Liputan6.com, Vancouver - Seorang perempuan tua di sebuah bus mampu menaklukkan pria muda yang sedang mengamuk. Aksi sang nenek yang kalem dan penuh kelembutan itu mampu padamkan emosi pemuda tersebut membuat ribuan netizen terharu.
Momen itu tertangkap oleh Ehab Taha, pemuda 26 tahun dari British Columbia, Kanada. Saat itu ia tengah menggunakan SkyTrain dari Vancouver ke Surrey.
Saat itu seluruh penumpang tengah menikmati perjalanan di malam hari. Semua tenang. Tiba-tiba seorang pemuda mulai bertingkah mengesalkan. Ia memaki, berteriak dan mondar-mandir tak karuan di kereta itu.
Advertisement
Para penumpang termasuk Ehab mulai merasa tak nyaman. Kelakuannya si pria makin kasar. Seperti orang dengan masalah kejiwaan.
Ehab mulai berpikir untuk pergi ke gerbong lain, namun urung karena melihat seorang penumpang lain melakukan sesuatu yang luar biasa.
Baca Juga
"Saat orang lain takut, tapi tidak dengan wanita tua itu. Alih-alih mengusir pemuda tersebut, ia malah menarik tangannya dan menggenggamnya hingga ia tenang, lalu duduk tanpa suara dan matanya berkaca-kaca," tulis Ehab yang lalu memutuskan memposting kisah itu ke Facebook, seperti dilansir dari Daily Mail, Jumat (19/02/2016).
Selama 20 menit, kata Ehab, pria itu duduk dengan tenang menggenggam tangannya. Lalu ia turun di sebuah stasiun, sambil berkata, "Terima kasih, nenek," kepada si perempuan itu dan keluar dari kereta.
"Aku langsung mendekati sang nenek, dan ia tiba-tiba berkata, 'saya seorang ibu, dan ia butuh seseorang untuk menyentuhnya'." Dan tak lama kemudian, perempuan itu menangis."
"Si nenek juga berkata kepadaku, 'jangan takut dan menghakimi orang asing di bus, di sini kesenjangan sosial sungguh terbentang'."
Momen itu terjadi pada 28 Januari lalu, namun Ehab memutuskan men-share kisahnya baru-baru ini. Ia memposting foto d Facebook memperlihatkan seorang pria botak memakai jaket kulit duduk di lantai kereta sementara ia menggenggam tangan seorang nenek yang duduk di bangku.
Dalam sekejap, kisahnya langsung diminati. Ribuan netizen terharu dan di-share hingga 31.000 kali.
"Awalnya aku enggan mengambil foto mereka dan mempostingnya di media sosial, demi menghormati privasi mereka. Tapi akhirnya aku putuskan melakukan itu  karena aku ingin mengingat kebaikan seseorang," kata Ehab.
"Ini luar biasa melihat dampak dari sentuhan manusia kepada sesamanya. Daripada takut, lebih baik kita rangkul dan bantu mereka," tutup Ehab.