Perawat Australia di Suriah Terancam Dibui Saat Pulang Kampung

Seorang suster Australia yang bekerja untuk kemanusiaan di Suriah ingin kembali pulang. Ia terancam UU Antiteror di negerinya.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 24 Jul 2015, 17:20 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2015, 17:20 WIB
Suster Australia di Suriah Ingin Pulang Kampung
Adam Brookman, suster dari Australia yang berangkat ke Suriah, ingin pulang ke Melbourne. (Fairfax)

Liputan6.com, Melbourne- Kepolisian Australia (AFP) akan menangkap Adam Brookman begitu ia mendarat di Bandara Sidney.

Adam Brookman, seorang mualaf, warga negara Australia dan berprofesi sebagai perawat berangkat ke Suriah tahun lalu demi melakukan pekerjaan kemanusiaan.

Kepada Guardian bulan Mei 2015 lalu, ia mengatakan bahwa tidak pernah bergabung dengan ISIS. Pria dari Melbourne ini sengaja berangkat ke Suriah karena warga biasa di sana tidak cukup mendapat perhatian dan bantuan internasional.

"Aku hanya menolong orang-orang biasa yang terluka. Aku punya kemampuan sebagai perawat dan medis untuk menolong mereka," kata dia.

Ayah anak 5  masuk ke Suriah di awal 2014 bersama sebuah organisasi kemanusiaan dari Australia yang bermarkas di Turki.  Ia tak sengaja masuk ke Alepo saat harus mengantar warga sipil luka dengan ambulans.

Alepo adalah kota dimana ke tiga elemen berperang selama hampir 4 tahun. Yang satu  prajurit yang loyal kepada Presiden Bashar al-Assad, kelompok militer bebaskan suriah dan kelompok militan.

Brookman berkata bahwa kota tersebut mencapai puncak parahnya Juni 2014, "sampai-sampai saya harus masuk lebih jauh ke kota bernama Atme."

Pria berjenggot lebat ini mengklaim bahwa semua tenaga kesehatan yang kebanyakan orang Suriah dan Eropa adalah muslim.  Saat ISIS mendeklarasikan sebagai negara kalifah, klinik di Atme dibom. "Aku kehilangan satu orang kolega sementara kami terluka parah."

Saat itulah dia dibawa ke rumah sakit besar al-Bab, dearah yang dikuasai ISIS.  Pada saat proses penyembuhan di sebuah rumah milik anggota ISIS, disitulah ia diasumsikan telah bergabung.

Brookman membela diri bahwa ia tidak pernah sekalipun tertarik dengan ISIS.  "Mereka mungkin berharap aku bisa jadi aset pentingnya, sehingga mereka membiarkan aku hidup. Tapi aku tidak memperdulikan mereka dan fokus untuk merawat siapapun yang terluka."

Pria yang lahir dan besar di Victoria mengaku tidak setuju dengan cara-cara ISIS dan melihat kelompok ini tidak mewakili Islam secara keseluruhannya. Brookman berhasil melarikan diri menuju Turki dan kini bersiap pulang.

Kepulangannya akan tersandung dengan UU Antiteror, yang mengatur apabila warga Australia kembali dari deerah yang dianggap sebagai daerah terorisme, mereka harus bisa membuktikan dirinya tidak berperang atau bergabung dengan ISIS.

Ahli terorisme dari Universitas Monash, Greg Barton mengatakan, "Kalau Brookman ditemukan "bersih" dan memberikan segala informasi yang ia ketahui, otoritas Australia harus bersikap seimbang dan tidak memproses langkah hukum," seperti dikutip dari Sydney Morning Herald.

Masalahnya, ini jadi isu politik buat Perdana Menteri Tony Abott yang tetap menghukum siapapun yang kembali dari Suriah.

Sebagian aparat keamanan juga tidak percaya dengan cerita Brookman. Beberapa pria dari Melbourne yang berangkat ke Suriah 2012-2013  punya alasan yang sama dengan Brookman yaitu pekerjaan kemanusiaan. Tapi nyatanya mereka diketahui sebagai anggota ISIS setelah kematian mereka diumumkan di internet.

Bahkan beberapa di antaranya pernah mendatangi Mesjid Preston dan sarana olah raga yang dimiliki kerabat Brookman.  Pihak keamanan juga mengkategorikan siapapun yang mengobati para militan adalah bagian dari mereka.

Adam Brookman lahir dan besar di Victoria. Ia menjadi mualaf dengan menikahi seorang perempuan terlahir muslim. Brookman bekerja sebagi perawat di negara bagian itu dan sering berpartisipasi kegiatan kemanusiaan termasuk ke Indonesia sebelum ia berangkat ke Suriah.

Istrinya, yang identitasnya tidak mau disebut, mengatakan bahwa anak-anaknya membutuhkan sang ayah dan ia meminta Adam untuk pulang. (Rie/Ein)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya