Liputan6.com, Brussels - Frank Van Den Bleeken sudah lama ingin mati. Pria Belgia yang kini meringkuk di penjara, untuk menjalani vonis seumur hidup dalam kasus pemerkosaan dan pembunuhan mengajukan permohonan euthanasia pada tahun 2011. Ia mengaku mengalami 'penderitaan psikologis yang tak tertahankan'.
Namun, kala itu, Komisi Federal Euthanasia Belgia ingin mempertimbangkan setiap pilihan pengobatan yang mungkin dilakukan, sebelum menyetujui tindakan tersebut.
Kini, Van Den Bleeken mendapat apa yang mau. Ia boleh meminta dokter mengakhiri hidupnya. Dengan suntik mati.
Butuh 3 tahun bagi tahanan yang dinyatakan terbukti bersalah pada tahun 1980-an itu demi mendapatkan 'haknya' untuk mati. Ia merasa tak bisa mengontrol hasrat untuk melakukan kekerasan seksual. Di sisi lain, ia tak mungkin bebas dari bui.
Ini adalah keputusan pertama yang melibatkan seorang tahanan, setelah euthanasia diberlakukan di Belgia 12 tahun lalu.
Van Den Bleeken yang kini berusia 50 tahun akan segera dipindah ke rumah sakit, di mana prosedur medis akan dilakukan. "Namun, saya tak bisa mengatakan kapan dan di mana itu akan dilanjutkan," kata pengacara terpidana, Jos Vander Velpen seperti Liputan6.com kutip dari BBC, Selasa (16/9/2014).
Jumlah kasus euthanasia secara bertahap meningkat setiap tahun, sejak muncul aturannya pada 2002. Sebagian besar kini dianggap kontroversial karena melibatkan orang sepuh atau menderita penyakit yang tak bisa disembuhkan.
UU tersebut bukan tanpa kritik. Pada Januari 2013, media di Belgia melaporkan kematian Marc dan Eddy Verbessem, keduanya kembar identik, yang saat itu mengalami gangguan pendengaran. Mereka mengajukan permohonan euthanasia setelah mengetahui mereka akan mengalami kebutaan karena kelainan genetik.
Ada juga Nathan Verhelst yang tewas Oktober lalu. Ia adalah transseksual yang merasa mati adalah jalan keluar dari masalah yang menderanya: operasi ganti kelamin yang berkali-kali gagal.
Sebelumnya, Parlemen Belgia mengesahkan UU yang mengizinkan pengakhiran hidup (euthanasia) untuk anak-anak tanpa batas usia.
Keputusan diambil melalui proses pemungutan suara dengan 86 suara mendukung, 44 menolak dan 12 abstain.
Belanda memungkinkan euthanasia untuk anak usia 12 dan lebih, sementara Belgia telah mengangkat semua pembatasan usia untuk suntik mati. (Riz)
Pembunuh dan Pemerkosa Belgia Ini Dapat 'Hak untuk Mati'
Frank Van Den Bleeken sudah lama ingin mati. Ia pun mengajukan permohonan euthanasia. Dan dikabulkan.
Diperbarui 16 Sep 2014, 14:02 WIBDiterbitkan 16 Sep 2014, 14:02 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Prajurit Aktif Rangkap Jabatan Sipil Harus Pensiun Dini atau Mundur, Siapa Bakal Terdampak?
Kadar Emas Paling Ideal Ternyata Bukan 24 Karat, Berapa?
Guru Cabuli 8 Siswa di Sikka Ternyata Berstatus ASN P3K, Apa Sanksinya?
Barcelona Krisis Keuangan, Chelsea Berani Tawar Gavi
8 Resep Sambal Khas Nusantara: Pedas, Nikmat, dan Mudah Dibuat
6 Fakta Menarik Masjid Sunan Giri Gresik yang Dikelilingi 300 Makam
Hubble Ungkap Masa Depan dan Masa Lalu Galaksi Andromeda
Potret Keindahan Bulan Sabit Sejajar dengan Kubah Hijau Masjid Nabawi, Bikin Takjub
Aulia Rahman Basri Resmi Maju PSU Pilkada Kukar, Gantikan Edi Damansyah
Detik-Detik Puluhan Napi Lapas Kutacane Kabur, Dipicu soal 'Bilik Asmara'
Bolehkah Berdoa saat Sujud Pakai Bahasa Indonesia? Ini Kata UAS dan Syafiq Riza Basalamah
Tidak Terima Diklakson Pemotor, Pengemudi Aphard di Cilincing Banting Korban hingga Memar