Liputan6.com, Oslo - ISIS klaim tengah menyandera pria Norwegia dan seorang konsultan dari China. Kelompok radikal itu pun meminta tebusan untuk pembebasan kedua sandera tersebut.
Mereka mengunggah gambar 2 orang pria mengenakan baju tahanan kuning dalam edisi terbaru majalah online Dabiq.
Warga negara Norwegia itu diketahui bernama Ole Johan Grimsgaard-Ofstad (48). Dia berasal dari Oslo. Sementara pria dari China bernama Fan Jinghui (50), seorang konsultan dari Beijing, seperti yang Liputan6.com kutip dari Haaretz.com.
Hal tersebut dibenarkan oleh Perdana Menteri Norwegia, Erna Solberg.
"Ini adalah kasus yang pelik dan rumit. Tugas kami adalah mumulangkan warga kami dengan selamat ke Norwegia," kata Solberg kepada stasiun berita NTB seperti dikutip Antaranews dari Reuters.
Menurut NTB, tim dari Kementerian Luar Negeri Norwegia tengah menyelidiki kasus penculikan ini. (Bob/Tnt)
ISIS Klaim Sandera Warga Norwegia dan China
Mereka mengunggah gambar 2 orang pria mengenakan baju tahanan kuning dalam edisi terbaru majalah online Dabiq.
diperbarui 10 Sep 2015, 08:01 WIBDiterbitkan 10 Sep 2015, 08:01 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Hujan Disertai Angin Kencang, Pohon Tumbang di Pondok Bambu Jakarta Timur
Pengacara Alvin Lim Meninggal Dunia
7 Potret Pernikahan Winona Delany dan Frank Hutapea Putra Hotman Paris, Khidmat
Manchester City Tawar Striker Ganas Bundesliga
Pakaian Terkena Najis, Apa Tetap Bisa Sholat? Simak Penjelasan Yahya
Bahagianya Slank Tampil Sepanggung bersama Anak-anaknya di Konser HUT Pasar Malam Empat Satoe
Suhu Minus dan Salju Tak Halangi Demo Pro dan Anti Presiden Yoon Suk Yeol di Korea Selatan
Investor Bitcoin Menanti 40% Laba yang Belum Terealisasi
Eksistensi Bis Kota Ditengah Gempuran Kopi Kemasan Sekali Seduh
Profil Alvin Lim, Pengacara Tersohor yang Meninggal karena Gagal Ginjal
7 Rekomendasi Drakor yang Wajib Ditonton Setelah When the Phone Rings Berakhir
Kunjungan Wisman ke Indonesia Tembus 12,66 Juta Kunjungan hingga November 2024, Masih Kalah Jauh dari Thailand