Liputan6.com, Jakarta - Pada hari ini, 143 tahun lalu tepat tanggal 22 Maret, pemerintah Spanyol mengesahkan undang-undang penghapusan perbudakan di Puerto Rico. Peraturan itu membebaskan total 29.335 ribu budak, baik perempuan maupun laki-laki. Jumlah mereka 5 persen dari total populasi negeri itu.
Asal muasal budak datang Puerto Rico terjadi saat Spanyol membawa serta orang-orang dari Afrika untuk mencari emas di negara kecil di kawasan Karibia itu pada Abad ke-15.
Baca Juga
Para tuan tanah pemilik budak itu mendapatkan kompensasi karena 'properti' mereka dihilangkan. Tiap 1 budak, kepala mereka diganjar 35 juta paseta atau sekitar US$ 200.000. Namun, para budak tidak otomatis bebas. Mereka diwajibkan bekerja selama 3 tahun kemudian setelah uang pengganti diberikan kepada majikannya, seperti dilansir dari enciclopediapr.org.
Advertisement
Selama 5 tahun ke depan, para budak juga tidak memiliki hak politik. Kendati demikian, keputusan itu dirayakan oleh seluruh warga.
Dan ketakutan budak kulit hitam menyerang kulit putih yang seperti terjadi di bagian lain wilayah Karibia tidak terjadi di Puerto Rico. Semenjak saat itu, 22 Maret dirayakan sebagai Hari Emansipasi Nasional. Hingga kini, merupakan hari libur nasional yang diisi dengan berbagai festival.
Peristiwa bersejarah lainnya terjadi pada 1979. Duba Besar Inggris di Belanda ditembak mati di rumah dinasnya di Den Haag.
Dua orang penembak meletuskan senjata ke arah Sir Richand Sykes saat ia meninggalkan rumah dinasnya menuju kantornya bersama pengawalnya, Karel Straub.
Sir Richard saat itu berusia 58 tahun dan pengawalnya berusia 19 tahun tewas seketika.
Kedua orang pelaku adalah anggota dari IRA.
Sejarah lainnya adalah pada tahun 1995 adalah momentum kembalinya antariksawan Valeriy Polyakov dari luar angkasa. Setelah menetapkan rekor 438 hari di luar Bumi.