Liputan6.com, Orlando - Minggu dini hari, 12 Juni 2016, Mina Justice nyaris terlelap ketika ia menerima pesan pendek atau SMS dari putranya, Eddie.
Lepas malam itu, Eddie Justice sedang berada di klub malam Pulse di Orlando, yang populer di kalangan LGBT.
"Mommy I love you," -- 'Ibu aku mencintaimu' demikian bunyi pesan pertama yang diterima Mina, seperti dikutip dari situs WDAM, Senin (13/6/2016).
Jarum jam kala itu menunjuk ke pukul 02.06 waktu setempat. "Di klub, ada penembakan."
Mina pun mencoba menghubungi putranya. Namun, tak ada jawaban dari pemuda 30 tahun itu.
Merasakan firasat bahaya, dalam kondisi setengah terjaga, perempuan itu mengirimkan pesan pendek. "Kau baik-baik saja."
Pada pukul 02.07, Eddie menulis, "terjebak di kamar mandi." Saat Mina menanyakan di klub mana ia berada, sang putra menjawab, "Pulse. Tengah kota. Hubungi polisi."
"Aku akan mati," jawab Eddie sekitar pukul 02.08.
Baca Juga
Mina kemudian menghubungi layanan darurat 911. Ibu dan anak tersebut kemudian beberapa kali bertukar pesan.
Hingga pada pukul 2.49, Eddie kembali mengirim pesan. "Cepat," tulis dia. "Pria itu ada di kamar mandi bersama kami."
Mina menjawab,"Apakah pria tersebut berada di kamar mandi bersamamu?"
Pada pukul 02.50, Eddie kembali mengirim pesan. "Dia teroris. Disusul pesan terakhirnya beberapa menit kemudian. "Ya," demikian bunyi pesan tersebut.
Eddie bekerja sebagai akuntan dan tinggal di apartemen di tengah kota Orlando. Mina sudah lama tahu putranya adalah penyuka sesama jenis.
Setelah komunikasi dengan putranya terputus, hati Mina tak karuan rasanya. Ia berusaha mencari tahu nasib buah hatinya itu.
Firasat Buruk
Advertisement
Seperti dikutip dari Palm Beach Post, Mina dan sejumlah anggota keluarganya tiba di Orlando Regional Medical Center, berharap menemukan Eddie. Namun, ia tak ada di sana.
"Anakku, anakku," Mina berurai air mata di rumah sakit tersebut.
Firasat buruk merasuki hatinya. "Aku merasakannya, aku merasakan hal buruk terjadi," kata dia.
Eddie Jamoldroy Justice, 30 tahun dinyatakan meninggal dunia. Ia adalah salah satu dari 49 orang yang tewas dalam tragedi penembakan di Orlando.
Eddie ada dalam 26 nama korban jiwa yang kali pertama dirilis pihak kota Orlando.