Liputan6.com, Brussel - Arsitek Belgia Vincent Callebaut menggambar desain arsitektur sebuah kota futuristik. Uniknya, kota didesain ada di bawah laut, dan direncanakan dibangun dari limbah plastik.
Callebaut menamakan kota 'Aequorea'. Kota akan dibangun 1000 meter dibawah permukaan laut, dan bangunan-bangunannya dibuat dengan pencetak 3 dimensi dari bahan plastik bekas, dilaporkan Dezeen, Selasa (29/12/2015).
Advertisement
Digambarkan sebagai "'oceanscraper' yang dicetak 3 dimensi dengan sampah dari tujuh benua", Aequorea merupakan kota air fiktif di teluk Rio de Janeiro. Nama kota diambil dari jenis ubur-ubur yang bisa menyala, aequorea victoria.
Menurut Callebaut, konsep ini dimaksudkan untuk menekan keterbatasan sumber bahan bangunan di daratan, dan perlunya membersihkan "genangan limbah petroleum yang menjijikkan", berasal dari pembuangan plastik ke lautan.
Desain kota merupakan bagian teranyar dari proyek konsepsual dari Callebaut, yang juga meliputi desain sistem transportasi yang ditenagai rumput laut, dan kota pertanian 'farmscrapers'.
Baca Juga
Callebaut mempresentasikan ide ini dalam bentuk sebuah surat. Ia menulis untuk 'orang-orang bumi', menuturkan bagaimana mereka saat ini tak berhati-hati 'menggadaikan nasib generasi mendatang. Tulisan disampaikan atas nama karakter fiktif yang dinamakan 'Oceane based Aequorea ', seorang penduduk yang disebut 'aquanaut' dan bertanggal 24 Desember 2065.
"Ketika kakek saya menceritakan gaya hidupnya di daratan, rasanya di masa kini mustahil menerapkannya," tulis si 'aquanaut'. "Mereka mengonsumsi kota seakan-akan itu barang dagangan, bukannya sesuatu untuk kepentingan bersama yang seharusnya dijaga dengan baik dalam simbiosisnya dengan alam.
Bangunan bawah laut berkubah dengan luas diameter 500 meter menyediakan akses ke lingkungan bawah laut. Seluruh arsitektir akan dibuat dari algoplast, bahan campuran yang dibuat dari alga dan sampah. Bahan daur ulang ini akan dicetak 3 dimensi, membuat 1.000 menara yang didesain untuk mengakomodisi 20.000 'aquanaut'.
Penduduk akan menggunakan sumber energi baru, bukan bahan bakar gas. Untuk bernafas di bawah laut, mereka akan menggunakan masker insang.
Makanan akan dihadirkan dalam bentuk alga, plankton, dan moluska. Sementara kebun buah dan sayuran ada bangunan berbentuk serupa kulit kerang yang ada di atas permukaan laut.
Mata uang Aequo akan mendukung ekonomi kehidupan laut. Studi mengenai hewan laut akan menghasilkan penemuan obat kanker, AIDS, dan penyakit jantung.
Surat ditutup dengan peringatan: "Jangan lupakan ini: lautan memproduksi 50 persen oksigen planet bumi. Lautan adalah paru-paru paling aktif! Setara untuk membersihkan dan menata ulang kehidupan kita, bukankah begitu?"