspirasi, bahkan disebut-sebut sebagai seorang pahlawan super. Tapi James sendiri mengatakan, "Saya hanyalah James Simpson, pemain rugby."

Ucapannya tersebut menunjukkan kerendahan hatinya yang luar biasa. Padahal ia seorang pria yang akan menjadi salah satu bintang final Sunday's Wheelchair Challenge Cup.

Dilansir dari The guardian, 12 tahun yang lalu, tepatnya saat ia masih bertugas dengan Batalyon 1 Resimen Yorkshire di Afghanistan, James kehilangan kakinya dalam ledakan IED. Peristiwa itu mengakhiri karirnya sebagai tentara. Namun disabilitas tidak menghilangkan semangat, dorongan dan tekad. Justru kondisi itu akan semakin memperkuat tujuannya untuk memanfaatkan hidup sebaik-baiknya.

"(Peristiwa) Ini mengubah hidup, tapi itu tidak mengakhiri hidup sama sekali. Saya tidak pernah membiarkan momen itu menghancurkan hidup saya. Saya tidak ingin dikenal karena mengalami cedera. Saya bukan James Simpson, orang yang kehilangan kakinya saat bom meledak. Saya telah memastikan bahwa saya telah membuat jalur saya sendiri," kata James.

James juga mengatakan kalau sembilan tahun yang lalu, ia adalah pendukung Leeds Rhinos, yang membuatnya menemukan liga rugby kursi roda, olahraga yang masih dalam masa pertumbuhan.

 

Lingkungan difabel justru membuatnya semakin kuat

“Awalnya hanya untuk bersenang-senang. Saya berusia 20-an, saya tidak mengenal siapa pun dalam hidup saya yang seorang difabel selain sesama tentara. Tiba-tiba, saya dikelilingi oleh orang-orang yang telah difabel seumur hidup mereka. Sembilan tahun kemudian, pertandingannya telah berkembang menjadi sesuatu yang sangat kompetitif. Saya hampir menjadi atlet profesional akhir-akhir ini. Saya makan, tidur, dan menjalani pertandingan, sehingga itu memberi saya tujuan besar dalam hidup,” jelasnya.

Simpson bersikeras bahwa orang-orang yang bermain dengannya setiap minggulah yang menginspirasi, bukan dirinya. Ia menyebutkan contohnya Nathan Collins, pemain Leeds dari Inggris yang lahir dengan dwarfisme. Tetapi ia telah menjadi salah satu bintang permainan kursi roda. Ia juga menyebutkan contoh lainnya.

“Dalam permainan kami, kami tidak benar-benar menyadarinya karena kami semua memiliki perjalanan. Kami memiliki orang-orang yang menderita cedera yang mengubah hidup, dan beberapa yang telah difabel sejak lahir. Saya suka bahwa setiap orang memiliki cerita,” kata James.

 

Sempat kecewa karena COVID-19

Meskipun pertandingan tahunan tahun 2019 terhapus oleh pandemi COVID-19, termasuk Wheelchair World Cup yang diundur ke tahun 2022. Namun tipikal James Simpson, ia tetap pragmatis dan positif tentang masa depan olahraga meskipun ada kemunduran.

“Jangan salah paham, saya marah ketika mereka membatalkannya,” katanya sambil tertawa. “Tapi saya bisa mengatasinya, karena saya tahu kami menjadi memiliki persiapan untuk final piala ini. Kami telah memainkan dua pertandingan sehari di Liga Super dan akhir pekan ini adalah momen yang sangat monumental.

“Saya hanya ingin semua orang melihat betapa bagusnya permainan ini, dan inilah kesempatannya. Beberapa tahun yang lalu, pertandingan tersebut di streaming di Facebook oleh seseorang yang berdiri di pinggir lapangan dengan telepon. Sekarang, kita bisa muncul di BBC. Itu luar biasa."

Ini adalah permainan klub kursi roda pertama yang diberikan platform ini dan peminatnya meningkat. Sebuah klip dari percobaan mencetak goal oleh mantan pemain internasional Inggris Harry Brown baru-baru ini menjadi viral, yang diantaranya turut dibagikan oleh Adam Hills dan Johnny Vegas.

“Saya menonton pertandingan sejak saya melakukan debut dan saya benar-benar tidak sebagus itu. Standarnya sekarang luar biasa dan permainannya telah berkembang. Ketika kami pertama kali memulai, sebagian besar pemain basket kursi roda bermain rugby ... Anda tidak melihat banyak rugby-isme. Sekarang kita semua pemain rugby dengan latar belakang rugby,” katanya sambil tersenyum.

“Saya sekarang berusia 35 tahun dan saya harus bekerja sangat keras untuk memenuhi tuntutan di level atas. Anda harus melakukannya karena semua pemain terkemuka berusia awal 20-an. Ini adalah bintang masa depan dan mereka adalah orang-orang yang akan membawa rugby kursi roda ke tingkat berikutnya.”

Piala Dunia adalah momen penting bagi liga rugby di Inggris, tak terkecuali untuk pertandingan kursi roda. Progressnya cukup besar dalam beberapa tahun terakhir, ditambah piala final yang sampai ditayangkan oleh BBC adalah lompatan kemajuan besar lainnya. Meski demikian, James mengaku merasa masih jauh dari akhir perjalanannya.

"Saya ingin bintang internasional besar berikutnya yang bahkan belum pernah bermain olahraga ini, mereka ikut menyaksikan pada hari Minggu dan terinspirasi. Untuk melihat bahwa segala sesuatu mungkin terjadi, dan Anda dapat bermain olahraga apa pun yang terjadi," katanya.

“Piala Dunia bukanlah akhir. Saya ingin mengembangkan pertandingannya lebih besar lagi. Serta bagi mereka yang belum pernah melihat olahraga ini sebelumnya agar mendengarkan. Anda akan kagum.”

Untuk seseorang yang telah melalui begitu banyak hal, itu adalah pujian yang tinggi dari James. Anda mungkin akan mengindahkan kata-katanya dan menjadi terpikat dengan liga rugby kursi roda.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya