Liputan6.com, Kairo: Presiden Mesir Muhammad Hosni Said Mubarak, 77 tahun, sepertinya akan memenangi pemilihan presiden multikandidat pertama di negaranya. Meski, baru sekitar setengah kertas suara yang selesai dihitung, hasil sementara menunjukkan Mubarak unggul 70 persen suara dibanding para pesaingnya. Penghitungan selengkapnya diperkirakan akan selesai Jumat (9/9) ini.
Dari hasil penghitungan sementara, Mubarak yang telah 24 tahun memimpin Mesir tampaknya akan kembali menduduki kursi presiden untuk enam tahun ke depan. Pemilihan presiden multikandidat untuk pertama kali ini diharapkan berbagai kalangan di Mesir akan terlaksana secara bersih dan jujur. Namun, di sejumlah tempat muncul berbagai laporan kecurangan, di antaranya intimidasi terhadap para pendukung kelompok oposisi dan praktik pembagian uang dan makanan bagi pendukung Mubarak [baca: Pemilihan Presiden Multikandidat Mesir Digelar].
Bahkan, kandidat presiden dari Partai Al Ghad Ayman Nour yang meraih 12 persen suara telah menyatakan menolak hasil pemilihan dan menuntut dilakukan pemungutan suara ulang. Pengamat politik Mesir Mohammed el Saied mengungkapkan, perolehan suara kubu oposisi yang lumayan besar menunjukkan ada keinginan perubahan di negara itu. Pada pemilihan kali ini, meski jumlah pemilih yang terdaftar di Mesir tercatat sebanyak 32 juta orang, tingkat partisipasi warga masih tergolong rendah yakni 30 persen saja.(IAN/Rcm)
Dari hasil penghitungan sementara, Mubarak yang telah 24 tahun memimpin Mesir tampaknya akan kembali menduduki kursi presiden untuk enam tahun ke depan. Pemilihan presiden multikandidat untuk pertama kali ini diharapkan berbagai kalangan di Mesir akan terlaksana secara bersih dan jujur. Namun, di sejumlah tempat muncul berbagai laporan kecurangan, di antaranya intimidasi terhadap para pendukung kelompok oposisi dan praktik pembagian uang dan makanan bagi pendukung Mubarak [baca: Pemilihan Presiden Multikandidat Mesir Digelar].
Bahkan, kandidat presiden dari Partai Al Ghad Ayman Nour yang meraih 12 persen suara telah menyatakan menolak hasil pemilihan dan menuntut dilakukan pemungutan suara ulang. Pengamat politik Mesir Mohammed el Saied mengungkapkan, perolehan suara kubu oposisi yang lumayan besar menunjukkan ada keinginan perubahan di negara itu. Pada pemilihan kali ini, meski jumlah pemilih yang terdaftar di Mesir tercatat sebanyak 32 juta orang, tingkat partisipasi warga masih tergolong rendah yakni 30 persen saja.(IAN/Rcm)