Liputan6.com, Jakarta - Pertemuan bilateral terakhir yang dilakukan Presiden Joko Widodo atau Jokowi adalah pertemuan dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Ban Ki-moon di KLCC, Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu 22 November.
Sekjen PBB memberikan apresiasi terhadap peran Indonesia dalam berbagai isu global antara lain upaya penanganan isu irregular migration serta upaya pemberantasan terorisme dan ekstrimisme.
Baca Juga
Daftar Pemain Abroad yang Dipanggil untuk Timnas Indonesia di ASEAN Mitsubishi Electric Cup 2024, Idola Para Pencinta Bola Tanah Air
ASEAN Youth Fellowship 2024, Pemimpin Muda Bersatu untuk Masa Depan ASEAN yang Terhubung
Presiden Prabowo Saksikan Serah Terima Kepemimpinan Kaukus ASEAN-ABAC dari Indonesia ke Malaysia
"Sekjen PBB menghargai upaya Indonesia untuk menampung irregular migrants yang masuk ke Indonesia,"ucap Jokowi melalui Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana, Minggu, 22 November 2015.
Advertisement
Untuk itu, pada bulan September 2016 PBB akan menyelenggarakan KTT mengenai imigran dan akan mengundang Jokowi untuk hadir.
Mengenai upaya pemberantasan ekstremisme dan terorisme, Sekjen PBB menghargai pendekatan Indonesia yang mengkombinasikan pendekatan keamanan dan hukum dengan pendekatan budaya dan agama.
Dalam pertemuan itu, presiden mendukung penuh agenda untuk pembangunan berkelanjutan.
Baca Juga
Agenda tersebut telah diintegrasikan dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional Indonesia 2015-2019 dan mendorong kemitraan global antarnegara dengan pemangku kepentingan dalam implementasi agenda.
Presiden juga menjelaskan mengenai kebakaran hutan dan lahan gambut serta upaya yang telah dilakukan Indonesia.
“Upaya maksimal telah dilakukan Indonesia untuk pemadaman kebakaran dan menyusun upaya pencegahan kebakaran lahan gambut,” kata Jokowi. (Ron/Dan)