Liputan6.com, Tianjin - Mantan kepala keamanan dalam negeri China, Zhou Yongkang divonis penjara seumur hidup. Ia adalah pejabat paling senior atau berkedudukan paling tinggi yang diajukan ke pengadilan atas kasus korupsi -- sejak Partai Komunis didirikan pada 1949.
Dalam sidang tertutup yang digelar di Pengadilan Tianjin, hakim memutuskan, Zhou terbukti bersalah dalam kasus penyuapan, penyalahgunaan kekuasaan. "Juga secara sengaja membocorkan rahasia negara," demikian putusan hakim yang dikabarkan dari Xinhua, seperti dikutip dari BBC, Kamis (11/6/2015).
Semua hak-hak politik juga dilucuti dan hartanya disita untuk menutupi kerugian negara.
Zhou dan para pengacaranya dilaporkan tidak mengajukan banding atas putusan tersebut. "Terdakwa mengaku bersalah dan menyesali perbuatannya."
Dalam pengadilan terungkap Zhou dan sejumlah orang lainnya menerima keuntungan haram berjumlah total 2,1 miliar yuan dari sejumlah aktivitas bisnis ilegal. Sebelum pensiun pada 2012, Zhou adalah salah satu orang paling berkuasa di Tiongkok.
Setahun kemudian, ia menjadi target penyelidikan aparat, di tengah perang melawan korupsi yang menjadi kebijakan utama Presiden Xi Jinping. Zhou didakwa pada bulan April 2015, 9 bulan setelah penyelidikan resmi diumumkan.
Ia yang sebelumnya adalah 1 dari 9 anggota badan penentu kebijakan China, Komite Tetap Politbiro, akhirnya juga dipecat dari keanggotaan Partai Komunis dalam sebuah rapat Jumat 4 Desember 2014.
Kejaksaan Agung China sebelumnya menyebut, penyelidik telah menemukan bukti bahwa Zhou diduga mengambil keuntungan dari jabatannya untuk kepentingan pribadi dan keluarganya.
Ia juga diduga memanfaatkan jabatannya untuk membantu kerabat, para istri simpanannya, dan juga sejumlah teman. "Juga membocorkan rahasia partai dan negara sembari menggerogoti aset milik negara."
Laporan yang sama menyebut bahwa penyelidik menemukan bahwa Zhou punya hubungan terlarang dengan sejumlah perempuan. "Menukar jabatannya dengan seks dan uang."
"Apa yang dilakukan Zhou sepenuhnya telah melanggar asas dan tujuan Partai Komunis, dan merupakan pelanggaran disiplin berat," demikian dilaporkan Xinhua.
Setelah menduduki jabatan presiden pada akhir 2012, Presiden Xi menerapkan langkah berani untuk memberantas praktik korupsi di negaranya. Ia juga melarang segala bentuk pemborosan, dari acara jamuan hingga hadiah tahun baru. Sang pemimpin juga bersumpah menargetkan para koruptor, level 'lalat' hingga 'harimau' -- tak pandang bulu siapa dan apa jabatannya.
Level jenderal sekalipun ditangkap. Sebelumnya, Jenderal Xu Caihou, mantan wakil ketua Komisi Militer Pusat -- yang memimpin salah satu kesatuan tentara terbesar di dunia, diusir dari partai dan diserahkan ke jaksa setelah terbukti menerima suap. Seperti halnya Zhou, Xu juga pernah jadi anggota Politburo sebelum pensiun pada 2012. (Ein/Yus)
Advertisement