Liputan6.com, Tokyo - Gempa dengan kekuatan 7,3 SR mengguncang Prefektur Kumamoto pada Sabtu dini hari 16 April 2016. Lindu itu menewaskan 41 orang dan melukai lebih dari 250.
Menurut keterangan pers Kementerian Luar Negeri, tidak ditemukan Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban jiwa.
Hal ini disebabkan warga Indonesia yang area terdampak gempa telah mengungsi ke tempat aman. Ada 83 orang WNI yang sebagian merupakan pelajar dan keluarganya mengungsi di fasilitas gimnasium Universitas Kumamoto, 24 di antaranya anak-anak.
Advertisement
Gempa juga melanda kota Beppu, Prefektur Oita, --130 kilometer dari Kumamoto, pada Minggu 17 April. Ada sekitar 350 WNI di kota itu.
Baca Juga
KBRI Tokyo telah berkomunikasi dengan Ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Oita yang mengatakan, kondisi Beppu relatif lebih baik dibanding Kumamoto karena skala gempa yang dirasakan hanya 3 hingga 5 SR.
Namun demikian, terjadi penipisan bahan makanan dan minuman di toko-toko karena diborong panic buying untuk menyimpan persediaan apabila terjadi gempa yang lebih besar.
Menurut Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra dalam pesan singkatnya kepada Liputan6.com, Senin (19/4/2016), pihak KBRI Tokyo telah mengirim petugas ke daerah terdampak.
"Dua Atase dan Koordinator Fungsi Pendidikan dan Protokoler, Bapak Agus Heriyana dan Ibu Alinda Zein dibantu staf sudah ada di Kumamoto dan Oita," kata Dubes Yusron dalam pesan singkatnya.
"Dua Satgas yang dikirim sebelumnya, Bapak Agus dan Saudara Agung, sedang balik ke Tokyo sedang menyiapkan logistik tahap II yang akan dikirim segera ke lokasi," lanjutnya.
Untuk warga Indonesia di dua prefektur terdampak, Dubes Yusron mengimbau agar tetap berkelompok.
"Saya mengimbau warga untuk tetap berkelompok dan tidak terpisah agar mudah dikoordinasikan, jika ada hal yang diperlukan, segera hubungi hotline kami," tandasnya.
Hotline KBRI Tokyo adalah: +818035068612. KJRI Osaka adalah: +818031131003.
"Kami siaga terus 24 jam/hari, atau kontak PPI untuk meminta informasi atau bantuan, kami akan upayakan bantuan dan evakuasi" tukas dubes Yusron.
Dalam penanganan kondisi darurat gempa di Kumamoto dan Beppu, KBRI Tokyo melakukan koordinasi yang erat dengan Kemlu Jepang, Pemerintah Kota setempat, Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) dan tokoh masyarakat Indonesia.