Siapa Ingin Tebar Teror Ibukota Malaysia Putrajaya?

Awalnya, kelompok tersebut diduga terkait dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Ternyata tak ada kaitan langsung.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 20 Agu 2014, 19:17 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2014, 19:17 WIB
Ibukota Malaysia, Putrajaya
Ibukota Malaysia, Putrajaya

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kepolisian Malaysia menangkap 19 orang, 17 pria dan 2 perempuan, selama operasi penanggulangan terorisme antara April hingga Juli 2014. Mereka dicokok atas dugaan merencanakan teror di ibukota pemerintahan negeri jiran, Putrajaya.

Awalnya, kelompok tersebut diduga terkait dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Namun belakangan diketahui, mereka tak ada kaitan langsung dengan kelompok ekstremis tersebut.

"Bagaimanapun, individu-individu tersebut, memiliki ideologi serupa dengan ISIS dan grup teroris lain seperti Boko Haram dan Jemaah Islamiah. Mereka datang dari gerakan Salafi Jihadi," kata Wakil Kepala Badan Antiterorisme Malaysia, Ayob Khan Pitchay Mydin, seperti dimuat CNN, Rabu (20/8/2014).

Jemaah Islamiah diyakini berada di balik Bom Bali tahun 2002, yang menyebabkan 202 tewas.Organisasi terkait Al Qaeda tersebut juga terkait dengan insiden pemboman lain di Asia Tenggara. Sementara Boko Haram adalah kelompok militan yang menebar teror bom bunuh diri dan penculikan ratusan siswi sekolah di Nigeria.

Meski tak ada kaitan langsung dengan ISIS, polisi Malaysia menyakini, anggota kelompok tersebut berniat bergabung dengan organisasi itu di Suriah -- setelah menginvestigasi rencana perjalanan mereka.

"Kami mengetahui bahwa mereka berencana bergabung dengan ISIS dari rencana perjalanan mereka," kata Ayob Khan.

Semua tersangka diketahui berencana terbang ke Istanbul, Turki, sebelum menempuh perjalanan ke Suriah -- lewat Provinsi Hatay di Istanbul. Sementara 7 dari mereka telah didakwa di pengadilan terkait kegiatan terkait teror.

Bar Jadi Target

Dalam proses investigasi, polisi menguak rencana kelompok tersebut untuk mengebom sejumlah bar dan tempat yang berkaitan dengan minuman keras beralkohol. Termasuk pabrik pembuatan bir.

"Mereka juga menggunakan Facebook untuk mengumpulkan uang dari aktivitas berkedok aksi kemanusiaan di Timur Tengah," kata Ayob Khan.

Tapi, ia menolak mengungkap berapa jumlah uang yang berhasil dikumpulkan dan menguak nama kelompok tersebut dengan alasan penyelidikan masih dilakukan.

Pada Juni lalu, pria Malaysia berusia 26 tahun, Tarmimi Maliki, menjadi warga negeri jiran pertama yang menjadi bomber bunuh diri terkait ISIS.

Buruh pabrik tersebut, yang menjadi pelaku pembunuhan lebih dari 20 tentara elit Irak di pangkalan al-Anbar Mei 2014, teridentifikasi setelah muncul laporan di sebuah situs terkait ISIS yang juga menampilkan fotonya. (Yus)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya