Liputan6.com, New Hampshire - Mungkin tak ada menyangka, bayi mungil berpipi montok yang lahir di Australia pada 20 April 1889 itu kelak akan menebar angkara di muka bumi, yang menewaskan jutaan manusia. Menjadi sosok mengerikan yang ikut melecut Perang Dunia II: Adolf Hitler.
Pertanyaannya, layakkah bocah polos itu dibunuh demi menyelamatkan dunia dari sejarah kelam yang ia ciptakan di masa depan?
Sebuah pertanyaan dilayangkan pada kandidat capres Amerika Serikat, Jeb Bush: Jika memiliki kesempatan pergi ke masa lalu, apakah ia akan membunuh bayi Hitler?
Dan jawabannya, "Hell yeah, I would," kata Bush pada Huffington Post, seperti dikutip Liputan6.com, Selasa (10/11/2015). Tentu saja, ia mau melakukannya.
Kata-kata itu ia sampaikan dalam wawancara yang direkam di bus kampanye di New Hampshire. Sebelumnya, kandidat Partai Republik itu tak menjawab pertanyaan yang diajukan lewat e-mail.
Bush menambahkan, masalahnya adalah bagaimana menciptakan teknologi agar seseorang bisa kembali ke masa lalu, seperti dalam film Back to the Future.
"Itu mungkin akan berakibat buruk bagi banyak hal. Namun aku akan tetap melakukannya -- maksudku (membunuh) Hitler."
Advertisement
Pertanyaan tersebut awalnya mengemuka dalam jajak pendapat The New York Times Magazine bulan lalu. Survei menunjukkan 42 persen responden menjawab akan melakukannya, 30 persen tak mau dan 28 persen sisanya tak yakin.
Bush dan mayoritas responden yakin, dengan melintasi waktu ke masa lalu dan membunuh Hitler saat ia masih kecil bisa mencegah terjadinya Perang Dunia II dan kekejaman kamp konsentrasi -- dua hal yang dipercaya bakal menyelamatkan nyawa jutaan orang.
Baca Juga
Namun, seperti yang disinggung Bush, 'membunuh bayi Hitler' mungkin justru berakibat lebih buruk. Akibat butterfly effect. Efek kupu-kupu.
Dikutip dari Daily Mail, efek kupu-kupu adalah perubahan kecil pada satu tempat dalam suatu sistem non-linear dapat mengakibatkan perbedaan besar dalam keadaan kemudian.
Atau dengan kata lain, kesalahan yang sangat kecil akan menyebabkan bencana pada kemudian hari.
Istilah efek kupu-kupu kali pertama dipakai oleh Edward Norton Lorenz, merujuk pada sebuah pemikiran bahwa kepakan sayap kupu-kupu di hutan belantara Brasil -- yang secara teoritis dapat memicu tornado di Texas beberapa bulan kemudian.
Yang pasti, Jeb Bush mengharapkan perubahan besar dalam kampanyenya menuju Pilpres 2016. (Ein/Yus)