Jelang Pemilu Israel, PM Netanyahu Takut Kalah

Tokoh konservatif Israel dari Partai Likud ini memprediksi, dirinya kalah dalam pesta demokrasi yang akan diselenggarakan 17 Maret 2015.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 11 Mar 2015, 15:58 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2015, 15:58 WIB
Jelang Pemilu Israel, PM Netanyahu Takut Kalah
Tokoh konservatif Israel dari Partai Likud ini memprediksi, dirinya kalah dalam pesta demokrasi yang akan diselenggarakan 17 Maret 2015.

Liputan6.com, Tel Aviv - Jelang pemilihan umum, Perdana Menteri (PM) incumbent Israel Benjamin Netanyahu dilanda kecemasan besar. Ia mengatakan, ada bahaya nyata yang bakal menerkamnya.

Tokoh konservatif Israel dari Partai Likud ini memprediksi, dia akan kalah dalam pesta demokrasi yang diselenggarakan negaranya pada 17 Maret 2015. Netanyahu pun yakin seluruh penentang Partai Likud pasti akan berusaha sekeras mungkin agar bisa mewujudkan ketakutannya itu.

"Ini sangat jauh dari keyakinan saya. Terdapat bahaya besar di depan," sebut Netanyahu kepada pendukungnya di Tel Aviv, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (11/3/2015).

"Pemilu nanti merupakan perlombaan yang sangat ketat. Tak ada yang pasti karena ada upaya besar dari dunia untuk menumbangkan Partai Likud," sambung dia.

Karena menilai ancamannya sangat nyata, Netanyahu meminta pendukungnya satu suara dan satu tujuan. Yaitu mengalahkan saingan mereka, Partai Pekerja yang didukung Isaac Herzog dari Koalisi Uni Zionis.

Netanyahu menyebut, jika Herzog memerintah maka ada ancaman terhadap Negara Israel. Termasuk di antaranya rencana Herzog berunding kembali dengan Palestina serta membagi dua wilayah Yerusalem.

Tahu dirinya "diserang" secara verbal, Herzog langsung merespons. Dia mengaku tidak terlalu memusingkan perkataan Netanyahu. "Semakin dekat pemilu, saya melihat tekanan ada pada pihak Netanyahu. Ia mencoba menyerang dari segala arah," ucap Herzog.

Saat ini kondisi politik di Israel menjelang pemilu sedikit memanas karena persaingan terbuka antara Partai Likud dan Koalisi Zionis yang didukung Partai Pekerja. Dalam jajak pendapat, kedua kubu ini selalu kejar-kejaran mendapatkan suara terbanyak. (Ger/Sun)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya