Hujan, Air Mata dan Keringat Bisa Membunuh Wanita Ini

"Ini seperti mimpi buruk bagiku. Aku bahkan tak bisa membaca sebuah postingan sedih di Facebook," ucap Barbara.

oleh Liputan6 diperbarui 03 Jul 2014, 15:31 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2014, 15:31 WIB
 Hujan, Air Mata dan Keringat Bisa Membunuh Wanita Ini
Barbara Ward dari Hartlepool, County Durham, Inggris yang tak bisa terkena air. (SWNS.com)

Liputan6.com, Durham - Keringat, air mata, dan hujan bisa membunuh perempuan ini. Barbara Ward dari Hartlepool, County Durham, Inggris ini mempunyai alergi yang tak biasa. Ia alergi terhadap air.

Seperti diberitakan Daily Mail, Kamis (3/7/2014), ketika mandi atau menangis, akan muncul ruam merah di kulit Barbara. Tak hanya itu, rasanya pun amat menyakitkan.

Saat mandi, Barbara mengalami shock anafilaktik parah. Ia akan mendapati kulit tubuhnya penuh dengan bintik-bintik merah. Reaksi wanita berusia 43 tahun ini bahkan berpotensi mengancam nyawanya.

The 43-year-old from Hartlepool breaks out in a painful rash when she comes into contact with sweat, tears and water


Sebelumnya pada Oktober 2013, Barbara di diagnosa mengidap penyakit langka yang dikenal dengan Urtikaria Aquagenic. Dokter awalnya mengira ia menderita alergi biasa, dan diberi resep krim steroid, tetapi kondisinya tidak kunjung membaik.

"Ini seperti mimpi buruk bagiku," kata Barbara. "Aku bahkan tak bisa membaca sebuah postingan sedih di Facebook, karena jika aku sampai terbawa emosi dan menangis, aku bisa mati."

Ibu dari empat anak ini juga tidak bisa meminum air putih, ia hanya dapat meminum 2 cangkir kecil teh atau susu pada satu waktu. Selain itu, ia harus membawa jas hujan ke mana pun pergi. Untuk berjaga-jaga, agar ia tak kehujanan.

Kondisi yang dialami Barbara merupakan peristiwa langka, yang terjadi pada 1 dari 230 miliar orang.

"Aku memang sudah terbiasa dengan keadaan ini, tetapi aku merasa aktivitasku terbatas. Aku tidak seperti ibu lain yang bisa bermain atau berjalan dengan anak-anaknya, karena keringat saja bisa membuatku shock dan alergi," urai Barbara sedih.

Alhasil, suami Barbara, Michael yang akhirnya membantu melaksanakan tugas pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan rumah, memasak, dan mencuci. (Safira Badri)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya