Rayakan Kemenangan PD II, China Pamer Kekuatan Militer

Negara-negara tetangga semakin khawatir dengan kekuatan militer China yang semakin meningkat.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 03 Sep 2015, 09:26 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2015, 09:26 WIB
20150901- Militer China Peringati 70 tahun Berakhirnya Perang Dunia II-Beijing
Pasukan bersenjata saat latihan upacara pengambilan sumpah yang menandai peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II di Pangkalan Militer Beijing , China ( 1/8/2015). 12.000 pasukan militer akan dikerahkan dalam acara ini. (REUTERS/Stringer)

Liputan6.com, Beijing - Untuk mengenang kemenangan China atas Jepang di Perang Dunia (PD) II, Negeri Tirai Bambu ini pamerkan kekuatan militernya. Lebih dari 12 ribu pasukan dan 200 kendaraan militer termasuk tank dan rudal dikerahkan di Lapangan Tiananmen, Beijing.

President Xi Jinping turut hadir dalam acara yang dihadiri juga oleh pasukan asing. Acara parade militer ini akan dihadiri pula oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Korea Selatan Park Geun-hye dan Sekertaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, bersama 30 kepala negara lainnya.

Namun kabarnya Amerika Serikat, Inggris, Australia dan Jepang memilih untuk tidak hadir.

Barisan tentara  saat melakukan latihan menyambut peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II di Pangkalan Militer Beijing , Cina ( 1/8/2015). Parade militer besar-besaran akan disuguhkan China untuk menyambut peringatan ini.   (REUTERS/Stringer)

"Selama periode tegangnya hubungan antara China dan Jepang, serta meningkatkan ketegangan militer di kawasan Asia-Pasifik, beberapa pemimpin negara seperti AS, Inggris dan Australia sebagai sekutu Jepang, enggan berhubungan dengan China," kata Alexander Neill dari Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) di Singapura, kepada BBC (3/9/2015).

Parade kemenangan China ini dirancang untuk ajang demonstrasi megah militer negara itu. Selain itu, menjadi kesempatan untuk menjual barang-barang tersebut.

Beberapa bulan yang lalu, China telah mengungguli Jerman sebagai pemasok senjata terbesar ketiga di dunia, menurut Institut Perdamaian Stockholm.

"Parade ini jelas untuk menunjukkan kemajuan industri senjata China," jelas Mathieu Duchatel, kepala China dan Global Security Project dengan Stockholm International Peace Research Institute.

"Dalam hal ekspor, ini menunjukkan langkah China bukan lagi importir senjata, namun telah berganti menjadi eksportir utama," katanya Duchatel lagi.

Penjualan senjata China melonjak 150% dalam lima tahun terakhir. Untuk pertama kalinya, semua persenjataan ditampilkan selama parade ini buatan China, bukan lagi buatan Rusia.

Pada bulan April, China menandatangani kesepakatan untuk memasok 8 kapal selam baru untuk Pakistan, kesepakatan senjata paling mahal dalam sejarah China. Negeri Panda ini juga sedang menjalin kesepakatan menjual kapal selamnya kepada Thailand.

China Pamerkan Kekuatan Militernya (Reuters)

Tentara China atau terkenal dengan Tentara Pembebasan Rakyat China adalah militer terbesar di dunia, dengan 2,3 juta anggota, dan juga memiliki anggaran pertahanan terbesar kedua setelah Amerika Serikat.

Lebih dari 80% dari peralatan militer ditampilkan di depan umum untuk pertama kalinya, kata media pemerintah China.

Jepang meluncurkan invasi besar-besaran ke China pada tahun 1937 dan, menurut Beijing, delapan tahun pertempuran menewaskan 14 juta jiwa warga China. Jepang berhasil dikalahkan oleh China dan Mao Zedong, seorang komunis, yang memproklamirkan kemerdekaan republik rakyat China pada tahun 1949.

'Bisnis Monyet' Bantu Persiapan Pameran

Menggebunya China untuk memamerkan kekuatan militernya benar-benar total. Untuk beberapa minggu terakhir, televisi China yang biasa menyiarkan acara hiburan seperti 'The Voice of China' harus digantikan dengan acara-acara patriotisme. China ingin menyiarkan parade militer atas kemenangannya atas Jepang 3 September ini.

Namun, tidak semua warga China merasa tindakan tersebut membangkitkan rasa nasionalisme. Dalam Twitter ala China, Weibo, akun Yaxixi mengatakan parade militer adalah "cuci otak". Sementara itu seorang dengan akun Alex Huaier berkicau, "Ini negara yang menang melarang hiburan, sementara negara yang kalah asik saja menyanyi dan menari. Paradoks sekali?

Selain menghentikan siaran-siaran hiburan, China juga mengusir burung merpati yang biasanya terbang bebas di lapangan. Beijing memakai monyet Macaque terlatih untuk mengusir merpati-merpati tersebut.

Burung tersebut harus diusir dari udara China demi menghindari masuk ke mesin dan mengakibatkan kecelakaan.

Monyet-monyet ini berhasil menghalau dan 'merusak' sarang burung merpati dan meninggalkan bau mereka di pohon itu agar burung tersebut tidak kembali bersarang-- setidaknya untuk sementara waktu.

China Pamerkan Kekuatan Militernya, Jalanan Beijing sepi dan dijaga oleh polisi (Reuters)

Selain monyet, elang terlatih juga diberdayakan untuk menghalau merpati.

Editor BBC China, Carrie Gracie yang berada di Lapangan Tiananmen mengatakan, langit biru tampak sempurna pada hari Kamis 3 September 2015. Dalam beberapa hari terakhir, Pemerintah China telah melarang pabrik untuk beroperasi dan melarang kegiatan berbecue di luar ruangan. (Rie/Tnt)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya