Paus Tahbiskan Santo Pertama dari Sri Lanka

Joseph Vaz merupakan Santo pertama dari Sri Lanka yang mayoritas penduduknya memeluk agama Buddha.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 14 Jan 2015, 16:56 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2015, 16:56 WIB
Paus Tahbiskan Santo Pertama dari Sri Lanka
Joseph Vaz merupakan Santo pertama dari Sri Lanka yang mayoritas penduduknya memeluk agama Buddha.

Liputan6.com, Colombo - Dalam kunjungannya ke Sri Lanka Paus Fransiskus mentahbiskan misionaris bernama Joseph Vaz menjadi seorang Santo atau orang kudus. Vaz merupakan Santo pertama dari Sri Lanka yang mayoritas penduduknya memeluk agama Buddha.

Petahbisan tersebut dilakukan di Ibu Kota Sri Lanka, Colombo. Upacara ini dilangsungkan di depan 500 ribu orang.

"Santo Yoseph menujukkan kepada kita betapa pentingnya pluralisme dalam pelayanan perdamaian," sebut Paus Fransiskus seperti dikutip dari Reuters, Rabu (14/1/2015).

Paus mendorong agar umat Nasrani di Sri Lanka mau mencontoh apa yang telah diperbuat Vaz. Hal ini karena selama hidupnya Vaz telah membangun perdamaian, keadilan, dan rekonsiliasi di negara Asia Selatan tersebut.

Di tempat yang sama Paus pun tidak canggung untuk berbaur bersama warga Sri Lanka. Menggunakan mobil khas Paus, pria asal Argentina ini membelah lautan massa dan menyalami dan memberkati warga Sri Lanka.

Selain mentahbiskan Joseph Vaz, pada kesempatan berbeda Paus angkat bicara mengenai perang sipil yang terjadi di Sri Lanka. Dia meminta supaya pemerintah Sri Lanka tidak menyembunyikan kebenaran di balik perang saudara.

Joseph Vaz lahir di India pada 1651. Di usia 36 tahun, ia melakukan perjalanan penginjilan ke Sri Lanka yang saat itu diterpa pertempuran antara kerajaan lokal dan Eropa.

Kanonisasi terhadap Vaz dilakukan Paus dengan menabrak beberapa aturan baku yang telah ditetapkan Vatikan. Pusat Gereja Katolik dunia ini menetapkan agar semua calon orang suci atau santo setidaknya pernah melakukan 2 mukjizat.

Namun, peraturan tersebut sama sekali tidak berlaku bagi Paus Fransiskus. Langkah Paus itu dinilai sebagai salah satu pendekatan baru yang digunakan Paus di tempat-tempat di mana gereja Katolik tengah berkembang. (Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya